Film bertema spionase biasanya banyak digemari para pengunjung bioskop. Inilah alasannya mengapa film James Bond hingga sekarang masih ditunggu-tunggu kisah terbarunya.
Padahal dari awal kemunculanya lewatDr No tahun 1962 hingga Spectre pada tahun 2015 lalu, resep James Bond selalu sama yakni kombinasi antara jagoan ganteng ditambah wanita cantik yang mahir berkelahi dan kebut-kebutan di jalan. Bahkan Bond dikisahkan juga mahir menerbangkan pesawat.
Tokoh Jason Bourne yang diciptakan novelis Robert Ludlum difilmkan dengan resep serupa dengan James Bond. Namun Ludlum yang bekas anggota Marinir AS menciptakan Bourne sebagai jagoan yang lebih membumi. Ini bisa dilihat sejak kemunculan Bourne yang pertama kali dalam film Bourne Identity (2002).
Berbeda dengan James Bond yang tetap terlihat rapi, bersih, tanpa luka maupun memar walupun habis berkelahi dengan lawannya, Bourne ditampilkan realistis sesuai situasi yang dihadapinya. Bourne bisa tampil dengan wajah babak belur, memar atau pakaian lusuh dan compang camping setelah berkelahi dengan lawannya.
Film Jason Bourne yang kembali disutradarai oleh Paul Greengrass dibuka dengan penggambaran bagaimana Bourne (diperankan oleh Matt Damon) menyambung hidup dalam pelariannya. Hidup sebagai petarung bayaran di pedalaman Yunani mesti dilakoninya hingga akhirnya Nicky Parsons (Julia Stiles) kembali menyeret Bourne dalam intrik dunia intelijen.
Parsons yang berhasil membobol bank data intelijen menemukan data otentik tentang siapa sebenarnya Bourne. Namun di sisi lain, aksi Parsons dipantau oleh Heather Lee (Alicia Vikander) yang merupakan penanggung jawab operasi cyber di lembaga yang dulu mempekerjakan Bourne. Pembobolan data tersebut juga membuat gusar atasan Lee, yakni Robert Dewey (Tommy Lee Jones). Â Sang atasan khawatir terhadap sepak terjang Bourne yang bisa membuka segala penyelewengan operasi di lembaga yang dipimpinnya.
Akhirnya Dewey memerintahkan anak buahnya untuk  memburu Bourne termasuk mengerahkan agen andalannya yang dikenal dengan sebutan Asset (Vincent Cassel). Aksi perburuan terhadap Bourne yang dilakukan para agen rahasia itulah yang membuat adegan-adegan dalam film ini sangat seru dan menegangkan. Adegan-adegan perkelahian jarak dekat khas Jason Bourne, kejar-kejaran dengan sepeda motor maupun mobil serta adu tembakan mulai dari Yunani, Jerman hingga Las Vegas menjadi bumbu utama yang sangat menarik. Ini masih ditambah dengan penggambaran pelacakan keberadaan  Bourne melalui dunia Cyber yang seolah mengingatkan pada penonton bagaimana teknologi bisa melanggar privasi seseorang.
Film Jason Bourne memang bukan merupakan suatu film dengan twisted plot yang berakhir dengan kejutan-kejutan tetapi jati diri Bourne yang misterius sejak film Bourne Identity (2002) lambat laun terungkap dalam film ini.
Kemampuan Bourne untuk bertahan hidup dan mengalahkan agen-agen rahasia nomor satu misalnya ternyata ditopang oleh pengalamannya sebagai mantan Kapten dalam pasukan khusus. Ada misteri-misteri lain dalam kehidupan Bourne yang terungkap lewat rangkaian kisah dan adegan dalam film ini.
Paul Greengrass yang sudah beberapa kali bekerjasama dengan Matt Damon memang terlihat memiliki keahlian dalam meramu film-film berbau cerita spionase dan konspirasi seperti juga bisa dilihat dalam film Green Zone (2002).
Ini membuat film Jason Bourne terasa padu dengan sosok Jason Bourne dalam imajinasi novelis Robert Ludlum yang juga dikenal sebagai novelis dengan spesialisasi cerita konspirasi. Makanya jika anda sedikit kecewa dengan kisah James Bond dalamSpectre yang terasa kurang greget, menonton Jasson Bourne mungkin bisa mengobati kekecewaan anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H