Mohon tunggu...
Endiarto Wijaya
Endiarto Wijaya Mohon Tunggu... Lainnya - Padawan

Menulis dan memotret kehidupan nyata adalah kegemaran saya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Spectre : Revitalisasi Sosok James Bond Dalam Bayang-Bayang Kepopuleran Jason Bourne dan Carrie Mathison

9 November 2015   11:42 Diperbarui: 9 November 2015   21:57 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak film petualangan James Bond berjudul Dr No muncul pada 1962 hingga Spectre yang mulai ditayangkan di Indonesia tanggal 6 November 2015 ini, berarti sudah 24 kali tokoh mata-mata itu muncul di layar lebar. Namun jika Never Say Never Again yang dibintangi Sean Connery dihitung sebagai film Bond, berarti Spectre adalah film yang ke 25. Dalam kurun waktu 50 tahun sejak kehadirannya tokoh fiktif ciptaan Ian Fleming ini ditonton oleh lintas generasi. Mulai generasi yang lahir sebelum Perang Dunia II yang ketika Dr No ditayangkan pada 1962 sudah berusia setengah abad lebih, hingga generasi yang lahir ketika Bond mulai diperankan oleh Pierce Brosnan sejak 1995 dalam film Golden Eye.

Dalam kurun waktu lebih dari 50 tahun itu, petualangan James Bond direvitalisasi melalui pergantian pemeran Bond hingga penyesuaian visualisasi cerita dengan perkembangan teknologi, perkembangan politik dan tentu saja perkembangan mode. Teknologi yang terlihat dalam film From Russia With Love (1963) tentu berbeda dengan yang terlihat dalam film James Bond era Daniel Craig. Apalagi sosok “Q” (Quartermaster) yang menciptakan alat-alat canggih James Bond sejak film Skyfall digambarkan sebagai seorang jenius komputer diperankan oleh Ben Whishaw.

[caption caption="Satu adegan dalam Spectre (http://screenrant.com)"][/caption]

Spectre yang berarti hantu dalam konteks kisah petualangan James Bond sebenarnya adalah nama suatu sindikat kejahatan yang menjadi musuh bebuyutannya sejak lama. Sindikat tersebut menamakan diri sebagai SPECTRE yang merupakan kepanjangan dari Special Executive for Counter-Intelligence, Terrorism, Revenge and Extortion. Sindikat itulah yang selalu menghantui kehidupan dan mengganggu ketenteraman Bond. SPECTRE menewaskan sejumlah orang yang dikenal dekat dengan James Bond, termasuk atasannya “M” yang terbunuh sebagaimana dikisahkan dalam film Skyfall.

Sebagaimana lazim terlihat dalam film-film James Bond sebelumnya, Spectre dibuka dengan adegan menegangkan ketika agen rahasia itu beraksi dalam pengejaran penjahat berbahaya bernama Marco Sciarra (Alessandro Cremona). Adegan pengejaran yang dilakukan di tengah-tengah perayaan Hari Orang Mati di Mexico City memang sungguh mempesona. Adanya deretan bangunan-banguna  kuno berarsitektur eksotis dan warna-warni kostum pada perayaan itu mengantarkan kita pada satu kesimpulan bahwa film ini dibuat dengan dukungan pemerintah setempat untuk promosi wisata.

Pemanfaatan film-film Bond sebagai ajang promosi wisata dan aneka produk memang bukan hal aneh. Setelah adegan pengejaran di Mexico City, rangkaian adegan selanjutnya juga tidak lepas dari unsur promosi. Mulai jam tangan, telepon seluler, mobil hingga pistol adalah produk-produk yang dipromosikan dalam film ini. Meskipun Ashton Martin menjadi mpbil pilihan favorit Bond, Spectre menampilkan juga adegan pengejaran dengan menampilkan mobil Land Rover. James Bond yang memiliki pistol andalan Walther PPK, ternyata sempat pula divisualisasikan memegang Sig Sauer.

Tapi lupakanlah unsur promosi dalam film yang disutradarai oleh Sam Mendes ini! Tak hanya film-film Bond, promosi juga biasa diketemukan di film-film lain. Sebab dengan cara itu produksi film bisa berjalan. Lalu apa yang mesti diperhatikan? Entah apa yang ada dalam pikiran John Logan dan kawan-kawan ketika menulis skenario Spectre. Setelah pengejaran di Mexico City yang membuat Bond sempat ditegur oleh “M” (diperankan oleh Ralph Fiennes) karena dinilai menyebabkan banyak kerusakan di kota tua itu, agen rahasia ini terlihat galau dan mencoba untuk menelusuri masa lalunya. Dengan memanfaatkan data dalam sisa-sisa dokumen yang terselamatkan setelah kebakaran Puri Skyfall, Bond berupaya mengejar musuh bebuyutannya, yakni Boss Sindikat SPECTRE.

Jika anda merupakan penggemar film-film laga atau penggemar berat film-film James Bond, rangkaian adegan dalam Spectre penuh aksi-aksi menegangkan namun memanjakan mata. Tetapi jika anda mencoba menempatkan Spectre dalam konteks perkembangan situasi keamanan global jaman sekarang, anda bisa kecewa. Betapa tidak? Dengan aneka ragam ancaman keamanan global jaman sekarang yang diwarnai oleh egoisme serta visi fatamorgana kelompok-kelompok ekstrimis dan kelompok-kelompok radikal, James Bond malah sibuk menjalankan misi mengejar sosok dari masa lalu yang menghantui hidupnya. Seandainya tim penulis skenario dan sutradara agak lebih jeli dengan memasukkan unsur situasi keamanan global jaman sekarang, barangkali Spectre akan menjadi film yang lebih menarik.

Meskipun demikian, suatu karya fiksi memiliki kebenaran atau plausibilitas sendiri. Begitu pula cerita yang divisualisasikan dalam film, termasuk Spectre. Cerita dalam film memiliki kebenarannya sendiri. Kecuali film dokumenter yang harus sesuai dengan fakta sejarah, film fiksi boleh mengisahkan apa saja sesuai apa kata penulis skenario.  

Di sisi lain, perlu dimaklumi bersama bahwa James Bond bukan satu-satunya tokoh spionase dalam dunia hiburan. Beberapa tahun terakhir muncul tokoh spionase Jason Bourne yang dipopulerkan oleh Matt Damon dan konon seri terbarunya akan ditayangkan di bioskop tahun 2016. Selain itu ada pula tokoh Carrie Mathison dari serial TV Homeland yang di Indonesia ditayangkan di Channel FX televisi berlangganan.   

Sosok Jason Bourne yang diciptakan oleh Robert Ludlum kerap dianggap sebagai kompetitor James Bond karena inisial nama kedua tokoh tersebut sama-sama “JB”. Jason Bourne bisa memiliki penggemar banyak antara lain karena visualisasi sosoknya yang membumi. Misalnya, berbeda dengan James Bond yang kerap tampil necis dan terlihat “super”, Bourne tampil berpakaian seperti orang kebanyakan yang bisa terluka parah atau babak belur jika dicederai musuhnya. Tapi coba perhatikan bagaimana penampilan Bond dalam Spectre! Meskipun berlarian di tengah-tengah reruntuhan gedung, Bond tidak terlihat lusuh dan acak-acakan. Bond tetap bisa tampil dengan jas rapi dan hanya sedikit berkeringat.

Sedangkan sosok Carrie Mathison sebagai seorang wanita yang bekerja di dunia spionase berhasil diperankan dengan baik oleh Claire Danes dalam film Homeland hingga memasuki Season ke-5 yang sedang dalam proses tayang di beberapa negara. Serupa dengan Bourne, Carrie Mathison ditampilkan sebagai sosok wanita dengan penampilan seperti orang kebanyakan yang bisa didera kesedihan maupun dicederai oleh lawannya. Visualisasi Mathison sebagai perempuan berkarakter kuat di dunia pekerjaaan yang didominasi oleh laki-laki menjadi daya tarik khusus serial Homeland ini.

Suatu film biasanya akan lebih mudah dinikmati jika ceritanya  mengandung realita yang bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari atau sesuai dengan situasi dunia masa kini. Moga-moga para pemegang franchise James Bond tidak melupakan rumus tersebut di film-film mendatang sehingga meskipun sudah lebih dari 50 tahun sosoknya tampil di bioskop-bioskop seluruh dunia, penggemarnya tetap banyak dan berasal dari lintas generasi. Akan lain ceritanya jika rumus tersebut terlupakan. James Bond mungkin akan bisa dijauhi penggemarnya. Apalagi ketika menciptakan James Bond, Ian Fleming yang mantan intelijen AL Inggris pada era Perang Dunia II barangkali tidak pernah memperkirakan bahwa tokoh ciptaannya di masa mendatang akan memiliki pesaing seperti Jason Bourne maupun Carrie Mathison.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun