Sebagai seorang sineas yang terbiasa menciptakan ketegangan-ketegangan lewat adegan mencekam film-film horror, Wan memberi warna ketegangan-ketegangan yang menarik secara sinematografis dalam film ini. Adegan saling tabrak, mobil-mobil yang terjun bebas dari pesawat serta ketegangan yang tercipta ketika Toretto dan Brian terkepung dalam gedung tinggi di Abu Dhabi menciptakan ketegangan-ketegangan yang juga bisa memicu adrenalin para penonton. Kreativitas James Wan untuk memvisualisasikan adegan yang menampilkan upaya Dominic Toretto dan Brian O’Conner dengan mengendarai mobil Lykan Hypersport untuk meloloskan diri dari kepungan dengan cara “terbang” menerabas tiga gedung pencakar langit di Abu Dhabi adalah adegan yang masih langka ditemui di film-film lain dan tidak ada dalam sequel Fast and Furious sebelumnya.
Produser Fast and Furious rupanya juga ingin mendapat keuntungan lebih besar dari film ini dibandingkan dengan film-film sebelumnya. Tidak cukup dengan hanya menampilkan The Rock, dilibatkannya Jason Statham dalam film ini memang menambah daya tarik. Statham yang kerap menampilkan karakter berdarah dingin namun berkarisma dalam film-filmnya memiliki segmen penggemar tersendiri. Meskipun demikian, peran sebagai Deckard Shaw yang diceritakan sebagai seorang mantan anggota pasukan khusus dan terampil mengemudikan mobil sangat tipikal bagi dirinya. Sebab, nama Statham telah melejit sebelumnya setelah memerankan tokoh sebagai mantan anggota pasukan khusus yang mahir bela diri dan mengemudikan mobil dalam film The Transporter (2002), Transporter 2 (2005) serta Transporter 3 (2008).
Dalam Fast and Furious 7 ini, sosok Letty Ortiz (Michelle Rodriguez) juga semakin ditampilkan sebagai sosok perempuan jagoan. Kelihaiannya dalam bertarung berhasil mempecundangi tentara-tentara wanita yang mencoba menangkapnya ketika terjebak dalam gedung di Abu Dhabi. Walau tidak dikenal sebagai artis berlatar belakang ilmu beladiri, Michelle Rodriguez barangkali bisa menjadi pesaing artis-artis laga seperti Scarlett Johansson (The Avengers) dan Mila Jovovich (Resident Evil).
Satu perhatian khusus dalam film ini tentu diarahkan pada sosok Brian O’Conner yang diperankan oleh Paul Walker. Setelah Paul Walker meninggal pada 2013, proses produksi film ini sempat terhenti beberapa saat sebelum akhirnya diputuskan untuk melibatkan dua saudara kandung Paul Walker, yakni Caleb dan Cody Walker. Melalui teknik Computer-Generated Imagery (CGI), wajah dua saudara kandung Paul diolah sedemikian rupa sehingga sangat mirip dengan almarhum kakak mereka. Dalam berbagai berita disebutkan bahwa Paul Walker sudah menyelesaikan 50 persen bagiannya dalam film ini. Tetapi ketika kita melihat keseluruhan adegan yang menampilkan sosok Brian O’Conner, sangat sulit untuk membedakan mana Paul Walker yang asli dan mana yang merupakan produk CGI. Teknik grafik komputer sudah sedemikian majunya sehingga produk CGI yang dipakai malah bisa mendukung keutuhan suatu film.
Film ini sekaligus juga merupakan film perpisahan Paul Walker dengan dunia petualangan ala Fast and Furious. Visualisasi adegan disertai dialog perpisahan Paul dengan dunia petualangan yang dimotori oleh Toretto lumayan mengharukan namun filosofis. Dalam kehidupan nyata, seseorang kerap dihadapkan pada beberapa pilihan dan harus memilih mana yang lebih penting dalam hidupnya. Brian diceritakan lebih memilih untuk menjalani kehidupan damai bersama Mia dan anaknya. Bagi Brian, mengurusi keluarganya lebih penting dibanding menghadapi beragam bahaya dalam petualangan-petualangan berisiko tinggi. Perbedaan pilihan hidup antara Brian dan Dominic Toretto divisualisasikan melalui adegan diambilnya rute jalan yang berbeda dalam penutup film ini.
Menonton hasil karya sineas berdarah Asia James Wan ini di bioskop akan sangat lebih seru dan menegangkan dibanding menikmati lewat video atau layar komputer dengan mengunduhnya lewat youtube atau situs-situs lain. Suara atau bunyi-bunyian otentik produk olahan Dolby Digital, datasat dan Sony Dynamic Digital Sound hanya bisa dinikmati secara lengkap di bioskop. Mulai suara deru mesin mobil berkekuatan tinggi dan terpaan angin yang menimpa tali-tali parasut bisa dirasakan secara mendetil hanya dengan menonton di bioskop.
Secara visual, gambar yang ditampilkan berkat dukungan duet sinematografer kawakan Stephen F. Windon dan Mark Spicer juga terasa sangat lebih hidup dinikmati di layar lebar. Dalam produksi film ini, mereka menggunakan perangkat-perangkat videografi seperti kamera Arri Alexa XT dan Arricam LT yang didukung oleh lensa Zeiss Master Prime dan Angenieux optimo Lenses. Produk visual seperti itu juga akan terasa lebih hidup dan memanjakan mata jika dinikmati di bioskop daripada mengunduh di layar komputer yang mengurangi kwalitas gambar karena antara lain ukuran layar komputer sangat lebih kecil dibandingkan dengan ukuran layar bioskop.
Apakah akan ada seri kelanjutan dari Fast and Furious 7? Kabarnya Lucas Black yang memerankan Sean Boswell dalam film ini sudah menandatangani kontrak untuk dua sequels Fast and Furious selanjutnya. Bintang yang juga memerankan Agen NCIS Christopher Lasalle dalam serial NCIS:New Orleans ini menjadi pemeran utama dalam The Fast and The Furious: Tokyo Drift (2006). Apakah posisi Brian O’Conner dalam tim Dominic Toretto akan digantikan oleh Sean Boswell? Kita tunggu saja.
