Mohon tunggu...
Endiarto Wijaya
Endiarto Wijaya Mohon Tunggu... Lainnya - Padawan

Menulis dan memotret kehidupan nyata adalah kegemaran saya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Fast & Furious 6: Camilan Aneka Rasa ala Hollywood

24 Mei 2013   14:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:05 1605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Agen DSS Luke Hobbs (Dwayne “The Rock” Johnson) dihadapkan pada kasus perampokan di Moscow yang dilakukan oleh para penjahat dengan kemahiran mengemudikan mobil dalam kecepatan tinggi, dia menyadari bahwa untuk mengungkap kasus semacam itu diperlukan orang-orang dengan kemampuan setara. Bagi Hobbs, serigala hanya dapat dikalahkan oleh serigala. Itulah alasannya mengapa dia segera menghubungi Dominic Toretto (Vien Diesel) dan kawan-kawan untuk meminta bantuan.

Walaupun Toretto  dulu pernah merepotkan Hobbs dalam kasus perampokan besar di Rio De Janeiro (Fast & Furious 5), agen pemerintah AS tersebut menganggap Toretto dan kawan-kawan setimnya sebagai aset yang dapat membantu tugas-tugasnya. Akhirnya Hobbs pun benar-benar pergi menemui Toretto yang tengah mengasingkan diri.

Pada mulanya, Toretto merasa enggan menerima misi yang ditawarkan oleh agen Diplomatic Security Service itu. Tetapi ketika Hobbs menunjukkan data-data intelijen bahwa Leticia “Letty” Ortiz masih hidup dan diduga kuat menjadi anggota kelompok yang sedang diburu, Toretto akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran Hobbs. Apalagi, agen plontos itu juga menawarkan pengampunan dari segala dakwaan dan bebas kembali ke AS jika misinya berhasil. Untuk menjalankan misi itu, Toretto segera mengontak kawan-kawan setimnya. Mulai dari Brian O’Conner (Paul Walker) yang merupakan partner utama sekaligus saudara iparnya hingga jagoan yang gemar melucu, yakni Roman Pearce (Tyrese Gibson).

[caption id="attachment_245145" align="alignnone" width="650" caption="Source : hdwallpapers.in"][/caption] Tak lama setelah tim Toretto dikumpulkan, para buronan yang dipimpin oleh Owen Shaw (Luke Evans) berhasil diketahui lokasinya. Namun ternyata mereka bukan lawan yang mudah ditaklukkan bagi Toretto, O’ Conner dan kawan-kawannya. Owen yang mantan anggota pasukan khusus dan memiliki keahlian pertempuran dengan kendaraan berkecepatan tinggi serta didukung oleh sederetan jagoan benar-benar tak mudah dikalahkan.

Dengan teknik penyesatan dan kemampuan demolisi, Owen yang sudah terkepung malah bisa melumpuhkan polisi-polisi pengepungnya. Mobil Owen yang berpenampilan ala mobil formula dan dikenal dengan sebutan “flip car” bisa membalikkan mobil-mobil polisi pengejarnya. Kawan-kawan Toretto juga dibuat keteteran ketika kejar-kejaran di jalanan London melawan anak buah Owen seperti Jah yang diperankan aktor sekaligus atlet Judo asal Palembang, Joe Taslim.

Adu cerdik antara Toretto melawan Owen berlangsung dalam tempo ketegangan yang lumayan terjaga rapi di sepanjang film. Dari mulai awal hingga akhir, alur cerita film ini sebagai film aksi tidak mengalami kedodoran sehingga tidak membosankan atau membuat penonton tertidur. Apalagi film-film ini dibumbui pula oleh humor-humor segar yang dilontarkan oleh Roman Pearce. Penampilan Roman Pearce yang penuh humor  berhasil diperankan secara pas oleh Tyrese Gibson dan seolah mengimbangi penokohan Luke Hobbs (the Rock) yang tampil bak polisi berdarah dingin.

Bagi penonton Indonesia, kemampuan Joe Taslim sebagai atlet bela diri cukup menarik perhatian. Pada saat adegan perkelahian antara Jah melawan tiga orang polisi Inggris, atraksi bela diri yang ditampilkan sangat meyakinkan. Selain itu, Joe kembali menunjukkan kemampuan aksi bela dirinya dalam adegan ketika Jah mengalahkan Han (Sung Kang) dan Roman yang mengeroyoknya di Stasiun Waterloo dengan tangan kosong.

Penampilan Michele Rodriguez sebagai Letty dalam film ini juga semakin mengokohkan bintang berdarah Latin ini sebagai perempuan yang tampil kuat, mandiri dan bisa mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Para pembaca tentu ingat peran dia dalam film SWAT. Tetapi adegan perkelahiannya melawan Riley (Gina Carano) dalam film Fast & Furious 6 sungguh mengokohkan kemampuannya dalam melakukan adegan keras.

Daya tarik film ini tentu tidak bisa dipisahkan juga dari akting Vin Diesel yang juga merangkap sebagai produsernya. Perannya sebagai Dominic Toretto tidak dapat disangkal lagi semakin mengukuhkan namanya sebagai salah satu “action hero” dalam dunia perfilman Hollywood. Penampilan Vin Diesel yang lebih “membumi” dibandingkan tokoh seperti James Bond juga membuat Fast & Furious memiliki logika penokohan yang lebih mudah diterima banyak orang..

Akhir Fast & Furious 6 memang sudah bisa ditebak. Nasib tokoh antagonis, sudah bisa diramalkan sejak awal dalam film ini. Tetapi Justin Lin sebagai sang sutradara sungguh pandai meramu adegan-adegan dalam film sehingga bisa membuat mata penonton terus terfokus pada layar bioskop.  Adegan paling menegangkan dalam film ini tentu ketika Owen akhirnya harus berhadapan dengan Toretto di dalam pesawat angkut militer. Selain itu, adegan pada saat kawan-kawan Toretto mencoba menahan laju pesawat terbang besar dengan mobil-mobil mereka juga penuh ketagangan yang mempesona.

Jika kita umpamakan sebuah film sebagai camilan atau makanan ringan, Justin Lin berhasil menciptakan camilan aneka rasa dalam wujud film Fast & Furious 6 ini. Pertama, dia menggabungkan genre film kebut-kebutan mobil dengan genre film perampokan besar-besaran yang disertai adegan ledakan-ledakan. Apalagi sasaran perampokan gerombolan Owen dalam film ini ternyata adalah komponen peralatan militer yang canggih. Adegan ketika Jah (Joe Taslim) mengemudikan tank dan melindas banyak mobil di jalan raya juga sangat memukau.

Kedua, Fast & Furious 6 menampilkan bintang film dari berbagai negara. Ada yang berasal dari Inggris (Luke Evans), AS (Vien Diesel dkk), Spanyol (elsa Pataky) dan tentu Joe Taslim dari Indonesia.

Ketiga,  Fast & Furious 6 menampilkan berbagai jenis mobil, seperti Dodge Chalenger SRT8 dan Dodge Charger Daytona yang dikemudikan oleh Toretto. Ada juga Nissan GT-R dan Ford Escort Mark yang menjadi pegangan O’Conner. Sedangkan Letty Ortiz yang sempat adu balap dengan Toretto mengemudikan Jensen Interceptor dalam film ini. Paling unik tentu mobil yang dikemudikan oleh Hobbs, yakni mobil lapis baja Gurkha bikinan Terradyne Armored Vehicle inc.

Dibandingkan dengan film-film bertema berat, Fast & Furious 6 benar-benar sangat menghibur. Tak ada pesan-pesan yang berat dalam film ini. Anggaplah karya Justin Lin ini sebagai camilan aneka rasa yang enak dimakan. Meskipun demikian, film ini tidak bisa disebut sebagai film murahan. Sebagai suatu karya seni, Fast & Furious 6 merupakan produk kreativitas dan skill perfilman yang patut diacungi jempol.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun