Berbulan-bulan lamanya keduanya memisahkan diri dari masyarakat desa demi berlatih dan agar masyarakat tidak tertimpa bahaya, diburu anak buah Biru yang jahat. Saat keduanya telah menguasai jurus Melingkar Bumi, mereka menantang duel Biru demi merebut tongkat emas dan mengembalikan kedamaian di dunia persilatan yang sudah kacau balau karena ulah Biru dan Gerhana.
Pertarungan berlangsung dengan sangat hebat. Kedua pasangan sama-sama kuat dan handal. Pertarungan di mulai di arena Perguruan Tongkat Emas sampai ke gubuk tempat Cempaka dan keempat muridnya tinggal. Pertarungan berlangsung dengan sangat hebat dan keras, sampai akhirnya tongkat emas terlepas dari tangan Biru dan berhasil diraih Dara.Â
Dengan jurus Melingkar Bumi serta tongkat emas, Dara dan Elang berhasil menumbangkan Biru dengan jurus yang tidak pernah ia kuasai. Sayangnya, tak lama setelah pertarungan usai, Elang meninggalkan Dara untuk menjalani hukuman karena telah melanggar sumpahnya kepada ayahnya. Film selesai dengan linangan air mata di pipi Dara.Â
MENIKMATI ALAM SUMBA TIMUR NAN EKSOTISÂ
Oke, plot film ini biasa aja, dan terkesan nggak greget karena terlampau sederhana. Jika cerita-cerita dunia persilatan tanah air biasanya mengambil setting di pulau Jawa dengan eksostisme lain hutan hujan tropis. Maka keputusan menjadikan Suma Timur sebagai setting cerita sesungguhnya bisa memperkaya pengetahuan penonton tentang alam Indonesia di bagian timur.Â
Oh ya, sinematografi dan koreografi film ini patut diacungi jempol lho. Biaya produksi film ini menghabiskan Rp. 25 miliar lho dan memang nggak sia-sia sih biaya sebanyak itu dengan kualitas film, meski di pasaran nggak terlalu diminati. Terkait sinematografi yang mantul, ternyata pengambilan gambar menggunakan kamera Red Dragon dengan resolusi 6K (6000x4000) Native Dynamic Range 15+ stop sehingga mampu mereka 120 FPS (Frame Per Second) di 5K dengan sensor yang lebih besar dari Mysterium-X, yang memang bikin puas saat menonton.Â
Jadinya, pas nonton aku memang bengong karena tersihir lokasi-lokasi syuting yang indah dan eksotis, yang kupikir harus lebih banyak lagi film Indonesia dibuat di wilayah secantik Sumba Timur ini. Di masa depan, film Indonesia harus lebih keren dari ini!Â
NB: Tulisan ini pertama kali dimuat di blog pribadi di: www.wijatnikaika.id