Bayangkan jika yang dirampok adalah martabat kita, tentu harus melawan untuk mendapatkan perlindungan, bukan? Terlebih, kita harus bersuara agar pelaku dihukum sesuai dengan tingkat kejahatannya.
Bagaimana kaum lelaki, masih mau menuduh perempuan korban pemerkosaan menikmati pemerkosaan yang dialaminya? Semoga kasus RS membuat kita semua waras dan makin aware dengan kasus-kasus kekerasan seksual di sekitar kita. Bahwa lelaki bukan hanya berpotensi menjadi pelaku, melainkan bisa menjadi korban kekerasan seksual oleh kaumnya sendiri.
Kalau kaum lelaki merasa jijik dan terhina membayangkan dirinya diperkosa lelaki semacam RS, maka rasa jijik dan terhina itulah yang selama ini dialami oleh ribuan perempuan korban pemerkosaan di seluruh dunia. Sadarlah!
Baca juga:Â Para Perempuan dalam Skandal Garuda Indonesia
Mengakhiri tulisan ini aku hanya ingin berpesan satu hal: be careful with the dark side of good people, it could be more dangerous than you think. Berhati-hatilah dengan sisi kelam orang baik, bisa jadi sesungguhnya sangat berbahaya dari yang kamu pikirkan.
Dan, jangan nyinyir apalagi merendahkan korban pemerkosaan, karena yang kita butuhkan adalah perlindungan hukum yang kuat dan adil; dan masyarakat yang menolong korban untuk kembali menjalani hidupnya, bukan menjunjung tinggi pelaku pemerkosaan sebagai jantan.
Bahan bacaan: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13Â