Sementara sumbangsihnya kepada bumi jelas, bahwa Mas Har menikmati rezeki yang dihasilkan dari bentang alam yang sama sekali tidak ia ubah. Alampun berseri dan berterima kasih dengan memberikan kenyamanan bagi para tamu yang berkunjung dan menginap.Â
Meskipun demikian, Mas Har sadar bahwa untuk konsumsi skala besar, konsep pertanian yang dijalankannya tidak bisa menjawabnya. Namun, menurutnya ada sisi lain di dunia pertanian yang harus dibenahi dan hal tersebut bisa menjadi kesempatan emas bagi siapa saja yang memang memiliki itikad baik mengubah wajah pertanian tanah air.Â
"Saya terbuka bagi siapa saja yang mau belajar kepada saya tentang pertanian organik atau tentang mengelola bisnis rumah pohon saya. Tapi ya datang ke sini, ke kebun saya, ke Hars Garden ini. Saya tidak mau lah mengajar pertanian tapi di kelas. Belajar pertanian itu di lahan pertanian," katanya sembari menunjuk lahan pertanian mungilnya.Â
Berapa Penghasilan Hartono?Â
Tentu saja pembaca penasaran dengan bagian ini, bukan? Jika dua unit rumah pohon full booking selama sebulan penuh dan pembeli sayuran datang secara berkesinambungan ke Harg Garden, ditambah dengan gardening class maka penghasilan kotor Mas Har sekitar Rp. 60 juta per bulan. Di mana Rp. 40 juta berasal dari sewa rumah pohon dan Rp. 20 juta dari hasil penjualan produk Hars Garden, Gardening Class dan kelas-kelas lain yang berkaitan dengan usaha pertanian organik Hars Garden.Â
Dengan gaya hidup minimalis, Har dan istrinya Ryoko jarang sekali berbelanja. Karena toh sebagian besar kebutuhan hidup mereka sudah tersedia di kebun. Karenanya, sebagian besar penghasilan mereka tentu masuk ke pos investasi dan tabungan. Maka tidak heran jika saat ini Mas Har sedang mempersiapkan New Hars Garden di Sumba dan siap keliling negara-negara lain di dunia.Â
"Bisa. Saya bisa bangun rumah pohon seperti ini atau lebih baik dari ini sebanyak yang saya mau. Saya juga bisa kaya raya, kan? Tapi kan masalahnya nanti waktu saya untuk menikmati hidup jadi berkurang karena harus sibuk mengurusi bisnis. Istri saya itu kalau hari Minggu maunya saya antar jalan-jalan," jawabnya dengan sederhana.Â
"Bukan saya tidak bisa, tapi saya tidak melakukannya. Biarlah orang lain saja yang melakukannya, biar semakin banyak rumah pohon seperti ini dimana-mana. Karena menurut saya hal paling sulit dalam hidup ini adalah mengendalikan keinginan. Saya ini sudah berkelimpahan dan merasa cukup," lanjutnya.
Baginya, pencapaiannya saat ini sudah cukup bagi dirinya sendiri dan keluarganya. Mas Har justru ingin agar konsep bisnisnya dalam bertani diadaptasi oleh sebanyak mungkin petani di tanah air. Ia juga tidak mau jadi manusia serakah yang menggeggam rezeki begitu banyaknya sementara kesempatan yang sama bisa memberikan rezeki kepada orang lain.Â
Dalam benaknya, ia mau orang-orang yang selama ini kesulitan menjadi petani bisa berubah seperti yang dilakukannya demi hidup yang lebih baik tanpa merusak alam.Â