Meski  terlihat sederhana bahkan sering disepelekan, air merupakan ciptaan  Tuhan yang sangat kompleks. Bahkan dalam menjaga ketersediaan air tawar  untuk menunjang kehidupan manusia dan ekosistem di bumi, air menjalani  siklus tiada henti. Jumlah air di bumi tidak akan pernah bertambah  maupun berkurang. Hanya saja, cara manusia memperlakukan air yang akan  menentukan ketersediaan air tawar yang dapat dikonsumsi. Karena sebagian  besar air di bumi merupakan air asin yang tidak dapat dikonsumsi,  kecuali setelah melalui berbagai proses untuk membuatnya layak  dikonsumsi.Â
BACA INI JUGA: Merawat Air Serupa Merawat Cinta
Mengingat  pemahamanku tentang air yang sangat minim, sepanjang perjalanan aku  tersenyum penuh syukur atas ketersediaan air di wilayah Klaten bahkan di  puncak musim kemarau yang membakar. Hamparan hijau lahan pertanian  menjadi saksi bahwa dibawah lapisan tanah ada sumber kehidupan utama  yang sangat melimpah, yang bersiap sepanjang waktu membantu manusia  menjalani tugasnya dalam memakmurkan bumi.  Â
Perjalanan  mendebarkan ini kemudian tiba di tempat yang kami tuju, yaitu pabrik  PT. Tirta Investama, Klaten atau yang populer disebut Aqua Klaten.  Dengan penuh semangat, kami para peserta fieldtrip #DanoneBloggerAcademy2018  merapikan diri, termasuk menyiapkan ponsel untuk mendokumentasikan  kegiatan di pabrik. Dengan seragam berupa kaos putih berlengan panjang  warna biru, bertuliskan "Danone Blogger Academy" kami berjalan tertib  mengikuti petugas yang mengantar kami menuju ruang pertemuan, jauh di  dalam lokasi pabrik. Kami naik ke lantai dua sebuah bangunan, yang tak  jauh dari pabrik dengan suara mesin yang memekakan telinga, dalam  pandangan penuh tanya dari para pekerja yang asyik bersantai sembari  mengobrol atau merokok di beberapa buah gajebo bernaung pepohonan  rindang. Â
Dalam proses pengenalan tentang cara kerja dan program Corporate Social Responsibility (CSR) Aqua Klaten, kami juga dapat menyaksikan sebuah video tentang  gerakan konservasi air yang digawangi para pemuda Klaten. Kegiatannya  mulai dari melakukan penanaman jenis pohon yang akarnya mengikat air,  melakukan praktek pertanian organik, hingga kegiatan wisata yang  berbarengan dengan konservasi sungai dan daur ulang sampah menjadi  barang bernilai ekonomis. Â
Kejutan!  Ternyata di ruangan itu aku melihat sosok yang kukenal. Ya, dialah Bang  Rama Zakaria. Saat masih tinggal di Lampung dan bekerja di WALHI  Lampung, aku mengenalnya sebagai Direktur sebuah lembaga lingkungan  lokal yaitu WATALA. Sembari mendengarkan penjelasan tentang kerja dan  kinerja pabrik Aqua Klaten, aku merasa besyukur karena dipertemukan  dengan orang dari kampung halaman. Ternyata, Bang Rama telah lama  bekerja di Pabrik Aqua Klaten dan sekarang posisinya merupakan  Stakeholder Relations Manager PT. Tirta Investama, Klaten.Â
"Hai,  Bang. Masih ingat saya? Ika," kataku menjabat tangan Bang Rama yang  keningnya berkerut pertanda sedang berusaha mengingat sosokku.Â
"Eh iya Ika! Masih di WALHI nggak?" tanya kemudian. Aku menggeleng.Â
"Saya kira Abang kerja di kantor Danone di Jakarta," kataku dan ia menggeleng.
"Ngapain kamu ke sini?" tanya, pura-pura terkejut dan tidak tahu.