Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Merawat Air Serupa Merawat Cinta

11 Oktober 2018   13:56 Diperbarui: 9 November 2018   15:25 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Water is the driving force of all nature." -Leonardo Da Vinci-

Air  adalah keajaiban penciptaan. Tanpa air, bumi ini tidak akan eksis di  belantara semesta. Tuhan memang Maha Baik yang dengan kebaikanNya  memposisikan bumi di tempat ideal untuk kehidupan, tidak terlalu dekat  atau terlalu jauh dengan bintangnya yaitu matahari. Mungkin, jika posisi  bumi sedikit lebih dekat ke matahari air akan habis karena menguap.  Atau jika sedikit terlalu jauh dari matahari, air akan membeku dan  kehidupan akan turut membatu.Hari ini, mari kembali bersyukur atas  penciptaan air yang ajaib. 

Untuk  memahami keajaiban air, kita tidak perlu repot-repot berlayar di  lautan, atau mendaki gunung tinggi guna mencari mata air terbaik. Tidak  juga dengan pergi ke kutub utara untuk mengagumi air beku atau ke  sungai-sungai aneh yang airnya mendidih. Pun tidak perlu masuk ke lubang  bumi demi menemukan air. Cukup dengan duduk tenang dan sentuh kulit  tubuh kita sendiri, disanalah air berada. Air yang membuat kita hidup  sebagai manusia.  

Persentase air dalam tubuh manusia. Gambar: dictio.id
Persentase air dalam tubuh manusia. Gambar: dictio.id
Coba  kita bercermin dan pandangi tubuh kita yang indah ini. Ternyata 70%  tubuh manusia terdiri dari air. Dari keseluruhan jumlah air dalam dalam  tubuh manusia, air juga merupakan komposisi utama yang ada dalam organ  tubuh, seperti pada mata 95%, liver 75%, otot 75%, paru-paru 85%, ginjal  83%, darah 94%, dan otak 83%. Oleh karena itu, tak mengherankan jika  kekurangan jumlah air sebanyak 2% saja maka otak kita akan merespon  dengan kehilangan konsentrasi, membuat kita mudah marah, sulit berfikir  dan kulit menjadi kusam atau kering.So, jangan lupa minum air yang cukup setiap hari.

Fungsi air bagi tubuh manusia. Gambar: dictio.id
Fungsi air bagi tubuh manusia. Gambar: dictio.id
Karena  air merupakan keajaiban penciptaan, maka fungsinya bagi tubuh kita  sangat banyak. Sebagai komponen utama tubuh, maka air merupakan  pembentuk sel dan cairan tubuh seperti darah, lambung, hormon dan enzim.  Air juga berfungsi sebagai pelarut dalam proses pencernaan makanan dan  media untuk mengeluarkan zat sisa yang tidak dibutuhkan tubuh. Air akan  membantu organ tubuh manusia untuk mengeluarkan zat sisa dalam bentuk  urine dan feses.

Lebih  hebatnya lagi, air juga berfungsi sebagai bantalan bagi otak, mata dan  cairan tulang belakang agar tahan getaran. Juga untuk mengatur suhu  tubuh agar kita dapat menjalani hidup dengan nyaman, gembira dan  produktif. Nah, air yang secara kimiawi mengandung Oksigen dan Hidrogen, ternyata berfungsi untuk membawa Oksigen dan Karbondiokdisa dalam  membantu regenerasi sel-sel tubuh agar tidak mengalami kerusakan dalam  waktu cepat, misalnya agar kita awet muda. Terakhir nih, air juga  berfungsi sebagai pelumas antar sendi agar tidak terjadi gesekan yang  menganggu kita saat beraktivitas.

Omong-omong soal air, aku juga mendapatkan materi tentang air secara lengkap dari Dr.Ir. Nana Mulyana Arifjaya saat mengikuti kegiatan Danone Blogger Academy 2018.  Beliau merupakan dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) yang merupakan  pakar di bidang konservasi tanah dan air, integrasi pengelolaan sumber  daya air, pengelolaan daerah aliran sungai, hidrologi hutan, SWAT model  dan modeling spasial. Beruntungnya aku bisa belajar dengan beliau. 

"Ada  tiga pembelajaran penting tentang air," ujar Pak Nana. Kami para siswa  mendengarkan dengan penuh antusias. Terutama, sebelum kalimat magis ini  diucpakkan, Pak Nana membuka kelas kami dengan sejarah sejarah Daerah  Aliran Sungai (DAS) Ciasadane tempo dulu. 

"Pertama,  kehidupan suatu masyarakat selalu dimulai di wilayah dekat dengan air.  Ibu kota kerajaan pada zaman dahulu dekat dengan air. Kedua, sungai  merupakan pusat peradaban dan saran transportasu utama. Dan ketiga,  investasi dalam pengelolaan sumberdaya air adalah stareti awal  pembangunan wilayah dan peradaban," kata-kata ini membuat kami para siswa terpesona, tentu saja oleh keajaiban air.  


TENTANG AIR DI BUMI

Bumi  kita tercinta ini ternyata terdiri dari 70% air dan air yang ada di  bumi terbagi menjadi dua jenis yaitu air tawar dan air asin. Meski bumi  kita dikelilingi air, ternyata 97,5% diantaranya adalah air asin yang  ada di lautan. 

Nah, porsi air tawar hanya seikit saja yaitu 2.5%. Jumla  air tawar yang sangat sedikit ini terbagi lagi menjadi air tanah 0,64%,  air di danau, rawacsungai dan uap air di atmoster adalah 0,01%, dan  1,85%nya merupakan air beku alias es di kutub dan glasier. Hm, pantas kalau musim kemarau kita kekurangan air ya, karena jumlahnya memang sangat sedikit. 

Nah, meskipun air ada di mana-mana entah berupa air tawar maupun air asin, ternyata jumlah  air tidak akan pernah berkurang atau bertambah. Air yang ada di bumi  hanya menjalani siklus tak kenal henti yang disebut siklus hidrologi  atau siklus air, yaitu pola sirkulasi air dalam  ekosistemnya dari mulai proses pemanasan air yang ada di permukaan bumi,  penguapan air yang naik ke atmosfer, kondensasi uap air, hingga jadi  titik air yang kembali jatuh ke bumi sebagai hujan. Siklus ini  berlangsung terus menerus tak kenal henti selama air masih ada di bumi,  dan tentu saja selama bumi ini masih eksis. 

Siklus air yang ada di bumi. Gambar: teknosains.com
Siklus air yang ada di bumi. Gambar: teknosains.com
Nah, dalam siklus air ini kita mendapati fakta bahwa air yang ada di bumi bergerak dinamis.  Tentu saja tujuannya untuk menjaga keseimbangan kehidupan di bumi. Air  juga sangat erat kaitannya dengan ketahanan pangan dunia lho.  Jika di suatu wilayah sangat kekurangan air, maka lahan pertanian tidak  produktif dan menyebabkan kekurangan pangan. 

Sementara bisa jadi di  wilayah lain mengalami kelebihan air karena banjir, yang juga merusak  lahan pertanian serta menyebabkan kekurangan pangan. Oleh karena itu,  berbagai pihak khususnya pemerintah selalu berupaya menjaga dinamika  siklus air ini berjalan ideal. Salah satunya melalui sudut pandang green water dan blue water. 

Hm, konsep apakah ini?  

GREEN WATER & BLUE WATER

Malin  Falkemark, seorang pakar konservasi sumber daya air berkelanjutan asal  Swedia menyatakan bahwa ketahanan air berkelanjutan dapat dilakukan  dengan menggunakan perspektif Green Water dan Blue Water. Secara sederhana, green water mengacu pada bagian curah hujan yang dikonsumsi vegetasi melalui proses evapontranspirasi. 

Nah, si air hujan yang dikonsumsi tanaman dan pohon ini menjadi green water storage atau cadangan air yang digunakan tanaman dalam proses menghasilkan  produk pertanian, perkebunan dan kehutanan. Termasuk juga sumber air  untuk irigasi. 

Green water dan blue water. Sumber foto: today.agrilife.org
Green water dan blue water. Sumber foto: today.agrilife.org
Sementara itu, air hujan yang tidak dikonsumsi oleh tanaman dan tanah ini menjadi air permukaan dan/atau air tanah yang disebu blue water.  Bentuknya bisa berupa sungai, danau, waduk dan air tanah yang  dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, industri dan kebutuhan lain  yang tidak berkaitan dengan tanaman. 

Jika  keseimbangan ekosistem terganggu seperti oleh penggundulan hutan,  pertambangan dan sebagainya maka akan mengguncang kondisi ideal green water dan blue water.  Bahkan dampak terburuknya bisa mengancam ketahanan pangan. Sehingga,  program ketahanan air berkelanjutan harus memperhatikan persentase green water (55%) dan blue water (45%). Keseimbangan ada untuk mewujudkan upaya ketahanan pangan dan pengendalian daya rusak air.    

MERAWAT AIR DENGAN SEDERHANA 

Seperti  cinta, air juga harus dirawat agar abadi. Sebab, jika tidak dirawat  dengan baik maka pasokan 2.5% air tawar yang menjadi sumber utama  kehidupan manusia akan habis juga. Maksudnya habis bukan jumlah airnya  yang habis, melainkan kualitasnya menurun hingga tak lagi layak  dikonsumsi atau digunakan untuk menunjang aktivitas manusia. 

Merawat air adalah merawat sebuah ekosistem yang kompleks, berhulu di wilayah pegunungan yang hijau hingga lautan yang luas.  Ada banyak pihak yang harus terlibat mulai dari masyarakat dengan  berbagai profesi, pemerintah, akademisi hingga sektor swasta. 

Oh ya "Ketahanan Air Berkelanjutan" merupakan program kerjasama berbagai pihak dalam rangka konservasi  sumber daya air secara terpadu dan terintegrasi. Programnya  diprioritaskan pada pengelolaan sumber-sumber air agar terjadi  keseimbangan antara konservasi dan pemanfaatan. 

Misalnya, dengan  pembangunan 27 waduk tambahan pada 2019 untuk pengelolaan air Daerah  Aliran Sungai (DAS) Ciliwung, Citarum, Serayu, Bengawan Solo dan  Brantas. Sementara untuk konservasi di wilaya sumber air dilakukan  dengan rehabilitasi lahan kritis melalui Kesatuan Pamangkuan Hutan (KPH)  seluas 5.5 juta ha. 

kominfo.go.id
kominfo.go.id
Kalau  pembahasan diatas terkesan membuat pusing karena program nasional yang  memerlukan kerjasama berbagai pihak. Kali ini, kita akan membicarakan  bagaimana merawat air  dari hal sederhana, dimulai dari diri sendiri. Sejenis misi sederhana  lagi mulia namun berdampak hebat jika dilakukan oleh banyak orang.

"Cara  merawat air bisa dengan menahan, atau menghambat laju pemakaian air,  dan meresapkannya kembali ke tanah. Atau kita juga bisa mendaur ulang  air. Misalnya air dari kamar mandi atau cucian, kita alirkan ke satu  tempat tertentu, hanya perlu menyaring detergennya, kan? Nah setelah  disaring kita punya air bersih untuk kegunaan lain. Jadi, air tidak  terbuang percuma," Pak Nana tampak bersemangat saat menjelaskan bagaimana praktek merawat air yang telah ia lakukan di rumahnya. 

Yuk merawat air dengan cara sederhana dimulai dari diri sendiri. Foto: traveltriangle.com
Yuk merawat air dengan cara sederhana dimulai dari diri sendiri. Foto: traveltriangle.com
"Kita  juga bisa memanen air hujan. Kita buat sumur resapan untuk menampung  air saat musim hujan, agar tidak terbuang begitu saja, mengalir sampai  ke laut. Padahal air itu bisa kita tahan dan resapkan ke tanah, menjadi  cadangan air tanah." Kata Pak Nana lagi. Karena  menurutnya orang Indonesia cenderung boros air karena merasa pasokan air  melimpah dan murah. Padahal, air hujan yang tidak dipanen dan  diresapkan ke tanah akan terbuang sia-sia. 

Bahkan, jika konsep ini  dilakukan secara serempak dan terintegrasi, dapat menahan laju limpasan  air permukaan saat musim hujan sekaligus mengurangi resiko terjadinya  banjir bandang di wilayah hilir seperti Jakarta. 

Singkatnya,  merawat air seharusnya dilakukan seperti merawat diri sendiri,  dilakukan dengan penuh penghormatan, kasih sayang, ketelatenan dan rasa  syukur kepada Tuhan atas anugerah penciptaan. 

Karena tubuh kita terdiri  dari 70% air dan kita membutuhkan air bersih untuk hidup, maka mau tak  mau kita harus merawat air entah itu sumber air, sungai, danau, selokan,  air hujan, bahkan air cucian dari rumah kita sendiri. Merawat air adalah merawat sumber kehidupan berkelanjutan, bahan baku utama tubuh kita sendiri.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun