Hidup  di zaman sekarang sangat dinamis dan menyenangkan. Kita bisa menikmati  banyak hal dan melakukan perjalanan ke banyak tempat mulai dari kemping  di pegunungan, menjelajah keindahan gua di perut bumi, menikmati wisata  air di sungai dengan jeram yang menantang, hingga menyepi di pulau-pulau  nan indah dengan pantainya yang mempesona.
Bahkan,  saat kantong kering dan jadwal liburan belum tiba, kita masih bisa kok  bersenang-senang dengan melakukan wisata kota. Banyak hal di kota yang  bisa dieksplorasi seperti museum, perpustakaan, kegiatan-kegiatan seni  di pinggiran kota, hingga rumah-rumah bersejarah yang tersebar di  seantero kota.Â
Ah,  senang rasanya dapat memanfaatkan waktu dengan begitu banyak kegiatan  menyenangkan. Bukan saja dapat memenuhi memori dengan kenangan indah dan  bermanfaat. Juga dapat menambah jaringan pertemanan dan pengetahuan  tentang banyak hal. Nanti, dimasa tua, semua kenangan itu dapat menjadi  bahan cerita bagi anak cucu.
Tapi,  kehidupan yang dinamis begitu membutuhkan energi lebih dan kesehatan  prima. Apalagi saat ini mudah sekali kita terpapar polusi sehingga  gampang sakit, lelah, flu dan pegal-pegal. Tentu sangat menyebalkan saat di  penghujung hari seluruh tubuh remuk redam plus meriang, hidung meler  karena flu dan kepala pusing seperti dipukul palu. Padahal keesokan  harinya harus bekerja atau melakukan perjalanan menyenangkan lainnya.Â
Nah,  untuk menjaga kesehatanku agar tetap prima dan energiku tidak terkuras  habis karena kegiatan jalan-jalan dan bekerja, biasanya aku mengandalkan  Tolak Angin dari Sido Muncul. Satu jam sebelum tidur biasanya aku  meminum satu sachet Tolak Angin + madu yang dicampur ke dalam segelas  air hangat. Gluk gluk gluk hangat di tenggorokan. Aku pun dapat tidur  nyenyak dan bangun pagi dengan badan segar bugar.
Mengapa  aku memilih Tolak Angin sebagai teman setia dalam setiap perjalanan dan  saat lelah melanda? Sejak kecil keluargaku selalu mengajarkanku untuk  minum jamu mulai dari beras kencur atau kunyit asam atau jenis lainnya  untuk menjaga kesehatan tubuh. Jamu yang diracik dari bahan-bahan herbal  yang ditanam di pekarangan tentu saja merupakan obat terbaik bagi tubuh  yang sakit, karena tidak terkontaminasi bahan kimia dan alami.
Tetapi,  kesibukan yang berlapis-lapis seringkali membuatku kehabisan waktu dan  tenaga untuk meracik jamu. Terlebih ketika melakukan perjalanan jauh  untuk urusan pekerjaan atau liburan, bagaimana bisa aku meracik  jamu-jamu yang kubutuhkan di kampung orang? Karena itu, membawa produk  Tolak Angin kemana-mana merupakan pilihan yang tepat dan ringkas.  Biasanya aku selalu membawa Tolak Angin untuk masuk angin + madu, Tolak  Angin bebas gula + royal jelly dan Tolak Angin untuk flu.
"Neng,  jangan lupa nih Tolak Angin biar nggak flu dan masuk angin,"  kata  Ayahku mengingatkan, setiap kali aku akan bepergian jauh. Enaknya  lagi,  produk Tolak Angin gampang ditemukan baik di minimarket atau di  warung-warung dekat rumah. Selain murah meriah, juga gampang  mendapatkannya. Jadinya jamu sejuta umat hehe.Â
Tiga jenis  produk Tolak Angin tersebut selalu tersedia di dalam tasku. Karena  berdasarkan pengalamanku sejak SMA #TolakAnginBerkhasiatLebih untuk  menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhku. Bahan-bahan pembuat Tolak Angin cair yang biasa aku konsumsi adalah  adas, daun cengkeh, jahe, daun mint dan madu. Sementara yang untuk  Tolak  Angin Flu bahan-bahannya lebih kaya lagi, yaitu: adas, daun  cengkih,  jahe, daun mint, meniran, valerian, echinacea, ginseng,  fructose dan  sacrose.
Tolak Angin: Resep Ajaib Ibu Rachmat Sulistyo
Jika  membaca sejarah Tolak Angin Sido Muncul, maka kita harus berterima  kasih kepada Ibu Rachmat Sulistyo yang tangan dinginnya telah membuat  resep ajaib jamu sejuta umat yang dapat kugunakan sebagai pertolongan  pertama saat lelah dan flu melanda. Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!