Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tolak Angin, Pertolongan Pertama Menaklukkan Lelah dan Flu

14 Agustus 2018   21:00 Diperbarui: 15 Agustus 2018   14:08 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tolak Angin dulu dan kini (sumber: tolakangin.co.id)

Hidup  di zaman sekarang sangat dinamis dan menyenangkan. Kita bisa menikmati  banyak hal dan melakukan perjalanan ke banyak tempat mulai dari kemping  di pegunungan, menjelajah keindahan gua di perut bumi, menikmati wisata  air di sungai dengan jeram yang menantang, hingga menyepi di pulau-pulau  nan indah dengan pantainya yang mempesona.

Bahkan,  saat kantong kering dan jadwal liburan belum tiba, kita masih bisa kok  bersenang-senang dengan melakukan wisata kota. Banyak hal di kota yang  bisa dieksplorasi seperti museum, perpustakaan, kegiatan-kegiatan seni  di pinggiran kota, hingga rumah-rumah bersejarah yang tersebar di  seantero kota. 

Ah,  senang rasanya dapat memanfaatkan waktu dengan begitu banyak kegiatan  menyenangkan. Bukan saja dapat memenuhi memori dengan kenangan indah dan  bermanfaat. Juga dapat menambah jaringan pertemanan dan pengetahuan  tentang banyak hal. Nanti, dimasa tua, semua kenangan itu dapat menjadi  bahan cerita bagi anak cucu.

Tapi,  kehidupan yang dinamis begitu membutuhkan energi lebih dan kesehatan  prima. Apalagi saat ini mudah sekali kita terpapar polusi sehingga  gampang sakit, lelah, flu dan pegal-pegal. Tentu sangat menyebalkan saat di  penghujung hari seluruh tubuh remuk redam plus meriang, hidung meler  karena flu dan kepala pusing seperti dipukul palu. Padahal keesokan  harinya harus bekerja atau melakukan perjalanan menyenangkan lainnya. 

Nah,  untuk menjaga kesehatanku agar tetap prima dan energiku tidak terkuras  habis karena kegiatan jalan-jalan dan bekerja, biasanya aku mengandalkan  Tolak Angin dari Sido Muncul. Satu jam sebelum tidur biasanya aku  meminum satu sachet Tolak Angin + madu yang dicampur ke dalam segelas  air hangat. Gluk gluk gluk hangat di tenggorokan. Aku pun dapat tidur  nyenyak dan bangun pagi dengan badan segar bugar.

Mengapa  aku memilih Tolak Angin sebagai teman setia dalam setiap perjalanan dan  saat lelah melanda? Sejak kecil keluargaku selalu mengajarkanku untuk  minum jamu mulai dari beras kencur atau kunyit asam atau jenis lainnya  untuk menjaga kesehatan tubuh. Jamu yang diracik dari bahan-bahan herbal  yang ditanam di pekarangan tentu saja merupakan obat terbaik bagi tubuh  yang sakit, karena tidak terkontaminasi bahan kimia dan alami.

Tetapi,  kesibukan yang berlapis-lapis seringkali membuatku kehabisan waktu dan  tenaga untuk meracik jamu. Terlebih ketika melakukan perjalanan jauh  untuk urusan pekerjaan atau liburan, bagaimana bisa aku meracik  jamu-jamu yang kubutuhkan di kampung orang? Karena itu, membawa produk  Tolak Angin kemana-mana merupakan pilihan yang tepat dan ringkas.  Biasanya aku selalu membawa Tolak Angin untuk masuk angin + madu, Tolak  Angin bebas gula + royal jelly dan Tolak Angin untuk flu.

"Neng,  jangan lupa nih Tolak Angin biar nggak flu dan masuk angin,"  kata  Ayahku mengingatkan, setiap kali aku akan bepergian jauh. Enaknya  lagi,  produk Tolak Angin gampang ditemukan baik di minimarket atau di   warung-warung dekat rumah. Selain murah meriah, juga gampang   mendapatkannya. Jadinya jamu sejuta umat hehe. 

Tiga jenis  produk Tolak Angin tersebut selalu tersedia di dalam tasku. Karena  berdasarkan pengalamanku sejak SMA #TolakAnginBerkhasiatLebih untuk  menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhku. Bahan-bahan pembuat Tolak Angin cair yang biasa aku konsumsi adalah  adas, daun cengkeh, jahe, daun mint dan madu. Sementara yang untuk  Tolak  Angin Flu bahan-bahannya lebih kaya lagi, yaitu: adas, daun  cengkih,  jahe, daun mint, meniran, valerian, echinacea, ginseng,  fructose dan  sacrose.

Tolak Angin: Resep Ajaib Ibu Rachmat Sulistyo

Jika  membaca sejarah Tolak Angin Sido Muncul, maka kita harus berterima  kasih kepada Ibu Rachmat Sulistyo yang tangan dinginnya telah membuat  resep ajaib jamu sejuta umat yang dapat kugunakan sebagai pertolongan  pertama saat lelah dan flu melanda.  

"Sejak tahun 1930 hingga sekarang, resep Tolak Angin Sido Muncul yang  diformulasikan oleh Ibu Rachmat Sulistyo  (Ny. Siem Thiam Hie) masih  tetap sama. Tahun 1940, Tolak Angin Sido Muncul dijual dalam bentuk jamu  Godokan di wilayah Yogyakarta. Sebelas tahun berlalu, pabrik Sido  Muncul didirikan di Semarang dan jamu Tolak Angin mulai di produksi  masal dalam bentuk serbuk pada tahun 1951. Tahun 1992 jamu serbuk Tolak  Angin dikembangkan menjadi jamu Tolak Angin dalam bentuk cair seperti  yang kita kenal sekarang ini." (sumber: tolakangin.co.id)

Sebagai  produk jamu sejuta umat yang terpercaya, Tolak Angin terus melakukan  berbagai upaya peningkatan kualitas produk dan uji klinis. Pada tahun  2012 misalnya, Sido Muncul bekerjasama dengan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma  Yogyakarta melakukan Uji Toksisitas terhadap produk Tolak Angin,  hasilnya Tolak Angin aman diminum dalam jangka panjang (sesuai dosis  yang dianjurkan).

Kemudian, Sido Muncul juga bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro  Semarang untuk melakukan Uji Manfaat/Khasiat terhadap produk Tolak Angin,  hasilnya terbukti Tolak Angin dapat meningkatkan daya tahan tubuh. 

Hasil yang menggembirakan lainnya adalah pada tahun 2007 Tolak Angin Sido Muncul mendapat sertifikat Obat  Herbal Terstandar dari BPOM RI dan menjadi satu-satunya obat masuk angin  yang mendapatkan sertifikat Obat Herbal Terstandar sampai saat ini yang  berarti bahan baku dan mutu produknya terstandarisasi. 

Tolak Angin Sido Muncul adalah Obat Herbal Terstandar yang dapat mencegah  dan mengatasi masuk angin dengan gejala-gejala seperti mual, perut  kembung, pusing, demam dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Dengan  bahan-bahan organik pilihan seperti : jahe, madu, daun mint, kayu ules,  adas, dan daun cengkeh yang diproses di pabrik modern berstandar GMP  (Good Manufacturing Practices) dengan quality control yang ketat  sehingga terciptalah Tolak Angin seperti sekarang ini.

Karena produk Tolak Angin ini memang keren dan membantu kita dalam menjaga kesehatan, wajar jika mendapat banyak penghargaan. Penghargaan yang telah diperoleh Tolak Angin diantaranya: Satria Brand Award (2012), Top Brand Award (2014), Solo & Jogja  Best Brand Index (2014), Solo & Jogja Best Brand Index (2013),  Marketeers Award (Indonesia Most Favorite Women Brand) 2014, Indonesia  Original Brand (2014), Indonesia Original Brand (2015), Indonesia  Original Brand (2016), Indonesia Customer Satisfaction Award (2016) dan  sebagainya. Wah, keren sekali ya! 

Teknologi Canggih dibalik Produk Tolak Angin

Kadang  aku berfikir bagaimana caranya jamu herbal bisa diproduksi dan dikemas  dengan sedemikian canggih sehingga nyaman dibawa kemana saja, aman untuk  dikonsumsi tanpa takut merusak ginjal dan hati, dan tentunya tidak  repot harus ke apotik untuk mendapatkannya. Setelah berkunjung ke laman tolakangin.co.id aku jadi mengerti sebab ternyata produk Tolak Angin memang dibuat  menggunakan teknologi canggih yang terstandarisasi, sehingga aman bagi  konsumen sepertiku.

Jadi,  Tolak Angin ini telah melalui berbagai pengujuain ilmiah dan dianalisa  di laboratorium berstandar ISO 17025. Termasuk bahan baku yang digunakan  harus berkualitas dan terstandar , yang kemudian diolah dengan sarana  laboratorium yang lengkap. Misalnya dilakukan analisi yang berkaitan  dengan aspek-aspek biologis-mikrobial. Juga pemeriksaan angka kuman,  kapang dan bakteri patogen. Termasuk uji stabilitas untuk menjamin  kualitas produk yang telah beredar di pasaran.

Bahkan  dalam laboratorium farmakologi, juga dilakukan berbagai uji terhadap  produk Tolak Angin. Seperti uji farmakologi, uji toksisitas akut untuk  menjamin keamanan produk, uji toksisitas subkronis untuk menguji produk  yang digunakan dalam jangka panjang, hingga uji teratogenik untuk produk  yang ada kemungkinan dikonsumsi wanita hamil. 

Pengujian ini dilakukan  atas kerjasama dengan beberapa univeristas seperti UGM, USD, ITB, UNDIP  dan Maranatha. Sementara untuk uji manfaat, Sido Muncul bekerjasama  dengan beberapa lembaga seperti Lab. Klinik (CITO, Prodia), UNDIP dan  Jerman.

Wah,  semakin aku mempelajari Tolak Angin dari Sido Muncul mula dari  pemilihan bahan baku, proses produksi, pengujian di laboratorium, hingga  pengemasan yang higienis membuatku semakin percaya bahwa produk ini  memang pantas disebut sebagai pertolongan pertama saat aku lelah dan  flu. Memang #TolakAnginBerkhasiatLebih tidak sekadar untuk meredakan masuk angin, tetapi juga untuk menaklukkan lelah dan flu di penghujung hari.

Karena  hari sudah malam dan seluruh tubuhku begitu lelah bagai dipukul seribu  palu, aku akan minum segelas air hangat dan campuran Tolak Angin Bebas  Gula sebelum tidur. Semoga esok pagi aku bangun dengan tubuh segar bugar  dan siap melanjutkan aktivitas. Terima kasih Tolak Angin.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun