Pulang dari pembuangan, beliau kembali membuat ulah dengan menuliskan berbagai tindak penyelewenangan pejabat mulai dari level kampung, aparat kepolisian hingga Residen Lampung.
Gara-gara tulisan lain yang mengecam Bupati Rembang dan menyinggung Gubernur Jenderal Idenburg, RM TAS kembali dibuang, kini ke Maluku selama 6 bulan pada akhir 1912.Â
Setelah kembali dari pengasingan dan meninggal dunia dalam kondisi sakit pada 1918, beliau dinobatkan sebagai Bapak Pers Nasional pada 1973 dan diangkat sebagai Pahlawan Nasional tahun 2006 dengan tanda kehormatan Bintang Maha Putra Adipradana.
Jadi, Minke merupakan representasi tokoh nasional yang sangat penting bagi Indonesia saat benih-benih nasionalisme mulai tumbuh. Maka memerankan Minke bukan pekerjaan sembarangan karena beliau adalah tokoh nasional sekaligus tokoh dunia.Â
Wahai Iqbaal, saya tahu Anda memang mendulang sukses untuk film berjudul 'Dilan 1990' dan kesuksesan film itu memang mengagumkan pada level 'membuat baper' sebanyak 7 lebih juta warga negara ini.Â
Maka mohon maaf jika saya dan banyak pembaca karya Pram merasa terhenyak, kecewa, menangis, remuk redam dan tidak percaya bahwa Anda akan memerankan tokoh Minke.
Bagi saya sebagai pembaca karya-karya Pram, 'Bumi Manusia' ibarat kitab suci dari karya sastra Indonesia. Karya tersebut tiada banding. Sungguh Adiluhung.
Maka ketika penggemar Anda (yang saya pastikan belum membaca Tetralogi Pulau Buru) mengatakan bahwa Anda cocok memerankan Minke karena berhasil memerankan Dilan, saya benar-benar merasa remuk redam.Â
Ada apa dengan isi kepala manusia Indonesia yang tidak tahu cara membedakan karya berkualitas dan biasa saja? Tokoh Minke dan Dilan itu bagai langit dan bumi.
Minke itu representasi tokoh pergerakan nasional dan merupakan pangeran sejati dalam konteks melawan penjajahan melalui aksi jurnalistik serta gerakan akar rumput.