Mohon tunggu...
Wijanto Hadipuro
Wijanto Hadipuro Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti dan penulis

Saya pensiunan tenaga pengajar yang senang menulis tentang apa saja. Tulisan saya tersebar di Facebook, blogspot.com, beberapa media masa dan tentunya di Kompasiana. Beberapa tulisan sudah diterbitkan ke dalam beberapa buku.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Renungan Pesta Pembaptisan Tuhan

13 Januari 2025   06:21 Diperbarui: 13 Januari 2025   06:33 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Makna Baptis untuk Saya

Bacaan II misa minggu 12 Januari 2025 diambil dari Surat Rasul Paulus kepada Titus 2:11-14; 3:4-7. Titus 3:5 sangat mengesankan saya, khususnya pada kalimat 'Hal ini terjadi bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, melainkan karena rahmat-Nya berkat permandian kelahiran kembali dan berkat pembaruan yang dikerjakan Roh Kudus, ...' Kalimat ini saya kutip persis seperti tertulis di panduan misa.

Hari ini saya diingatkan, pertama, bahwa dengan pembaptisan, saya tidak sendiri. Roh Kudus akan selalu mendampingi saya. Kedua, jika pun saya suatu saat diselamatkan, itu bukan karena perbuatan baik yang saya lakukan, tetapi lebih karena rahmat Tuhan, karena Tuhan mengasihi saya. Dan, ketiga, bahwa permandian atau baptis adalah merupakan kelahiran kembali diri saya untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Mengapa Menulis Renungan

Semula saya ragu untuk menulis renungan yang saya usahakan saya tulis setiap kali setelah saya mengikuti misa. Dulu saya sering sinis, orang aktif beribadah, tetapi perilakunya koq tidak sesuai dengan ajaran agama. Namun, lama-kelamaan saya berpikir benar bahwa perilaku saya belum sesuai dengan ajaran agama saya, tetapi jika saya tidak mengikuti misa dan menuliskan renungan, barangkali perilaku saya akan menjadi lebih buruk.

Menulis renungan adalah usaha saya untuk mengingat firman Tuhan dan untuk mengingatkan saya tentang makna firman tersebut untuk saya. Harapannya saya bisa selalu diingatkan untuk memperbaiki perilaku saya. Mengikuti misa dan menuliskan renungan, saya ibaratkan seperti mencuci jaring atau jala di aliran air. Banyak air yang lolos, tetapi paling tidak air tersebut akan membersihkan diri saya meski sedikit. Persis seperti membersihkan jala yang kotor. Banyak makna firman yang luput dari pemahaman saya, tetapi saya berharap jaring atau jala saya cuci sesering mungkin agar kotorannya tidak semakin menumpuk dan akhirnya bisa menutup seluruh jala.

Renungan saya adalah pembelajaran saya untuk hidup lebih baik. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun