Mohon tunggu...
Wijanto Hadipuro
Wijanto Hadipuro Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti dan penulis

Saya pensiunan tenaga pengajar yang senang menulis tentang apa saja. Tulisan saya tersebar di Facebook, blogspot.com, beberapa media masa dan tentunya di Kompasiana. Beberapa tulisan sudah diterbitkan ke dalam beberapa buku.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Melindungi (Nara)Sumber Tulisan dan Diri Kita Sendiri: Belajar dari Notifikasi Kompasiana

5 Desember 2024   15:57 Diperbarui: 5 Desember 2024   15:57 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Karena saya tidak sehebat Aiman dan tidak memiliki reputasi dan dukungan sehebat Aiman, dalam menulis di Kompasiana, saya harus lebih berhati-hati. Jangan sampai tulisan saya di Kompasiana menimbulkan ekses negatif kepada semua pihak, termasuk kepada diri saya.

Dalam artikel yang ditunda penayangannya oleh Kompasiana, saya sudah berusaha untuk melakukan prinsip cover both side. Saya berusaha untuk melihat kasus penembakan siswa SMKN 4 dari dua sudut yang berbeda atau berlawanan, yaitu dari sudut korban penembakan dan dari sudut polisi penembak.

Selain itu, untuk melindungi diri saya agar tidak mengalami kejadian seperti Aiman, saya mengubah opini menjadi fakta.

Mengubah Opini Menjadi Fakta

Tulisan saya di Kompasiana dapat dikategorikan sebagai tulisan ilmiah populer yang juga berisikan opini saya. Namun, saya berusaha sedapat mungkin mendasarkan opini saya dengan fakta, atau bahkan mengubah opini menjadi fakta.

Saya pernah menulis di buku saya 'Teknik Menulis Skripsi, Tesis, dan Artikel Ilmiah', bahwa fakta berarti bahwa kita dapat membuktikan apakah sebuah pernyataan benar atau tidak melalui sebuah penelitian. Sebaliknya opini berisikan penilaian atau judgement personal yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya atau kekeliruannya.

Kita dapat mengubah opini menjadi fakta dengan cara memberikan sumber kutipan dan memberikan contoh. Misalnya dalam artikel saya di Kompasiana 'Galon Plastik, Pertarungan Konstruksi Sosial' saya menuliskan opini saya tentang bahaya mikroplastik dengan menambahkan sumber kutipan dari Bhuyan (2022), (Jovanovi, 2007), dan Blackburn and Green (2022) agar opini tersebut menjadi fakta. Opini bisa berubah menjadi fakta yang kuat jika kita memberikan sumber referensi yang valid dan terpercaya. Yang berbahaya adalah jika ketika saya menuliskan bahaya mikroplastik, saya hanya mendasarkan diri pada opini saya yang tidak dapat dicek kebenarannya.

The Way Forward

Notifikasi Kompasiana kepada saya menyadarkan saya bahwa ke depannya saya harus lebih berhati-hati dalam menulis, khususnya menulis hal-hal yang kontroversial. Saya harus lebih berhati-hati terkait dengan prinsip cover both side, etika terkait dengan (nara)sumber tulisan, etika terkait dengan sumber kutipan (jangan sampai saya mengutip, tetapi saya tidak mencantumkan sumber kutipan dan bertindak seolah-olah pernyataan tersebut adalah pernyataan saya), dan etika terkait dengan pembuatan judul (jangan terlalu menggeneralisir judulnya, sementara isinya tidak se-general judulnya).

Terima kasih Kompasiana untuk notifikasinya. Semoga tulisan ini juga bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun