Mohon tunggu...
Wijanto Hadipuro
Wijanto Hadipuro Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti dan penulis

Saya pensiunan tenaga pengajar yang senang menulis tentang apa saja. Tulisan saya tersebar di Facebook, blogspot.com, beberapa media masa dan tentunya di Kompasiana. Beberapa tulisan sudah diterbitkan ke dalam beberapa buku.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Food Estate yang Merakyat

5 November 2024   14:39 Diperbarui: 5 November 2024   14:59 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam mekanisme pasar adalah sah dan wajar, jika perusahaan menjual produknya kepada mereka yang bersedia membayar lebih mahal. Lalu pertanyaannya, ketika terjadi krisis pangan dan energi, apakah kemampuan membayar masyarakat miskin di Indonesia akan lebih baik dibandingkan dengan masyarakat kaya apalagi masyarakat kaya dari Negara Maju?

Prabowo dan Nasionalisme Baru

Dalam beberapa kesempatan Presiden Prabowo mengingatkan jajarannya agar tidak mau didikte oleh pihak asing, mencapai swasembada pangan dan swasembada energi (arahan hari pertama retret menteri, wakil menteri dan kepala lembaga Kabinet Merah Putih di Akademi Militer, Magelang), mengatakan bahwa ia dan wakilnya akan bekerja untuk seluruh rakyat (pidato usai ditetapkan sebagai presiden terpilih KPU), mau memberantas kemiskinan (CNBC, 21/10/2024), minta waktu 3-4 tahun untuk membuktikan bisa memberi kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia (pidato dalam acara Bimtek dan Rakornas PAN di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta).

Mudah-mudahan kunjungan pertama ke Merauke juga mencerminkan pesan-pesan dalam pidato-pidatonya. Harapan saya dan juga mungkin seluruh rakyat Indonesia adalah melalui MIFEE petani sebagai bagian dari rakyat Indonesia akan sejahtera dan lepas dari jeratan kemiskinan -- terutama di Papua, dan bisa membawa Indonesia sampai pada swasembada pangan dan energi -- mengingat tanaman yang ditanam di program MIFEE adalah tanaman pangan dan bahan baku energi terbarukan.

Konkritnya

Saya berharap yang memiliki lahan dan menggarap lahan di program MIFEE adalah petani terutama petani dari tanah Papua. Berita tempo.co tanggal 25 September 2024 menyebutkan bahwa proyek MIFEE mencakup lahan seluas 2,29 juta hektar. Jika lahan ini diserahkan untuk dikelola petani dalam kategori pertanian rakyat dengan luas lahan masing-masing 2 hektar, maka akan ada lebih dari satu juta petani terlibat dalam program MIFEE.

Tentu petani-petani ini harus terkoordinir dan pembelinya pun perlu ditetapkan. Kita saat ini mengenal Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani yang dapat mengkoordinir para petani yang terlibat, yang tentunya diorkestrai oleh Departemen Pertanian. 

Kita juga bisa memberikan peran kunci dan tambahan peran kepada Bulog dan Badan Pangan Nasional untuk mengkoordinir pembelian hasil pertanian dan perkebunan yang ada di program MIFEE.

Alangkah indahnya food estate jika dapat menjadi food estate yang merakyat, yang tidak hanya melibatkan rakyat terutama rakyat miskin tetapi juga menyejahterakannya. Saatnya petani miskin di Papua khususnya dan di Indonesia pada umunya, diberdayakan melalui food estate yang merakyat. 

Mudah-mudahan simbol kunjungan pertama Prabowo dan pesan-pesan dalam pidato Prabowo tercermin dalam program food estate seperti yang ada di Merauke. Mudah-mudahan pula makin banyak Petrus-Petrus yang nantinya akan memberikan testimoni.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun