Mohon tunggu...
Wijanto Hadipuro
Wijanto Hadipuro Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti dan penulis

Saya pensiunan tenaga pengajar yang senang menulis tentang apa saja. Tulisan saya tersebar di Facebook, blogspot.com, beberapa media masa dan tentunya di Kompasiana. Beberapa tulisan sudah diterbitkan ke dalam beberapa buku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Lestari: Menyatukan Kepentingan Bisnis dan Pelestarian Lingkungan (1)

30 Oktober 2024   16:30 Diperbarui: 30 Oktober 2024   16:34 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat wabah Covid, sekolah dan perguruan tinggi menghemat banyak sekali biaya. Kuliah yang diselenggarakan secara daring, mengakibatkan pengeluaran listrik untuk penerangan dan pendingin ruangan dapat dihemat drastis. Dari sisi sekolah atau perguruan tinggi inputnya berkurang sangat tajam, tetapi justru outputnya bisa bertambah, karena ada banyak mahasiswa yang berasal dari luar kota yang semula enggan untuk meninggalkan kota dan pekerjaannya untuk melanjutkan studi kemudian tertarik untuk kuliah secara daring. Outputnya bertambah.

Daftar contoh bisa kita tambahkan sangat banyak sekali. Intinya, gunakan cara berpikir kreatif, out of the box, dengan cara yang sederhana untuk menaikkan produktivitas perusahaan.

Lalu ramah lingkungannya dimana? Semakin kita menghemat listrik berarti kita juga ramah lingkungan, karena listrik PLN masih ada yang berasal dari bahan bakar fosil. Atau semakin sedikit air yang kita gunakan untuk cuci tangan atau flushing, maka kita lebih ramah lingkungan, mengingat air bersih yang semakin langka.

Green Value Stream Mapping (GVSM)

GVSM adalah satu alat bagi kita untuk meningkatkan produktivitas sekaligus menjadi lebih ramah lingkungan. Langkah-langkahnya sangat sederhana. Kita petakan aktivitas untuk menghasilkan produk atau jasa. Lalu, kita hilangkan aktivitas yang tidak menghasilkan nilai tambah, kita hilangkan atau kurangi limbah atau energi yang dipergunakan pada aktivitas yang banyak menghasilkan limbah dan boros energi.

Contoh sederhananya adalah seperti yang dilakukan beberapa Bank, seperti Bank BCA dan Bank Mandiri dengan iklan membuka tabungan secara online. BCA, Bank Mandiri atau bank yang lainnya memetakan aktivitas nasabah dalam membuka rekening.

Ditemukan aktivitas yang tidak menghasilkan nilai tambah yaitu nasabah harus bepergian ke kantor cabang bank dan mengantri. Dua aktivitas ini tidak menghasilkan nilai tambah bagi nasabah dan patut kita hilangkan melalui cara sederhana yaitu pembukaan rekening secara daring. Aktivitas transportasi nasabah dari rumah ke kantor cabang selain tidak menghasilkan nilai tambah, juga menimbulkan polusi. Jadi jika aktivitas ini kita hilangkan, kita bisa membuat proses layanan menjadi lebih ramah lingkungan.

Belum lagi di kantor cabang bank, nasabah menggunakan kertas mengisi berbagai data pribadi. Penghematan kertas karena pembukaan rekening dilakukan secara daring, selain mengurangi biaya, juga lebih ramah lingkungan mengingat pohon yang ditebang untuk membuat kertas menjadi semakin sedikit.

Langkah berikutnya dalam GVSM adalah memetakan aktivitas yang menghasilkan limbah dan yang menggunakan banyak energi. Sebagai contoh untuk aktivitas yang menggunakan banyak energi adalah pada proses belajar mengajar. Yang menggunakan banyak energi adalah penggunaan energi listrik untuk pendingin ruangan, bukan energi listrik yang digunakan untuk laptop dosen. Oleh karenanya, pihak pengelola Perguruan Tinggi harus mencari cara bagaimana listrik untuk alat pendingin bisa dihemat.

Penutup

Green Productivity dengan menggunakan alat analisis GVSM akan membantu perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dan sekaligus ramah lingkungan. Banyak langkah sederhana bisa kita lakukan hanya dengan mencoba berpikir kreatif dan menggunakan cara yang sederhana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun