Mohon tunggu...
Wijanto Hadipuro
Wijanto Hadipuro Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti dan penulis

Saya pensiunan tenaga pengajar yang senang menulis tentang apa saja. Tulisan saya tersebar di Facebook, blogspot.com, beberapa media masa dan tentunya di Kompasiana. Beberapa tulisan sudah diterbitkan ke dalam beberapa buku.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Irigasi Tetes dan Kapiler: Solusi bagi yang Suka Berkebun dan Travelling

28 Oktober 2024   15:04 Diperbarui: 28 Oktober 2024   15:26 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah pensiun saya jadi lebih intens dalam berkebun. Saya menanam sayur mayur, pohon buah dan beberapa tanaman hias. Semuanya yang mudah ditanam, tanpa perlu perawatan yang rumit.

Sayur mayur yang saya tanam adalah sayuran yang sehari-hari kami makan dan mudah tumbuh, seperti kangkung, berbagai macam sawi, bayam, tomat, mentimun dan cabai. Sementara untuk buah yang ada di kebun kami adalah jambu air, jeruk nipis, jeruk santang, dan rambutan. Tanaman hiasnya, ada soka, cemara, pucuk merah dan pucuk ungu, serta palma.

Karena lahannya sempit, mayoritas tanaman saya tanam dalam pot atau polybag, dan ditanam di atap teras rumah. Tanaman yang saya tanam di tanah di halaman sempit di depan rumah hanya pucuk merah dan palma.

Sebelum pensiun, saya tidak terlalu intens berkebun. Saya hanya menanam tanaman di depan rumah saja. Sebelum pensiun saya cukup sering melakukan travelling. Setiap kali ada kesempatan libur, saya manfaatkan bepergian dengan anak dan istri saya antara tiga sampai maksimal tujuh hari. Saat itu, karena tanaman yang ada hanya yang di depan rumah, setiap kali saya bepergian, saya meminta bantuan tukang kebun yang memelihara taman di perumahan kami untuk merawatnya.

Setelah pensiun, tanaman menjadi semakin banyak dan letaknya menyulitkan saya untuk menitipkan perawatannya kepada tukang kebun perumahan. Untuk mencapai atap teras rumah, kita harus membuka dan melewati beberapa ruangan privat.

Saat pertama intens berkebun, saya kesulitan menjalankan hobi travelling. Dengan belajar dan melakukan berbagai uji coba, saat ini saya bisa menjalankan kedua hobi tersebut bersama-sama. Melalui artikel ringkas ini, saya ingin berbagi hasil saya belajar dan hasil uji coba.

Karena ingin berhemat, maka yang saya pelajari dan pilih adalah cara menyiram atau sistem irigasi yang sederhana dan murah. Saya tidak memilih sistem irigasi yang terpogram dan dapat dikendalikan melalui HP, misalnya. Ada dua pilihan sistem irigasi yang dapat kita gunakan dengan mudah dan murah yaitu sistem irigasi tetes dan sistem irigasi kapiler. Berikut penjelasannya.

Irigasi Tetes

Semula saya meniru banyak orang di kanal youtube yang menggunakan botol bekas sebagai alat untuk irigasi tetes. Banyak uji coba saya lakukan, tetapi hasilnya kurang baik. Air dalam botol ternyata cepat habis dalam rentang waktu jam, meskipun di kanal youtube disebutkan penggunaan sistem irigasi ini bisa bertahan tiga sampai empat hari.

Uji coba yang saya lakukan adalah dengan memperkecil lubang di botol bekas untuk meneteskan air. Hasilnya tetap gagal bertahan lama. Saya juga mencoba menimbun botol. Lubang botol dimasukkan ke dalam pot atau polybag. Hasilnya juga sama, gagal bertahan lama.

Akhirnya saya menemukan sistem irigasi tetes dengan menggunakan selang kecil yang langsung dihubungkan ke PDAM atau toren. Di masing-masing pot dan polybag, kita pasang keran-keran plastik yang dapat mengatur besar kecilnya air yang menetes. Alat seperti ini banyak dijual di toko-toko online. Cukup kita gunakan kata kunci 'irigasi tetes' di mesin pencari Google. Nanti kita akan menemukan berbagai alternatif pilihan toko, harga, panjang selang dan jumlah keran plastik untuk mengalirkan air ke pot atau polybag.

Harga untuk irigasi ini bervariasi di kisaran Rp. 100 ribuan tergantung pada panjang selang dan jumlah keran plastiknya. Pengalaman saya dengan harga Rp. 100 ribuan, kita dapat mengairi tanaman sebanyak kurang lebih 30 pot atau polybag yang kita tempatkan di lahan seluas 9 meter persegi-an.

Irigasi ini cocok untuk pot atau polybag berukuran besar dan dengan tanaman yang juga berukuran besar. Irigasi ini tidak cocok untuk pot atau polybag berukuran 15 sampai 25 cm, karena harganya yang tidak seimbang dengan harga sayuran yang saya tanam, dan jumlah air yang diteteskan melalui keran plastik juga terlalu banyak.

Saya akhirnya menggunakan sistem irigasi tetes model ini untuk pot minimal berdiameter dan tinggi kurang lebih 40 cm. Pohon jambu air, cemara dan jeruk nipis serta pucuk ungu di atap teras rumah, saya airi dengan sistem ini saat saya travelling.

Saya tidak menggunakan sistem irigasi ini secara permanen, karena sulitnya mengatur volume keran plastik yang pas untuk meneteskan air ke dalam pot atau polybag, mengingat kondisi cuaca tidak sama setiap harinya. Jika cuaca panas, maka kebutuhan air lebih banyak dibanding dengan cuaca mendung. Kekurangan air dapat menyebabkan tanaman layu. Sementara terlalu banyak air dalam jangka waktu lama akan menyebabkan pembusukan akar.

Saran saya jika kita bepergian sekitar seminggu, sebaiknya air yang diteteskan sejumlah air yang diperlukan pohon saat cuaca sangat terik. Untuk mengetahui jumlah air tersebut, kita perlu melakukan uji coba sederhana. Kita ukur volume air yang menetes, misal dalam satu jam atau setengah jam. Bandingkan volume air ini dengan kebiasaan kita menyiram air secara manual pada saat cuaca terik untuk satu hari.

Irigasi Kapiler

Irigasi kapiler yang saya gunakan untuk pot atau polybag berukuran kecil yang berisikan tanaman sayuran adalah irigasi kapiler bawah permukaan. Artinya air kita letakkan ke dalam wadah. Dan, wadahnya kita letakkan di bawah pot atau polybag. Untuk mengalirkan air berdasar kapilaritas, saya menggunakan tali kur yang terbuat dari katun. Jangan gunakan tali kur polyester, karena kapilaritasnya tidak sebaik tali kur katun. Bisa juga dipergunakan kain flanel sebagai pengganti tali kur.

Wadah air yang saya gunakan berupa kaleng cat bekas, botol air minum dalam kemasan 600 ml dan atau 1500 ml, atau galon bekas. Untuk menghindari cepatnya tumbuh lumut, sebaiknya wadah yang transparan kita cat dengan warna hitam atau warna gelap.

Ada dua cara penempatan wadah air terbuat dari botol bekas air minum dalam kemasan. Pertama, kita letakkan vertikal atau berdiri. Saya biasanya menggunakan tiga atau empat botol bekas air minum dalam kemasan 600 ml untuk satu pot atau polybag yang saya letakkan secara vertikal atau botol dalam posisi berdiri. Botol saya potong bagian tutupnya seperempat tinggi botol. Tujuannya agar rata dan dapat menyangga pot atau polybag dengan baik.

Untuk pot atau polybag yang ada di rak, botol saya letakkan horisontal atau dalam posisi 'tidur'. Untuk yang terakhir, biasanya saya menggunakan dua botol ukuran 1500 ml yang saya lubangi di bagian badannya. Dua botol ukuran 1500 ml, saya gunakan untuk dua pot atau polybag kecil.

Keunggulan sistem irigasi ini adalah jika hujan, maka air hujan akan mengalir ke wadah. Akibatnya frekuensi kita menambah air jadi berkurang. Kelemahannya, botol mudah kotor baik akibat tanah dari pot atau polybag yang jatuh ke dalam wadah dan seringnya tumbuh lumut.

Penutup

Masa pensiun adalah masa yang harus kita buat menyenangkan. Kita harus mengusahakan dapat menjalankan semua hobi kita dengan baik. Bagi anda yang memiliki hobi berkebun dan travelling, jangan sampai salah satu hobi anda tidak dapat anda jalankan karena hobi yang lain. Sistem irigasi tetes dan sistem irigasi kapiler dapat membantu anda melakukan kedua hobi anda tersebut secara bersama-sama, tanpa perlu merepotkan orang lain dan tanpa perlu mengeluarkan banyak uang.

Selamat mencoba. Dan, bagi anda yang ingin melihat foto-fotonya, anda dapat mengunjungi akun instagram saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun