Hobi
      Tapi hobine kuwe ora apik.
      "Sing arane ora apik sapa ?"
      "Lha Kiai-kiai kan  wis omong. Wong ari nginung ciu kuwe hukume haram. Ora kena"
       Sing omong haram sapa ?"
      Lha kiai sih  ari pada ceramah kae.
      "Kyai ? Kyai ora tau mendem. Nggugoni apa".
     Â
Meminjam istilah Sarah Anais Andrieu, wayang golek Enthus Susmono memang beraga kayu, tapi di tangannya berjiwa / berkarakter layaknya manusia. Keleluasaan berimprovisasi menjadikan pertunjukan Enthus bak opera teatrikal pewayangan. Semua unsur tradisional dan modern berpadu hingga arena "parlemen jalanan" Â mengemuka. Dalam setiap pementasannya, selipan-selipan kritikan senantiasa melindap dengan bahasa guyonan yang memancing tawa penonton. Semisal melontarkan joke tentang situasi politik semasa Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, tak segan Enthus membuat wayang golek seperti Soesilo Bambang Yudhoyono lengkap dengan aksen bicara SBY.
Lupit dan Reprentase Jiwa Sang Dalang
      Pertunjukan wayang Enthus Susmono, identik dengan tokoh Lupit. Saking populernya tokoh punakawan ini menjadi maskot dalam pemerintahan Kabupaten Tegal dimana Enthus menjadi Bupati Tegal periode (2014-2018). Bersama dengan Slentheng, kedua tokoh pewayangan tersebut bahkan dijadikan maskot dalam Hari Jadi Kabupaten Brebes ke 413.