Mohon tunggu...
Dwi Pratiwi Aslam
Dwi Pratiwi Aslam Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi UNM yang juga terangkul oleh Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi. Berkhayal dapat menerbitkan sebuah Novel. Sedikit aktif dalam goresan sebuah blog di parutanlangitakatsuki.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kabar Buruk dari Malam!

22 Oktober 2013   07:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:11 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam malam malam malam malam ya malam, hanya malam yang dapat membantuku mengeksplor segala keluh kesahku, dari terbitnya akatsuki hingga terbenamnya senja indah. Malam malamku tak seindah malam yang kemarin, entah sejak kapan malam mulai bosan akan segala tentangku, tentang diriku yang manja saat malam tiba ataupu candaan bisuku yang selalu membius malam. entah sejak kapan?. Wanita yang berkelut denga [caption id="attachment_296326" align="alignright" width="300" caption="Wiiwi AsLam"][/caption] n kesepian dan kesunyian malam, seorang yang begitu mencintai akatsuki, dialah WiLam sang pengagum ulung dari kota daeng. Nama tak bisa diartikan sebagai ciri dari seseorang yang terikat akan makna dari sebuah nama, toh banyak yang namanya melenceng dari makna namanya itu sendiri. entahlah aku pun pusing dengan nama WiLam itu. :D Kembali ku ingin mencumbu malam dalam dekapan sepi langit yang jauh dari hingar bingar sebuah kota kecil di sulawesi selatan ini. Dia terlahir dari keluarga yang yaaahhh keluarga yang penuh cinta ^^. lupakan. Malam, tak tahukah betapa sayangnya WiLam kepadamu? Tak tahukah kamu yang selalu dirindunya ditiap munajatnya? Adilkah jika kamu hanya bisa dilihatnya dari sebuah kejauhan yang tak terhitung oleh kiloan meter? Malam, WiLam pernah berucap padaku, tentang ketulusan ia menghormatimu dan tentang bagaimana ia menyanjungmu didepan kerabatnya. Sadarkah kamu pada titik ketidak berdayaan WiLam yang tak mampu meretas tiap bulir dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan temannya kepadanya? tak tahukah kamu wahai Malam?. Lihatlah, WiLam hanya mampu duduk merunduk sembari merangkul lipatan kakinya, karena dengan menengadahkan wajah maka ia akan membuat hiris sungai kecil dari balik pelupuk matanya. *Malamku, cobalah jawab pertanyaan WiLam ^_^

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun