3. Fanatisme Kelompok
Perbedaan aliran pencak silat bisa menyebabkan ketegangan antarperguruan. Terutama jika ada keyakinan kuat bahwa satu aliran lebih baik daripada yang lain. Hal ini menumbuhkan sikap fanatisme terhadap kelompoknya. Fanatisme terhadap aliran tertentu dapat memperkuat perbedaan ini dan memicu konflik.Â
Fanatisme kelompok dapat memperkuat perbedaan dan memicu terjadinya konflik. Para remaja yang fanatik terhadap perguruan silat tertentu mungkin cenderung mengekspresikan loyalitas secara berlebihan dan menentang perguruan lain. Sehingga, muncul juga komunitas-komunitas yang mengatasnamakan diri sebagai pembela perguruan silat tertentu.
4. Sistem Rekrutmen Anggota
Perguruan silat yang berfokus pada kuantitas anggota seringkali mengejar pertumbuhan pesat. Siswa yang direkrut tanpa minat sungguh-sungguh dalam bela diri mungkin hanya bergabung karena tekanan sosial atau gaya-gayaan saja.Â
Ketika perguruan mencari anggota dengan cepat, mereka mungkin mengabaikan proses latihan yang serius. Munculah anggota baru yang tidak memiliki komitmen sejati terhadap seni bela diri. Sehingga, kualitas generasi selanjutnya semakin tak karuhan dan jauh dari ajaran para pendirinya.
5. Kepentingan Politis
Perguruan pencak silat juga bersaing untuk mendapatkan pengakuan dari pemerintah atau masyarakat. Pengakuan ini dapat memengaruhi status dan keberlanjutan perguruan silat. Politisi memanfaatkan jumlah anggota besar dari perguruan silat untuk kepentingan politik mereka sendiri, yang menyebabkan rivalitas dan konflik antara kelompok yang bersekutu dengan faksi politik yang berbeda.
Untuk mengurangi konflik, penting bagi perguruan pencak silat untuk memprioritaskan kualitas anggota, mengedepankan nilai-nilai bela diri, dan memastikan seleksi yang ketat. Dengan demikian, perguruan dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan berfokus pada pengembangan diri. Sekali lagi, ini bukan menggurui, saya hanya menulis opini berdasarkan pengalaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H