buku yang berjudul "Filosofi Teras" karya Henry Manampiring sukses menjadi mega best seller. Penulis yang juga menulis  buku best seller dengan judul The Alpha Girls Guide ini membagikan pengalamannya menemukan filosofi teras yang sangat membantu memperoleh hidup tenang. Lebih dari 2000 tahun lalu,sebuah mazhab filsafat menemukan akar masalah dan juga solusi dari banyaknya emosi negatif.Â
Stoisisme atau filosofi teras adalah filsafat Yunani - Romawi kuno yang bisa membantu kita mengatasi emosi negatif dan menghasilkan mental yang tangguh dalam menghadapi naik turunnya kehidupan. buku Filosofi teras sendiri terdiri dari 13 Bab pembahasan yang didalamnya masih terdapat beberapa sub bab lagi. Salah satu bab yang membuat saya tertarik yaitu pada bab enam dengan judul " Memperkuat Mental".Â
Mental merupakan salah satu dari bagian tubuh yang penting dan harus dijaga. Kesehatan seseorang saat ini tidak hanya dilihat dari fisik saja melainkan juga Jiwa atau mentalnya. Tidak semua orang memiliki mental yang kuat dan tidak semua orang mengerti bagaimana caranya untuk memiliki mental baja ditengah hiruk pikuk nya kehidupan yang dijalani.Â
Pada bab ini terdapat hal yang menarik untuk dibahas dan dipelajari yaitu melihat sisi positif dari berpikir negatif. Hahh kok bisa berpikir negatif terdapat sisi positif nya? padahal itu sama hal nya dengan negative thingking yang memiliki stigma jelek di masyarakat. dalam memperkuat mental menghadapi kesulitan hidup, filosofi teras memiliki sebuah tips yang terkesan paradoks atau bertentangan. Dalam bahasa lain tips ini disebut "Premeditatio Malorum" atau "Premeditate Evil" atau "pikirkanlah hal hal buruk yang mungkin terjadi". Â
Marcus Aurelius menuliskan awali hari dengan berkata pada diri sendiri: hari ini saya akan menemui gangguan, orang orang yang tidak tau berterimakasih,hinaan,pengkhianatan,niat buruk dan keegoisan. Semua itu karena pelakunya tidak mengerti apa yang baik dan buruk. Praktik premeditatio molorum atau sengaja memikirkan apa apa (dan siapa) saja yang akan merusak hari kita adalah praktik untuk mengantisipasi hal hal tidak enak yang mungkin terjadi.Â
Kita mengubah hal hal tersebut dari tak terduga menjadi hal hal yang telah diantisipasi. Dengan melakukan ini sebenarnya kita telahh mencabut sebagian gigi taring ketidakpastian. Jika sesuatu berubah dari tidak terduga menjadi bisa diantisipasi,saat kejadian tersebut akhirnya benar benar terjadi, efek tidak enaknya akan jauh berkurang. Praktik ini sangat mirip cara kerjanya dengan imunisasi. Dalam imunisasi kita memasukkan kuman yang sudah dilemahkan sehingga sistem kekebalan kita bisa mempersiapkan diri untuk melawan kuman kuman yang sesungguhnya.Â
Dengan mensimulasikan kemungkinan kemungkinan buruk yang mungkin terjadi,kita sedang mempersiapkan "kekebalan mental" menghadapinya jika memang terjadi. Jika akhirnya semua hal buruk yang dibayangkan ternyata tidak terjadi, kita akan merasa lebih bahagia dengan hari kita. Ironisnya,negative thinking mungkin bisa membuat seseorang menjadi lebih bahagia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H