Kita sudah jatuh pada kesempatan pertama, apakah kita juga akan jatuh di kesempatan kedua? Demokrasi bukan cuma bicara soal diskusi debat kusir, tetapi juga kebesaran jiwa menerima kekalahan.
Namun, kalau kita sangat yakin kita benar dan FIFA-Agum sangat salah, kita bisa memberi keadilan kepada diri sendiri dengan memboikot kongres II dan dengan begitu diskors atau mundur sekalian dari FIFA, tanpa perlu saling menyalahkan.
Kemenangan belum tentu mulia karena bisa diraih dengan cara apa pun, tetapi orang kalah yang mau mengakui kemenangan lawan selamanya akan disebut ksatria. Kalau soal kepentingan, yang ada cuma cari selamat, bukan kehormatan.
Terakhir, rakyat tak peduli siapa yang menjadi ketua umum PSSI, asal aliran APBN/APBD untuk klub bisa dihentikan dan digunakan untuk perbaikan pendidikan dan kesehatan rakyat, dan Indonesia Raya bisa mengiringi naiknya Sang Merah Putih selain di negeri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H