Mohon tunggu...
Dewi Wulan Angraeni
Dewi Wulan Angraeni Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Dasar

"Tidak ada akhir yang nyata. Itu hanya tempat di mana kamu menghentikan ceritanya." Frank Herbert

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwimingguan Ketiga

13 November 2022   18:39 Diperbarui: 13 November 2022   18:40 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Model Refleksi Six Thinking Hats (Teknik 6 Topi)

Melaksanakan suatu perubahan bukanlah hal yang mudah. Awali dengan hal kecil dan sederhana yang bisa kita lakukan.

Pada dwiminggu ketiga ini, saya menggali pengetahuan dan keterampilan pada modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan melaksanakan alur MERDEKA. Alur "Mulai dari Diri" dilaksanakan pada 26 September 2022. Pada kegiatan mulai dari diri, saya membuat gambar impian murid saya di masa depan, kemudian membuat sebuah visi. Tugas yang diupload pada LMS pada waktu itu adalah power point (PPT).

Alur Eksplorasi konsep dilaksanakan pada tanggal 27-28 September 2022. berselancar di LMS dan mengerjakan tugas-tugas. Tugas yang dikerjakan yaitu membuat canvas BAGJA berdasarkan impian diri yang telah tecapai, berbgi visi murid impian, dan berbagi kesimpulan tentang Inkuiri Apresiatif. pada kegiatan Eksplorasi Konsep-Mandiri. Selain itu, saya juga memberikan tanggapan/umpan balik pada peserta CGP lainnya.

Alur Ruang Kolaborasi dilaksanakan pada tanggal 29-30 September 2022. Pada tanggal 29 September 2022, kami bertatap maya di ruang kelas B. Kami mengeksplor modul 1.3 dibersamai oleh fasilitator (Bapak Yul_Pendri) dan  Pengajar Praktik (Umy Yati Saadah dan Ibu Yani Meilani). Pada saat itu, fasilitator membagi kami menjadi 2 kelompok. Saya menjadi anggota kelompok 3 bersama Ibu Iis Sakila, Ibu Iis Herlina, Ibu Yusmiati dan Ibu Rina Sugiartinengsih. Kami berdiskusi di BOR dibersamai oleh Umy Yati Saadah untuk membuat satu visi bersama berdasarkan visi masing-masing, lalu membuat pernyataan prakartsa perubahan,menyusun ATAP dan merumuskan BAGJA.

Pada tanggal 30 September 2022, kami bertatap maya kembali di Ruang Kolaborasi untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di BOR. Kelompok kami mendapat kesempatan pertama untuk mempresentasikan hasil diskusi. Alhamdulilah, kelompok kami pun dapat mempresentasikan dengan baik. Diskusi kali ini sangat seru, karena semua CGP anktif dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan masukan.

Alur berikutnya adalah Demonstrasi Konstektual yang dilaksanakan pada 3 Oktober 2022. Pada alur ini, saya membuat rancangan tindakan perubahan berdasarkan tahapan BAGJA untuk melakukan perubahan pada diri sehingga semakin berdaya dalam berpihak pada murid.

Pada tanggal 5 Oktober 2022, saya melaksanakan alur Elaborasi pemahaman dengan membuat satu pertanyaan untuk instruktur, dan dituliskan pada LMS. 6 Oktober 2022, saya melaksanakan alur Elaborasi Pemahaman melalui room bersama instruktur yang hebat yaitu Bapak Feri Taupik Ridwan.

Alur Koneksi antar materi dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2022. Setelah mempelajari modul 1.1 hingga modul 1.2, modul 1.3, dan mendapatkan pencerahan dari intruktur  hebat, saya merumuskan keterkaitan peran pendidik dalam mewujudkan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan profil pelajar Pancasila dengan paradigma Inkuiri Apresiatif. Saya juga merevisi visi yang telah dibuat agar lebih membangkitkan semangat komunitas di sekolah saya.

Aksi nyata penerapan modul 1.3 saya laksanakan selama 1 hari. Saya mengimplementasikan tindakan yang telah dirumuskan melalui BAGJA, yaitu melaksanakan pembelajaran yang meningkatkan kreativitas murid melalui pemanfaatan media sosial pada materi bangun datar lingkaran.

Perasaan saya dalam dua minggu ini mengalai pasang surut. Pada saat alur mulai dari diri, saya sangat antusias dan semangat. Walaupun tidak bisa menggambar, saya berusaha sebaik mungkin menggambar murid impian saya di masa depan. Dengan harapan, semua impian saya menjadi do'a dan menjadi kenyataan.

Semangat pada diri saya mulai menurun ketika melaksanakan ruang kolaborasi. Saya merasa bingung dan tidak memahami dengan benar bagaimana merumuskan visi, membuat prakarsa perubahan, ATAP dan BAGJA.

Dalam mengerjakan tugas demosntrasi konstektual pun, saya merasa tidak percaya diri, dan kecewa pada diri sendiri. Apalagi setelah menyimak penjelasan instruktur yang sangat bagaimana menyusun visi, membuat prakarsa perubahan, merumuskan ATAP dan BAGJA, semuanya pertanyaan dan unek-unek saya terjawab sudah. Sejak saat itu, saya mencoba mulai bangkit dan lebih bersemangat lagi.

Ketika melaksanakan aksi nyata, anak terlihat antusias dalam pembelajaran. Saya pun optimis, tindakan prakarsa perubahan yang saya rumuskan melalui BAGJA dapat meningkatkan kreativitas siwsa. Hal itu ditunjukan dengan hasil karya berdasarkan konsep lingkaran yang dihasilkan murid beragam.

Namun begitu, banyak hal positif yang saya peroleh selama dua minggu ini, diantaranya saya memahami cara menyusun sebuah visi yang baik, membuat prakarsa perubahan yang sederhana berdasarkan kekuatan pada diri, murid, dan sekolah, serta merumuskan BAGJA untuk merealisasikan prakarsa perubahan.

Dalam pelaksanaanya, tentu saja saya mengalami berbagai kendala. Kendala yang saya hadapi adalah ketika merumuskan BAGJA, sehingga saya harus terus mencobanya berulang kali. Kendala lain yang saya hadapi adalah ketika melaksanakan aksi nyata. Ternyata mengembangkan kreativitas anak itu sulit, karena anak selalu ingin membuat karya yang sama dengan temannya.

Setelah memperoleh pengalaman dalam dua minggu ini, saya berinisiatif akan berkolaborasi dengan stakeholder untuk merumuskan visi, membuat prakarsa perubahan yang sederhana berdasarkan kekuatan pada diri, murid, dan sekolah, serta merumuskan BAGJA dalam merealisasikan prakarsa perubahan untuk

Kesimpulan yang saya peroleh dari alur MERDEKA selama 2 minggu ini adalah adanya keterkaitan antara filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, serta visi guru penggerak. Dengan mengimplementasikan dasar-dasar pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan pola pikir inkuiri-apresiatif, pendidik akan mampu melaksanakan peran-perannya dengan baik dan dapat menciptakan komunitas sekolah yang dapat mewujudkan siswa berkarakter sesuai profil pelajar Pancasila.

Berikut ini link Aksi nyata modul 1.3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun