Mohon tunggu...
Aang Suherman
Aang Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perantau

Ekspresi apa adanya semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Secangkir Cappuccino Sebatang Rokok untuk Rakyatku

12 November 2011   20:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:44 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah catatan ringan inginnya sih humor tetapi maaf sangat tidak lucu..

Meminum kopi jikalau saya atau anda mungkin berbeda selera,ada yang seleranya ingin kopi pahit kental hitam ledok,atau banyak yang suka kopi manis lengkap dengan susunya.Cafucino masuk ke jenis minuman kopi juga hanya kopinya mungkin dibikin lebih halus sehingga menyerupai krem dan di tambah dengan mocca sedikit,banyak pula yang menamakan minuman itu Moccacino,ah rasanya sih sama saja pada dasarnya.

Mungkin kalimat pembukaan di atas pasti banyak yang kurang tepat ya?,ya silahkan deh pembaca membetulkan saya bukan pakarnya kopi soalnya.Tetapi realitas mengatakan dan saya sering merasakan Cafucino minuman yang sedap,nikmat,hangat dan menyegarkan apalagi jikalau diminum pada pagi hari,namun harus agak cepat minumnya karena jikalau terlambat dan agak santai sedikit apalagi di musim dingin dan penghujan akan segera basi.Jelas sekali rasa sedapnya akan segera hilang dan berganti dengan air yang basi dan sedikit bau amis dari susu menyerupai bau anyir susu sapi.

Kurang lebih dua hari yang lalu kami rakyat Indonesia yang sedang puyeng dengan segala bentuk ke amburadul an nya disuguhi sebuah event dari Jakabaring Stadion di Palembang sekelas sajian cafucino itu.Sewaktu menyaksikan  acara itu  seakan saya dan sebagian besar rakyat yang terpukau dengan suguhan  secangkir caffucino yang instant dan di bikinnya dengan tergesa-gesa, terburu-buru dengan nampan yang belum siap atau layak saji,disana-sini masih banyak bekas cetakan nampan yang masih baru namun belum di finishing dengan baik.Tetapi sang pribumi ya tetap saja mau mempersembahkan minuman pembuka sebelum sarapan itu dengan menu cafucino tadi.Sangat dipaksakan berhiaskan basa-basi dari sang kepala keluarga tersenyum dengan setengah terpaksa,namun para tamu tak akan bisa di bohongi,kecuali tamu anak-anak,bahwa senyum sang kepala keluarga itu sebuah senyuman yang tidak penuh,hambar dan seolah tak ada ruh yang mengikuti di senyumannya.

Usut punya usut sang kepala keluarga yang memang suka kelihatan lamban itu,kelihatannya lamban...padahal lambat.. itu di hatinya tengah di penuhi rasa yang bermacam-macam karena ulah-ulah anggota keluarganya.Belum lagi jikalau didengar banyak anggota keluarganya yang pro dan kontra mengadakan jamuan ini.Mengapa?

Mengapa?

Karena kata sebagian yang kontra wah dana untuk perjamuan akbar itu seharusnya untuk anggota keluarganya yang nggak mampu dulu dong...,biaya pendidikanya,kesehatannya,pembangunan supra dan infrastrukturnya beresin dulu,terus benerin dulu hukuman buat anak-anaknya yang nakal dan telah berbuat jahat dan lain sebagainya.

Terus yang pro dan kru kerabat kerjanya seolah berkata,mbokya terusin aja deh perhelatan itu toh nanti kan kita akan terkenal di dunia sono,lalu para tetangga kita akan kagum,bangga dan hormat pada kita meskipun mereka yakin para tetangga tak akan segan pada keluarga ini,karena para tetangga tahu betul si yang empunya hajat ini memakai keuangannya kan dari hutang,malah sebagian hutangan dari para tetangga itu.

Makanya pak kepala keluarga saat itu di jamuan pembuka acara minum cafucino tersebut wajahnya sealah tak bersinar agak redup,terhalang oleh gundahnya rasagelisah kalbu di dalam hati beliau,antara maju atau mundur,diantara keraguan lanjutkan atau hentikan.

Tetapi toh gong genderang pelaksanan telah di nyalakan,dengan segala keterbatasan dan ketergesaan ditambah dengan segala sifat keraguannya sang kepala keluarga sekarang mencoba beliau berjalan dan berdiri tegak,seakan berkata :Wahai semua anggota keluargaku silahkan diminum dan dinikmati sajian cafucino nya,agak cepatlah minumnya jikalau lambat sedikit saja akan tercium bau anyir lemak susu sapi di pinggir gelasnya.Dan jikalau sudah selesai nanti, perkara punya utang bekas biaya perhelatan ini,gampang nanti orang-orang saya akan aku atur untuk menghisap sumber keuangan yang lainnya,biarlah warga saya yang miskin tak usah diurusin mereka toh nanti akan selesai dan diam dengan uang 100 ribu perbulan,dan saya akan tetap di puja oleh mereka.Terselamatkan citra kami, kata para kru panitia perhelatan jamuan cafucino ini dengan optimis dan senyum yang lebar-lebar seolah-olah karena hasil keringat dan kesuksesan merekalah hajatan ini terlaksana.

Ini hajatan hanyalah sebuah perjamuan ibarat sekedar sajian minum cafucino dan sebatang rokok di pagi hari.Dan selesai hanya buat dinikmati ,bukan buat di polemik-isasi apalagi di debat-isasi marilah sama-sama kita nikmati.Trutama yang suka dan atau malah yang sudah kecanduan.Sekedar minum kopi saja atau merokok,menyala lalu di buang puntungnya .Dengan hati-hatilah setlahnya akan terkena penyakit perut kembung dan atau paru-paru kronis karena kebanyakan menikmati suguhan macam begini dan memikirkan beban utang luar negeri yang terus menumpuk.

Lalu ini mana Humornya?,lha maaf saya bukan pelawak pembaca,tuh pelawak mah banyaknya di "JAKARTA",jadi mohon maaf kalau tulisan ini tidak lucu,malah jelek dan super duper instant.

Selamat malam semua,Salam damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun