Mohon tunggu...
Aang Suherman
Aang Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perantau

Ekspresi apa adanya semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jadi Tim Sukses PILKADES

4 November 2011   15:33 Diperbarui: 4 April 2017   16:32 14399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pengalaman empat tahun yang lalu,ketika saya sedang di kampung , saat itu di Desaku  akan terjadi perhelatan besar untuk memperebutkan,Memperebutkan?,ya kata itu adalah yang pantas untuk ditulis.Memperebutkan kursi panas Kursi Kepala Desa,atau di kampung saya ngetop dengan sebutan Lurah (walau bukan kelurahan secara admisnistratif hehe dasar di kampung,maklumlah).

Ada 4 orang calon atau populernya disingkat Balon (bakal calon) calon yang baru daftar belum disetujui oleh Raja Otonomi Bupati begitulah kira-kira,lagi-lagi istilah ini mengusik saya istilah balon kalau saya mendengar kata balon langsung berfikiran sesuatu yang menggelembung terbuat dari karet dan isinya udara hampa atau bisa juga dengan gas oksigen.Yang bisa menggelembung besar kecil atau sedang tergantung masukan anginnya.

Calon pertama yaitu Sang Kades yang saat itu masih bertahta,Balon kedua :Kang Haji B orang kaya di daerahku,banyak tanah banyak sawah namun sekolahnya hanya tamat SD dan Pesantren,balon ketiga Kang C Pensiunan guru jabatan terakhir Pengawas TK/SD dan yang terakhir seorang pemuda lulusan D2 dari sebuah Perguruan tinggi lokal di kota kabupaten kita sebut Mister D saja.

Karena bukan berita reportase maka saya samarkan saja nama-namanya,untuk menghormati beliau-beliau mengantisipasi salah paham.Maksud penulis mengangkat topik ini untuk mengambil manfaatnya saja dari sebuah kondisi pertarungan demokrasi sejati yang telah terjadi dari sejak Republik Ini di lahirkan,bahkan pada masa otoriter orde baru pun,di tingkat Desa pemilihan kursi Kepala Desa sudah demokrasi,pemilihan Kades secara langsung.

Intrik-intrik dan segala telenovela,sinetron,dagelan politik pertaruhan dan pertarungan kursi Desa-1 bagi rakyat Desa sudah terbiasa,makanya sekarang dikala terjadi semua dagelan di pemilu RI-1 rakyat desa tidak se-heboh masyarakat kota kritik ini kritik itu dan masih kaget dengan semua a-z pilpres,karena masyarakat kota tak pernah memilih Lurah (kebanyakan  kelurahan dikota dari sejak dulu dipimpin oleh seorang Lurah yang tidak dipilih oleh warga...weekk 'siaran ulang"! ...ya kalau nggak ditulis kan takut salah paham orang kota).

Aku waktu itu mendukung calon keempat sebut saja Mr D,pertimbangan saya kalau pilih yang masih menjabat ah enggak akan jauh berkembang dari seperti sekarang kemajuan desa kami,kedua denger-denger Pak Kades sekarang suka jarang hadir berkantor,pelayanan kebanyakan selalu di handle oleh SEKDES  pak Kades hanya suka sigap dan siaga jikalau dipanggil di acara-acara hajatan saja.Selain itu semua kata-kata sambutan,memimpin rapat selalu di handle oleh Pak Sekdes.lalu denger-denger pula pernah bentrok dengan Sekdes karena Kas Desa selalu di pinjam sama pak Kades dengan cara kasbon dan selalu gagal bayar.

Calon yang kedua pak Haji B,saya kurang mendukung karena beliau terlalu kolot untuk jaman sekarang,disamping umurnya yang sudah 60 tahun lebih,juga tenaga dan fikirannya sudah sering tidak nyambung dengan masyarakat,ketahuannya karena beliau saat ini sedang menjabat sebagai ketua DKM di kampung Tengah,kata orang-orang DKM Kampung tengah Wak Haji ini suka mau menang sendiri dan sangat tidak senang jikalau ada anggotanya berebeda faham dengan pendiriannya.Karena itu pembanguan mesjid jami di kampungnya sampai saat ini belum selesai karena konon katanya ada konflik intern di dalam elit-elit DKM terutama dari wak Haji ini sebagai ketuanya yang tidak mau mendengar saran dari masyarakat yang dibawahnya baik secara umur maupun secara ekonomi.Pertimbangan itulah makanya saya tak mendukung beliau.

Calon ketiga sebut saja Bapak C,pensiunan PNS asalnya guru SD di kampung kami,lalu menjelang usia pensiun belaiu sempat menjadi Penilik TK/SD di Diknas Kec.Kami.Kalau melihat penampilan layaknya mantan seorang pendidik,malah saya juga pernah diajari beliau pada masa SD ku,penampilannya sederhana namun selalu rapi dan penuh ketelitian,maklum mantan pengawas ya,beliau terkenal di Desaku karena profesi guru kalau di kampung jaman=jamannya tahun 70-80 an mash jarang,dan selalu menjadi tokoh masyarakat di sekitar kampungnya,malah banyak yang menjadi motor pembangunan ujung tombak GOLKAR pada masa orde baru.Tetapi saya tak mendukung beliau,alasan saya waktu itu kasihan beliau sudah berumur hampir 68 tahun,beliau sering sakit-sakitan,rematiklah,paru-parulah,kadar gula lah kolesterol gangguan jantung dan lain sebagainya,ditambah pula jikalau berpidato dan atau berbicara di depa umum beliau suka masih bernostalgia sebagai "Guru" selalu Menggurui,dan kami msyarakat dianggap secara tidak sadar mungkin dianggap sebagai muridnya yang seolah-olah hanya harus DUDUK,DENGAR,CATAT dan HAPALKAN.

Calon Kades yang keempat sebut saja Mr D,lulusan D2 manajemen dari sebuah Akademi di kota tetangga kabupatenku.Berusia 40 tahun beristeri satu anak dua,wiraswasta mempunyai sebuah pabrik penggilingan padi dan membuka foto studio merangkap counter HP dan juga bertani meskipun punya lahan sedikit.Sederhana,ramah tamah,tak perah mendengar dia waktu mudanya macem-macem,mabok minuman,narkoba,atau menginap di rumah janda,atau dan lain sebagainya yang kotor-kotor,pendek kata beliau orang" bersih".Pernah mengaji mondok pesantren di Kyai X yang terkenal masih asli di mesjidnya tak ada membran merk Toa atau speacker pengeras suara.Anak isterinya juga termasuk orang yang baik-baik isterinya lulusan SLTA dan pesantren.

Keseharinnya beliau selalu tampil sederhana namun meyakinkan dan selalu beliau punya ide-ide yang sebagaian sudah bisa dilaksanakan,misalnya tentang penanggulangan pemuda yang suka mabok-mabokan di pos ronda dengan memberi mereka lapangan kerja di kios dan di pabrik padi nya,sistem keamanan lingkungan ronda malam yang asalnya harus tiap warga bergilran sekarang berhubung mobilitas warga semakin tinggi,maka di ganti sistemnya dengan mengambil 4 orang warga yang berfigur tentara dan siap meronda tiap malam dengan gajinya diambil dari beras perelek yang diambil oleh peronda 4 orang itu di setiap pintu pagar penduduk di malam hari.

Inovasi lainnya dari mr D untuk warga yang lainnya wah enggak bisa di tulis semua nih.singkatnya mr D ini selalu saja ada ide "brilian"untuk kepentingan warga sekitar kami.Yang oleh kami mah tidak terlintas,atau meskipun terlintas di fikiran tetapi kami jarang mau ber action langsung macam mr D ini,padahal jikalau melihat harta dan materi yang beliau miliki tak seberapa lah hanya bisa disebut sederhana saja. (sang kandidat no 4 pada PILKADES di Desaku).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun