Mohon tunggu...
Wienndy Dy
Wienndy Dy Mohon Tunggu... -

Suka baca, kayak pp-nya.. Suka pantai, jadi terbawa santai.. Suka tidur, tapi jarang bermimpi.. Karenanya, aku tidak punya banyak impian :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cinta Segi banyak dan TV Cinta Kasih

21 Desember 2012   05:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:16 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Riyama baru sebentar muncul, sudah ada tiga lelaki yang menyukai dan mulai menggodanya yaitu Haji Muhidin, Togu dan Kardun.

Haji Muhidin, setelah istrinya meninggal jadi rebutan Tiah dan Mak Nok, dengan Riyama yang diam-diam sepertinya sudah jatuh simpati.

Rere, yang sudah menikah masih juga menyimpan rasa terhadap Robby. Atika, yang sudah menikah sempat berselingkuh hati dengan lelaki tukang kawin.

Mak Nok, pemijit yang tidak pernah memijit, tapi asik menyebar berita bohong dengan perkataan-perkataan dalam bahasa Sunda. Seharusnya ada terjemahannya saat dia bicara.

Kardun dan Romlah istrinya, yang menikahinya karena untuk membalas sakit hatinya pada laki-laki. Jauh dari kehidupan rumah tangga yang samara.

Haji Muhidin, haji dua kali. Pemarah, tidak mau kalah, egois, judes, pelit, iri dengki.. Inikah figur haji dua kali? Sekali lagi sebut haji dua kali.

Apa lagi ya?

Begitulah cerita salah satu sinetron yang sedang tayang di RCTI. Jika sampai saat ini terus ditayangkan, awal-awalnya tentu karena ceritanya memang bagus, masuk akal dan ada sedikit unsur mendidik. Tapi jika rating naik, maka jadilah seperti pejabat, tidak mau turun. Mulailah cerita diperpanjang, hingga yang alurnya keterlaluan dan tidak masuk akalpun dibuat jadi cerita. Dulu, ada sinetron Tersanjung sampai berseri-seri. Lalu Cinta Fitri yang akhirnya semakin aneh.

Tapi tidak usah buang energi untuk memaki. Toh pilihan ada di jari, tinggal salurannya saja diganti. Hingga akhirnya cobalah sejenak berhenti di Daai Tv.

Drama yang disajikan sangat membumi. Penuh nilai kehidupan dan ikatan erat kekeluargaan. Menceritakan perjuangan meraih harapan. Jarang ada yang saling memaki dengan mimik wajah yang menyebalkan. Dan selalu mengedepankan untuk menyayangi sesama, menyayangi orang tua. Bahkan kalimat bijak yang sering dibacakan adalah berbaktilah kepada orang tua.

Tayangan tentang lingkunganpun ada, karena mereka peduli pada kelestarian lingkungan. Ada kegiatan daur ulang yang rutin dilaksanakan. Ada Sahabat Alam, program lingkungan bernuansa petualangan, ditujukan untuk pemirsa remaja hingga dewasa, dan selalu menampilkan himbauan untuk pelestarian alam. Adapula Bumiku Satu, program mingguan talkshow mengenai pendidikan lingkungan yang ditujukan bagi pemirsa muda yang masih duduk di bangku SMP dan SMU. Hal-hal yang diangkat adalah pengetahuan mengenai lingkungan hidup, upaya pelestarian lingkungan hidup di sekitar sekolah serta percobaan sederhana mengenai sains yang terkait yang berhubungan dengan masalah lingkungan hidup.

Suka memasak? Bisa melihat Kreasi Dapur Sehat, tentu saja memasak dengan bahan dan cara yang sehat. Bisa juga mengenalkan anak belajar memasak dipandu koki dalam acara Koki Kecil. Ibu-ibu mau berkreasi dengan bahan-bahan yang mudah dan murah didapat? Tips menarik seputar rumah tangga? Cara mudah membuat kudapan ringan? Ada jawabannya di House dan Living.

Masih ada waktu untuk menyaksikan Ruang Keluarga? Sebuah program talkshow yang mengangkat masalah seputar keluarga dan rumah tangga dengan pilihan topik yang informatif, edukatif, dan inspiratif. Membuka wawasan, memahami arti pentingnya keluarga, serta memberikan alternatif solusi yang baik dan mendidik. Bisa pula menambah wawasan tentang kesehatan di Dunia Sehat.

Mungkin masih banyak lagi program-program yang ditayangkan di Daai Tv, yang konon katanya adalah tv cinta kasih. Di saat pengaduan ke KPI hanya mendapat tanggapan yang sekedar menanggapi tanpa menindaklanjuti, ketika cerita-cerita yang disuguhkan semakin keluar dari akal sehat, saat anak-anak tercemari perkataan dan perbuatan tak senonoh imbas dari acara televisi, mulailah memilih tanpa harus menggerutu tapi terus menonton, karena percuma saja meminta stasiun tivi menyiarkan acara yang bermutu. Semua pilihan akhirnya ada di tangan kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun