Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar,
Laa ilaaha illallahu wallahu akbar,
Allahu akbar wa lillahil hamd.
Gema takbir berkumandang. Saling bersahutan dari masjid di seluruh penjuru negeri. Memenuhi langit malam bersiap menyambut Hari Kemenangan.
Malam itu, seluruh umat Muslim dihampiri berbagai macam perasaan. Senang, karena hanya dengan menghitung jam, Idul Fitri yang harus melewati tiga puluh hari itu akan segera datang.Â
Namun, sedih juga datang menghadang. Sedih karena tak ada jaminan kalau tahun depan, masih diberi umur untuk berjumpa dengan Ramadan bersama orang-orang tersayang.
Bicara tentang orang-orang tersayang, sayangnya, hal itu bukan milik semua orang. Kala Hari Raya Idul Fitri atau orang Indonesia biasa menyebutnya dengan Lebaran itu datang, sebagian orang harus menahan rindu lebih lama lagi untuk berjumpa dengan sang orang-orang tersayang.
Pulang kampung atau mudik atau apalah itu istilahnya, harus mereka lewatkan.Â
Tidak mudah memang. Tapi kalau tidak dilakukan, mereka mungkin tidak bisa makan. Mereka mungkin tidak bisa menghidupi orang-orang yang mereka sayang.
Dari sekian banyak raga yang tertahan tidak bisa merayakan Lebaran dengan orang-orang tersayang, Jajang salah satunya.