Terlepas dari mitos dan kisah sejarah tersebut, Puncak Suroloyo tetap menyuguhkan panorama alam yang indah dan sejuk. Sekitar satu setengah jam saya berada di puncak Suroloyo. Merenung dan memandang kagum atas segala ciptaan Yang Maha Kuasa ini. Saat hanyut dalam perasaan *cieehh* kabut tipis mulai menyembul dari bawah. Kereenn!! Awalnya sempat kupikir asap dari rumah penduduk yang naik ke atas. Hahaa… Kabut putih tipis itu pelan-pelan merangkak naik, bagai dewi yang akan naik ke kahyangan. Pelan dan anggun, namun pasti. Pandangan di depanku pun perlahan mulai hilang tertutup kabut. Tak salah jika banyak yang menyebut Suroloyo adalah “the land above the cloud”. Puas menikmati alam dari atas puncak, kamipun turun. Tentunya ditemani kabut yang masih setia menyelimuti gugusan perbukitan ini. Nice travelling.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H