Mohon tunggu...
Widyarin Kusumaningtyas
Widyarin Kusumaningtyas Mohon Tunggu... -

Alumni Teknik Arsitektur di kampus negeri milik Bandung. Mencintai bandung sejak kuliah tahun 2002, dan (sayangnya) selalu tergoda untuk merajut cinta di Bandung.\r\n\r\nSekarang? berprofesi sebagai junior arsitek di Tebet, Jakarta Selatan dengan pendekatan ideologi Kearifan Lokal dan Ramah Lingkungan.\r\n\r\nDisamping itu? Juga mengelola enam blogspot yang berkisar antara hobi dan passion : merenung, menulis, mendesain, memotret, dan merekam photo-biografi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengapa Terbalut Ego

4 April 2011   04:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:09 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seribu bahasa…. Sanggup matikan aku hingga kini…

Seribu kata pun… sanggup lumpuhkan aku hingga kini….

Ingin kuredam bahasa mu, ingin ku abaikan kata mu

Hanya semata agar aku bisa menjagamu…

Di fikiranku, di lubuk hatiku pun

Selalu ada sudut yang enggan mengenalmu

Namun egoku ingin menahanmu disini, di kenangan ku

Biarlah kuingat kau sosok bisu…

Dan biarlah ku dengar kau tanpa suara….

Jadilah satu yang hadir tanpa cerita

Sekedar ada untuk dianggap pernah ada….

Ku takkan bisa, ku takkan mampu..

Melupakan katamu, melupakan bahasamu…

Ini takkan mudah, ini takkan menenangkan..

Melihatmu disini, bertahta dengan cerita…

Ceritamu, bukan yang ingin kuingat

Ceritamu, bukan yang ingin kusimpan

Hanya ego, memintamu bertahan..

Disini sebagai satu sosok lalu

Mungkin kah,,,, engkau hilang selamanya

Sedangkan ingatan tak kembali…

Mungkinkah,,, engkau tak bersuara lagi…

Sedangkan,,, kau bernafas disana….

Aku dan hatiku

Mengapa terbalut ego ??

Tak mengerti, ego mana yang kukalahkan

Tak menyadari, ego mana yang kan terluka…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun