Mohon tunggu...
Zel Amurad
Zel Amurad Mohon Tunggu... -

alhamdulillah terlahir sehat wal afiat...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Amanita dan Amanita

12 November 2016   19:30 Diperbarui: 12 November 2016   19:35 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amanita besar tersenyum. “Kau sangat baik hati, jamur kecil.”

Sore hari, hujan kembali turun. Seperti biasa Amanita besar memejamkan mata. Ia masih bertanya-tanya apakah keberuntungan akan menghampirinya setelah hujan ini.

***

“Ibu, lihat. Aku menemukan jamur segar. Warnanya juga cantik. Tapi dia punya bintik-bintik putih di kepalanya.”

“Oh, itu Amanita muscaria, sayang.”

“Apa itu muscaria?”

“Itu jamur beracun.” Amanita besar mendengarkan celoteh ibu dan anak kecil itu.

“Jadi, tidak bisa dimakan?”

“Bisa, sayang, jika kita merebusnya dalam waktu yang cukup, racunnya akan hilang. Atau lebih baik kita gunakan jamur itu untuk mengusir lalat.”

“Oh, begitu. Jadi boleh diambil?”

“Iya, sayang.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun