Forum Lingkar Pena Bogor menggelar pelatihan menulis perdana untuk Pramuda Angkatan 9 pada Minggu (4/9/15). Pelatihan tersebut digawangi Novitasari sebagai pembicara, Jean sebagai pembawa acara, dan didampingi pegiat-pegiat senior FLP Bogor, seperti Bang Syaiha beserta istri, Hana Hameed, Layla, dan para senior lain. Tidak hanya anggota-anggota baru yang hadir, tetapi juga dari angkatan-angkatan sebelumnya. Ruang Common Classroom S2 Agribisnis IPB terlihat penuh dengan peserta yang antusias menyerap ilmu dari para narasumber. Suasana kampus yang lengang di tanggal merah tidak terasa di ruangan 10 x 10 meter itu. Ruangan yang nyaman dengan AC, kursi yang empuk, pencahayaan pas, suara jelas, serta jendela yang jernih semakin membuat peserta merasa nyaman. Di sana riuh dengan pembicaraan berbobot, diskusi, juga tawa dari pengurus FLP juga peserta yang menikmati acara.
Materi yang disampaikan dalam pertemuan pertama itu berkenaan dengan penyepakatan kontrak belajar dan pengenalan karakter individu. Peserta diminta mengenali kecenderungan diri sendiri melalui teori preferensin bawaan. Manusia dikatakan memiliki dua preferensi bawaan, yaitu sebagai ekstrovert dan introvert. Introvert cenderunng mendapatkan kekuatan ketika berada dalam dirinya sendiri. Sedangkan ekstrovert cenderung mendapat kekuatan ketika berada di antara orang lain. Selain dua preferensi, ada dua tipe manusia dalam berpikir, yaitu Sensing dan Intuitive. Sensing merupakan tipe manusia yang berpikir sesuai dengan penginderaannya, realistis, dan memperhatikan detail. Intuitive merupakan tipe yang berpikir dengan melihat makna, imajinatif, dan cenderung memperhatikan pola atau garis besar. Dengan memperhatikan dua jenis kepribadian tersebut, peserta diharapkan dapat memilih kebiasaan-kebiasaan yang paling tepat dan manjur untuk menulis, karena, seperti yang disampaikan pembicara hari ini, "Setiap manusia memiliki potensi untuk mengasah keterampilan."
Susunan materi untuk Pramuda Angkatan 9 dibagi delapan sesi pelatihan yang digelar per minggu. Materinya meliputi matrikulasi, pengenalan media online, artikel, puisi, review film, penulisan skenario, cerpen/novel, dan terakhir inaugurasi dengan mimbar sastra. Peserta yang menghadiri minimal enam pertemuan dan mengerjakan seluruh tugas dinyatakan resmi menjadi anggota FLP. Luasnya materi kepenulisan di pelatihan ini bermanfaat bagi masyarakat yang ingin menyalurkan minat kepenulisan namun tidak tahu wadahnya. Di ajang bergengsi ini tidak hanya diajarkan menulis, tetapi juga langsung diminta menulis. Sangat cocok bagi tipe orang yang harus "dipaksa", yang memiliki minat menulis tetapi masih hangat-hangat ayam, ogah-ogahan dan belum punya target.
Menulis merupakan pekerjaan tukang, tidak bisa hanya sekedar teori tanpa penerapan. Jika dalam matematika setengah tambah setengah sama dengan satu, maka dalam menulis, setengah tambah setengah sama dengan tulisan yang belum jadi. Itulah yang diungkapkan Jean, yang juga menjadi jargon dari angkatan-angkatan sebelumnya di akhir acara hari ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H