Mohon tunggu...
Dwi Pakpahan
Dwi Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan

WNI

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bongkar

29 Januari 2021   16:16 Diperbarui: 29 Januari 2021   16:27 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

: Iwan Fals

I
Pohon-pohon hijau itu tumbuh menjulang tinggi, berdiri tegak menangkal banjir. Seorang manusia berjas hitam berdiri dengan pongahnya, menatap licik dengan kejahatan di benak.
Dengan jentikan jarinya, suara deru mesin berteriak nyaring. Kemudian pohon-pohon itu roboh tanpa perlawanan.

II
Orang pinggiran itu menjerit histeris, auman perlawanan bergaung kencang tapi semua tak berguna. Airmata kehilangan membanjiri setiap wajah. Orang pinggiran itu tetap tergusur, tersingkir dari pemukimannya. Manusia berjas hitam itu masih berdiri dengan pongahnya, memancarkan kepuasaan, bersorak dalam hati.


III
Para penghuni gedung mewah itu berhiaskan senyuman kemenangan.
Gurat kesedihan berubah menjadi kelegaan. Kini si manusia berjas hitam itu terduduk, tidak bisa berdiri lagi. Dia duduk lemas di kursi pesakitan, menunduk ke bawah, menembus lantai. Suara bersahut-sahutan bergemuruh dalam gedung bagaikan konser musik.
Bongkar! Bongkar!

Segala kejahatan manusia berjas hitam itu harus di bongkar.


Wo oya, oya, oya bongkar!


2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun