: Iwan Fals
I
Pohon-pohon hijau itu tumbuh menjulang tinggi, berdiri tegak menangkal banjir. Seorang manusia berjas hitam berdiri dengan pongahnya, menatap licik dengan kejahatan di benak.
Dengan jentikan jarinya, suara deru mesin berteriak nyaring. Kemudian pohon-pohon itu roboh tanpa perlawanan.
II
Orang pinggiran itu menjerit histeris, auman perlawanan bergaung kencang tapi semua tak berguna. Airmata kehilangan membanjiri setiap wajah. Orang pinggiran itu tetap tergusur, tersingkir dari pemukimannya. Manusia berjas hitam itu masih berdiri dengan pongahnya, memancarkan kepuasaan, bersorak dalam hati.
III
Para penghuni gedung mewah itu berhiaskan senyuman kemenangan.
Gurat kesedihan berubah menjadi kelegaan. Kini si manusia berjas hitam itu terduduk, tidak bisa berdiri lagi. Dia duduk lemas di kursi pesakitan, menunduk ke bawah, menembus lantai. Suara bersahut-sahutan bergemuruh dalam gedung bagaikan konser musik.
Bongkar! Bongkar!
Segala kejahatan manusia berjas hitam itu harus di bongkar.
Wo oya, oya, oya bongkar!
2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H