Mohon tunggu...
Dwi Pakpahan
Dwi Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan

WNI

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pahit

22 Desember 2020   16:16 Diperbarui: 22 Desember 2020   16:31 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Butiran salju jatuh menghiasi jalanan
layaknya kapas yang terbuang percuma
mendinginkan seluruh sendi-sendi
mengharap pertolongan dari kain pelapis kulit

Irama tawa yang riuh mempertontonkan kesenangan di musim ini,
seharusnya sepasang matamu hadir di sini bersamaku
duduk berdampingan mengikuti ritme tawa mereka

Asap yang terbang bebas di depan hidungku,
menyadarkan kesendirianku
kali ini bibirku merespon berbeda rasa kopi kesukaan kita
Sangat pahit.
Karna kau hanya singgah sebentar tanpa mau menetap di hati

Medan, Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun