Beberapa Mahasiswa berasal dari Universitas Muhammadiyah Malang saat ini sedang melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM), mereka tergabung dalam Kelompok 29 Gelombang 07. Selama kurang lebih satu bulan kegiatan mereka berlangsung sejak 04 Juni 2021 lalu, hingga 04 Juli 2021 nanti, yang diselenggarakan di Ds. Sumbersekar Kec. Dau – Kab. Malang. Diantara beberapa program kerja yang telah direncanakan, terdapat salah satu program kerja yang telah terealisasi yakni Penyuluhan Orang Tua bertemakan “Dampak Penggunaan Ponsel Terhadap Anak Usia Dini”.
Penyuluhan dilakukan pada (Kamis, 24 Juni 2021) lalu, kegiatan tersebut dipusatkan di RA Baiturrachman, Dsn. Banjartengah, Ds. Sumbersekar. Target peserta dari penyuluhan tersebut ialah Wali Murid dari siswa/siswi RA Baiturrachman. Pada acara tersebut, panitia menghadirkan Narasumber yang telah berpengalaman pada bidang pendidikan yakni Sdr. Achmad Taufiq, S.Pd. acara berlangsung dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Pada kegiatan tersebut, narasumber menjelaskan terkait dengan dampak baik dan buruk dari penggunaan telepon selular/gawai terhadap perekembangan anak usia dini. Beberapa dampak positif dari penggunaan ponsel/gawai diantaranya ialah, meningkatnya pengetahuan anak, merangsang otak anak agar dapat tumbuh kreatif, serta mempermudah anak dalam melakukan pembelajaran. Selain itu, dampak negative yang ada pada ponsel/gawai diantaranya, pertama, adanya resiko radiasi pada indera penglihatan anak. Kedua, hambatan terhadap perkembangan psikologi anak oleh karena adanya konten yang tak sesuai usia anak, Ketiga, lambatnya anak dalam memahami pelajaran oleh karena terlalu sering bermain ponsel/gawai sehingga anak malas belajar.
Pada dasarnya, menurut narasumber penggunaan ponsel/gawai bukanlah sesuatu yang dilarang untuk dilakukan pada anak-anak. Namun, disini orang tua memiliki peranan penting guna melakukan pengawasan terhadap anak dalam aktivitasnya menggunakan ponsel/gawai, hal ini disebabkan disamping dampak positif yang ada pada ponsel/gawai, terdapat pula dampak negative yang amat berbahaya bagi tumbuh kembang anak.
Pada acara tersbeut dikatakan bahwasanya upaya membatasi penggunaan ponsel/gawai pada anak ialah solusi yang masih harus dilakukan saat ini. Terkait dengan bagaimana caranya, narusmber mengembalikan pertanyaan tersebut pada audiens selaku wali murid. Oleh sebab, menurut narasumber setiap keluarga memiliki kondisi berbeda dan setiap anak memiliki pola perilaku yang berbeda sehingga hanya orang tua yang bisa menyesuaikan bagaimana pembatasan tersebut dialkukan. Selain itu, narasumber juga menyarankan pada pihak sekolah agar sering-sering melakukan kegiatan FGD (Focus Group Discussion) bagi wali murid agar dapat bertukar pikiran terkait perkembangan anak.
“Kegiatan PMM yang melibatkan anak-anak, dan memasukkan penyuluhan/parenting terkait dengan tema dampak ponsel/gawai seperti pada anak usia dini seperti ini merupakan hal yang baik, dan dirasa perlu untuk dilakukan dibanyak tempat lain. oleh karena, maraknya teknologi jika tidak diimbangi dengan kebijaksanaan orang tua merupakan suatu bencana bagi perkembangan generasi masa depan Bangsa” Ujar Achmad Taufiq, S.Pd selaku narasumber.
Koordinator PMM tersebut juga mengatakan hal senada, bahwasanya saat ini ponsel/gawai merupakan suatu benda yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan terkadang tidak terlihat seperti barang sekunder melainkan barang primer. Dan hal tersebut juga tak hanya dilakukan oleh orang dewasa namun juga anak-anak usia dini. Oleh karenanya, penting dilakukan penyuluhan tersebut sebagai bentuk peringatan bagi orang tua atau wali murid agar lebih waspada dan bijak menyikapi penggunaan ponsel/gawai terhadap anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H