Alternatif pembangunan di desa yang juga patut dipertimbangkan adalah peremajaan saluran air lingkungan desa. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam peremajaan ini antara lain pembersihan saluran baik dari sampah termasuk tanaman pengganggu, dan pengerukan saluran air yang sudah dangkal.
Lalu, sebagaimana pembangunan jalan lingkungan yang diarahkan sebagai program padat karya di perdesaan, maka program peremajaan saluran air ini juga demikian. Boleh jadi, kegiatan ini tidak ada bedanya dengan normalisasi sungai dan kali yang dilakukan oleh pemerintah provinsi Jawa Barat, hanya cakupannya yang jauh lebih kecil.
Selanjutnya, jika saluran air hanya dibatasi pada kategori sungai saja, maka tidak kurang dari 85 persen desa di Jawa Barat pada tahun 2017 merupakan desa bersungai. Sehingga desa-desa tersebut harus lebih memperhatikan pentingnya program peremajaan saluran air ini.
Nilai lebih dari program peremajaan saluran air atau normalisasi saluran air di perdesaan adalah program ini dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang banyak dan dalam rentang waktu yang lama.
Sehingga, jumlah penduduk yang menganggur di desa dapat berkurang drastis. Bahkan jika kesinambungan kegiatan ini dapat dijaga pada tahun berikutnya bukan tidak mungkin desa menjadi berperan dalam menekan jumlah penganggur di desa.
Semakin sinerginya desa dengan provinsi tentu menguntungkan juga bagi kabupaten /kota. Dalam kaitan antisipasi banjir ini saja, tidak hanya desa yang mendapat untung karena daerahnya menjadi tidak kebanjiran, namun, ini berarti juga kabupaten menjadi tidak kebanjiran, demikian halnya provinsi.
Selain itu, desa menjadi sangat mungkin untuk membantu dalam menekan angka pengangguran kabupaten/ kota masing-masing, yang, pada akhirnya menurunkan angka pengangguran Jawa Barat ditahun mendatang. Bonus yang bagus sekali dari sinergitas desa dan provinsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H