Mohon tunggu...
Denni Widya Ningrum
Denni Widya Ningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswi dari jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Media Sosial terhadap Ludesnya Tiket KKN Desa Penari

21 Mei 2022   13:37 Diperbarui: 21 Mei 2022   13:42 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Pada masa ini perkembangan teknologi terjadi begitu cepat, seperti halnya teknologi komunikasi. 

Semakin berkembangnya zaman menyebabkan semakin mudahnya kita dalam berkomunikasi. Salah satu bukti adanya kemajuan perkembangan teknologi di bidang komunikasi ialah banyaknya media sosial yang berbasis komunikasi seperti Whatsapp, Instagram, Tik Tok. Selain digunakan sebagai sarana komunikasi, aplikasi tersebut juga dapat digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat.

 Film KKN di Desa Penari merupakan film horor yang diadaptasi dari cerita kisah nyata yang viral di Twitter. Sang penulis mengatakan bahwa kisah ini diambil dari kisah nyata KKN dari sekelompok mahasiswa yang terjadi sekitar tahun 2006. 

Diceritakan bahwa ada sekelompok mahasiswa yang beranggotakan 6 orang dan berasal dari salah satu perguruan tinggi di Jawa Timur. Dalam kegiatan tersebut, mereka mendapatkan berbagai kejadian mistis mulai dari awal kegiatan hingga akhir.

Kisah ini mulai banyak diketahui masyarakat dari tulisan seseorang yang memberi julukan di akun Twitternya dengan nama " Simpleman" . Sekitar tahun 2019 kisah ini mulai banyak diperbincangkan oleh masyarakat, berawal dari thread yang berada di Twitter namun lambat laun banyak orang yang bukan pengguna twitter juga ingin mengetahui kisah ini. 

Lalu ada beberapa akun di Instagram yang kemudian melakukan tangkapan layar pada thread tersebut dan dibagikan di aplikasi Instagram. Tingginya minat masyarakat pada kisah ini menyebabkan para Youtuber juga mulai banyak yang membahas kisah ini dalam konten mereka.

Tingginya respon masyarakat Indonesia terhadap kisah ini menyebabkan salah satu Production House yaitu MD Entertainment akhirnya berencana untuk menjadikan kisah ini kedalam bentuk Film. Pada awalnya film ini dijadwalkan akan rilis pada 19 Maret 2020 yang akan ditayangkan di seluruh bioskop Indonesia. 

Namun ada hal tak terduga yakni adanya bencana Pandemi Covid-19 yang mengakibatkan film ini tidak dapat ditayangkan untuk sementara waktu. Lalu kemudian setelah hampir 2 tahun berlalu keadaan sudah semakin membaik dan kasus Covid sudah berangsur-angsur menurun maka pihak MD Entertainmet memutuskan untuk merilis film ini pada 30 April 2022.

 Setelah ditetapkannya tanggal rilis tersebut, respon masyarakat dapat dilihat dari ludesnya tiket film tersebut setiap hari dan pada hari pertama penayangannya dilaporkan bahwa penonton mencapai 351 ribu dan dalam waktu 6 hari total tercatat ada lebih dari 2 juta penonton. 

Selain karena jadwal rilis yang begitu lama dikarenakan pandemi, minat masyarakat juga muncul dikarenakan ada beberapa orang yang memberikan spoiler isi film tersebut dengan kemasan yang menarik. Seperti pada aplikasi TikTok para konten kreator membuat sebuah konten mengenai spoiler isi dari film tersebut yang membuat masyarakat semakin penasaran dengan isi keseluruhan film.

Pada masa ini peran media terutama media sosial sangatlah dibutuhkan di segala aspek. Tidak hanya sebagai media untuk menyampaikan pesan atau berita, namun media juga dapat digunakan sebagai ajang promosi sebuah produk atau bisa juga sebagai ajang promosi hiburan. Seperti contohnya dalam film KKN di Desa Penari ini.

Pada dasarnya dengan adanya spoiler tersebut secara tidak langsung para konten kreator mempromosikan film ini sehingga menyebabkan semakin banyaknya orang yang tertarik untuk menonton film ini. Akibat dari tingginya rasa penasaran masyarakat dari film ini menyebabkan sulitnya mendapatkan tiket untuk menonton film ini dikarenakan selalu habis terjual setiap harinya. 

Fenomena ini dapat dikaitkan dalam kajian media, yang mana media merupakan salah satu alat yang digunakan dalam berkomunikasi dan dapat sebagai alat kontrol dan motivasi yang dapat menggerakan seseorang atau kelompok untuk dapat melakukan suatu hal. 

Dalam kasus ini, masyarakat menjadi tergerak untuk menonton film KKN di Desa Penari karena adanya spoiler-spoiler di media sosial seperti Instagram dan TikTok yang membuat masyarakat tertarik.

Besarnya respon masyarakat terhadap kemunculan film ini harus dimengerti oleh pihak MD Entertainment agar film ini dapat dilihat oleh seluruh masyarakat Indonesia. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menambah jangka waktu penayangan di bioskop dengan begitu bagi masyarakat yang tertarik dan penasaran ingin menonton masih memiliki waktu untuk dapat menonton film ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun