Mohon tunggu...
Widyawati Wahyu Ningsih
Widyawati Wahyu Ningsih Mohon Tunggu... Lainnya - Artikel

191330000461 (PGSD-A2) UNISNU JEPARA

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengembangkan Kemampuan Motorik Anak Melalui Kegiatan Bermain

22 Desember 2020   18:40 Diperbarui: 22 Desember 2020   18:56 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

Semakin berkembangnya zaman, membuat teknologi juga berkembang. Berkembangannya teknologi memudahkan manusia dalam berkegiatan dihidupnya. Perkembangan teknologi yang begitu pesat ini, menyebabkan penemuan alat-alat baru, salah satunya smartphone. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak di usia sekolah dasar sudah memiliki dan menggunakannya. Sayangnya, kemudahan dan kesenangan yang smartphone berikan kepada anak-anak, dapat menganggu pertumbuhan dan perkembangannya. 

Dengan adanya smartphone kebiasaan anak dulu dan sekarang menjadi berubah. Anak dulu seringkali bermain dengan temannya, bermain bola di lapangan, bermain layang-layang dll., anak sekarang lebih sering fokus terhadap smartphonenya untuk berman game online. Hal tersebut dapat menyebabkan anak jarang bermain bersama dengan temannya, menjadi individualis, jarang beraktivitas di luar ruangan, dan jarang memiliki aktivitas gerak. 

Hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik baik fisik maupun motoriknya hingga kemampuan sosialnya. Maka dari itu agar menumbuhkan aktivitas gerak pada anak sekolah dasar, pendidik dapat melaksanakan pembelajaran disertai dengan permainan yang dapat mengembangkan kemampuan motorik pada anak.


Definisi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada manusia tidak hanya aspek biologis tetapi juga aspek psikologisnya. Secara umum definisi dari perkembangan dan pertumbuhan yaitu memiliki pengertian yang sama. Tetapi lebih khususnya perkembangan dapat diartikan sebagai akibat dari perubahan fisik yang memiliki potensi untuk melakukan kegiatan atau aktivitas, sehingga individu mempunyai pengalaman (Agoes Dariyo, 2007: 35). 

Aspek perkembangan anak usia dini menurut  Catron dan Allen (dalam Yuliani Nurani Sujiono, 2009:62) mengemukakan bahwa ada 6 aspek perkembangan anak usia dini, antara lain: 1) kesadaran personal, 2) pengembangan emosi, 3) membangun sosialisasi, 4) pengembangan komunikasi, 5) pengembangan kognitif, 6) pengembangan kemampuan motorik.

Perkembangan Fisik dan Motorik Anak
Menurut Agoes Dariyo (2007: 43) berpendapat bahwa yang paling menonjol dan nampak dalam diri individu adalah adanya perubahan fisik. Berkaitan dengan  perkembangan pada fisik Kuhlen dan Tompson (dalam Syamsu Yusuf LN, 2014: 101) berpendapat bahwa terdapat 4 aspek dalam perkembangan fisik, yaitu : 1. Sistem syaraf, yaitu mempengaruhi perkembangan  kecerdasan dan emosi, 2. Otot-otot, yang berpengaruh terhadap perkembangan kekuatan dan motorik pada anak, 3. Kelenjar endokrin, yang menyebabkan  adanya pola tingkah laku yang baru, 4.  Struktur fisik/ tubuh yang meliputi tinggi badan, berat badan, dan proporsi. 

Gerakan motorik merupakan suatu istilah untuk menggambarkan perilaku gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia. Keterampilan motorik merpakan gerakan tubuh yang disengaja, otomatis, cepat, dan akurat.gerakan ini adalah rangkaian koordinasi dari beratus-ratus otot yang rumit.


Permainan-Permainan yang dapat Mengembangkan Kemampuan Motorik
Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yang dominan pada awal masa anak. Pengalaman bermain juga akan mendorong anak untuk lebih kreatif, mulai dari perkembangan emosi, kemudian mengarah pada kreativitas bersoasialisasi. Melalui bermian, anak dapat memperoleh pengalam dan ilmu pengetahuan yang bisa membantu perkembanganya, untuk mempersiapkan diri untuk tahap pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.


Permainan pada motorik halus:
Motorik halus merupakan gerakan yang menggunakan otot-otot halus di bagian badan tertentu. Keterampilan motorik halus pada anak dapat berupa kemampuan menulis, mengancing baju, menyikat gigi sendiri dll. Keterampilan anak dalam motorik halus dapat dikembangkan melalui beberapa permainan sebagai berikut:


1. Menggambar dan mewarnai.
Tujuannya adalah bukan sekedar meningkatkan imajinasi dan kreativitas akan tetapi juga menjadi latihan pertama anak dalam memegang pensil dan alat tulis dengan benar. Goresan-goresan tangan  anak saat memegang alat tulis memerlukan koordinasi mata dan otot halus tangan.


2.Bermain plastisin
Bermain plastisin dapat merangsang pada motorik halusnya anak. Saat anak bermain dengan meremas dan membentuk playdoh (plastisin) menjadi sebuah bentuk, maka otot tangan dan mata akan berkoordinasi sehingga dapat berkembang dengan baik.


3.Menggunting kertas
Dalam menggunting kertas, terdapat tahapan yang ditingkatkan oleh anak, dengan cara mengguntung bentuk lingkaran, persegi, segitiga, dan lain-lain. Kegiatan ini memberikan banyak sekali manfaat karena melatih koordinasi tangan dan mata, stimulasi, kekuatan jari, melatih kesabaran, meningkatkan percaya diri serta ketelitian.

Permaianan untuk melatih motorik kasar anak:
Keterampilan motorik kasar dapat berupa kegiatan yang menggunakan otot-oto besar meliputi berjalan, berari, naik turun tangga, melompat atau yang lainnya. Keterampilan anak dalam motorik kasar dapat dikembangkan melalui beberapa permainan sebagai berikut:

1.Ranjau Bola

Cara bermain permainan ini adalah dengan cara bola plastik disebar di area yang telah ditentukan anak ditutup matanya, lalu sesuai dengan arahan teman-temannya, dia harus melewati start ke bagian finsih tanpa menginjak bola. Permainan ini melatih pendengaran dan kemapuan berjalan anak dan refleks yang baik.


2.Gobak Sodor
Permainan ini dimainkan oleh beberapa orang yang berjaga pada setiap daerah dengan tangan terbuka dan bergera ke kanan dan ke kiri agar musuh tida dapat masuk daerah yang harus dilindungi. Manfaat dari permainan ini, anak dapat melatih koordinasi mata, tangan dan kaki. Ada kalanya anak harus bergerak dengan cepat dan dengan lambat hal tersebut selain melatih kaki juga melatih reflek dan kefokusan.


3.Kucing dan Tikus
Pada permainan ini ada anak-ana yang membentuk lingkaran lewat bergandengan tangan, dan ada seorang anak yang menjadi kucing serta seornag ana lagi menjadi tikus. Si tikus harus menghindari kucing dengan berlari memasuki atau lingkaran yang ada. Sedangkan kucing harus menangkap tikus agar perannya tergantikan. Sedangkan anak-ana uang menjadi lingkaran harus melindungi tikus dari kejaran kucing dengan cara menghalang-halangi kucing.


Daftar Pustaka
Dariyo, Agoes. 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Refika Aditama
LN, Syamsu Yusuf. 2014. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun