Mohon tunggu...
Roselyn Loviana
Roselyn Loviana Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Siswa yang Gemar Beropini

ROselynL adalah nama penaku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Qurban Vs Pandemi Covid-19

9 Juli 2020   19:30 Diperbarui: 9 Juli 2020   19:20 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kenapa harus berkurban? 

Kita lagi kesulitan ekonomi loh? 

Bahaya, takut corona!

Kan lagi pandemi, bagaimana tata caranya?

Mungkin ada banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul terkait perayaan Idul Adha yang tinggal menghitung hari saja. Idul Adha sendiri merupakan hari raya bagi umat islam dimana pada hari ini akan diperingati peristiwa bersejarah yaitu ketika Nabi Ibrahim, yang bersedia untuk mengorbankan putranya Ismail untuk Allah, kemudian sembelihan itu digantikan oleh-Nya dengan domba. Peristiwa tersebut kemudian dikenal sebagai peristiwa berkurban, dan pada tanggal yang sama di tahun-tahun berikutnya, dirayakanlah hari raya Idul Adha atau hari raya kurban. 

Hari raya kurban sendiri sudah seperti sebuah tradisi dan perayaan yang selalu dinantikan umat islam tiap tahunnya. Setiap menjelang Idul Adha, pedagang hewan ternak seperti sapi dan kambing sudah bersiap diri untuk menjual hewan-hewan ternak terbaik mereka yang telah diurusnya berpuluh-puluh hari dengan sabar. Para pembeli pun juga sudah menyisihkan uang setiap tahunnya untuk membeli hewan ternak agar dapat berkurban dan berbagi rejeki kepada kerabat dan masyarakat yang membutuhkan. 

Lantas, apa kabar dengan hari raya kurban tahun 2020 ini? Apakah masih sama meriahnya seperti tahun-tahun sebelumnya? Atau justru ada yang berbeda? Kan lagi pandemi covid-19.

Di masa pandemi ini, segalanya serba kesulitan. Masyarakat kalangan atas hingga bawah, tidak ada bedanya. Perusahaan sedang berjuang habis-habisan untuk tetap bertahan, merombak segala rencana keuangan yang sudah disiapkan agar tidak merugi. Para pekerja pun banyak yang terpaksa harus diberhentikan karena ekonomi perusahaan yang sulit. Hal tersebut juga sama dirasakannya oleh pengusaha-pengusaha kecil, pedagang kaki lima, atau para pekerja serabutan. 

Para pedagang mengalami penurunan dari segi penghasilan. Hal tersebut karena tingginya rasa takut yang dimiliki masyarakat sekitar, sehingga kurang percaya untuk sekedar membeli makanan atau camilan di luar rumah. Para seniman pun terpaksa harus tetap di rumah dan tidak mendapatkan penghasilan dalam jangka waktu yang cukup panjang karena semua panggungnya ditutup untuk menghindari kerumunan. 

Namun, hal tersebut tentu saja tidak dialami oleh semua orang. Meskipun perusahaan mengalami kesulitan ekonomi, tidak semua pegawainya diberhentikan. Ada lebih banyak yang tetap bekerja dan mendapat penghasilan seperti biasanya. Terlebih lagi di masa pandemi ini dimana kebanyakan masyarakatnya lebih memilih tetap di rumah saja, sehingga bisnis-bisnis online semakin cuan karena pembelinya meningkat. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa tidak semua masyarakat di negara yang terdampak covid-19 mengalami kesulitan dari segi ekonomi. 

Lantas apa hubungannya dengan berkurban? 

Jika dikatakan bahwa berkurban di masa pandemi adalah ide yang buruk dengan alasan kesulitan ekonomi. Justru pada masa ini, berkurban dan membagikannya ke masyarakat yang sangat terdampak adalah ide yang bagus. Seperti contohnya, berbagi ke masyarakat yang kurang mampu, atau masyarakat yang ada di pedesaan dimana untuk membeli daging saja rasanya berat karena harganya yang mahal. Tentu saja dengan tetap memperhatikan protokol yang telah ditentukan. Seperti alat potong yang sudah disterilkan. Atau jika masih khawatir, kita dapat berkurban secara online dengan cara menyalurkan dana qurbannya ke lembaga resmi. 

Kemudian, jika rasanya tidak mampu jika harus  membeli seekor sapi atau kambing tapi masih ingin mendapat sensasi dari hari raya Idul Adha, kita tetap dapat beramal semampu kita ke lembaga terpercaya dimana nantinya uang tersebut dapat disumbangkan ke orang-orang yang membutuhkan. Sehingga, tidak ada alasan untuk kita semua yang masih berkecukupan (berpenghasilan cukup) untuk tidak merayakan hari raya Idul Adha dengan beribadah dan beramal sebanyak-banyaknya. Karena berbagi itu indah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun