Mohon tunggu...
Managing The Nation
Managing The Nation Mohon Tunggu... Konsultan - Managing The Nation
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Managing The Nation ini adalah sebuah halaman blog di kompasiana yang memuat pemikiran sederhana seorang warga negara indonesia. Seorang anak desa yang lahir tanggal 4 Mei 1978 di kawasan pesisir selatan Kota Yogyakarta. Pendidikan S1 Program Studi Manajemen dan S2 Program Studi Magister Manajemen. Terjun ke dunia kewirausahaan mulai tahun 1999 melalui beberapa usaha yang dirintis saat itu. Memiliki pengalaman di bidang fintech dan investasi.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Modal Murah dan Tanpa Riba Melalui Mekanisme Bursa, Solusi Permodalan bagi UMKM

13 Maret 2020   14:44 Diperbarui: 13 Maret 2020   15:05 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Beberapa hari hujan lebat mengguyur kantor. Namun hari ini tidak seperti biasa, mendung menggelayut hanya menutup sebagian langit sehingga justru menjadikan hawa semakin panas. Pekerjaan baru banyak banyaknya lagi. Huff

Aku yang lemah tanpamu, Aku yang rentan karena, Cinta yang t'lah hilang darimu, nada dering handphone bututku mengganggu pekerjaan siang ini. Pak Agus, Direktur Manajemen Resiko di Indonesia Equity Exchange. "Selamat siang Pak Agus, ada perintah, "tanya saya kepada Pak Agus, teman,sahabat, dan lebih sekedar guru bagi saya. Iyya, saya sudah minta waktu beliau dalam beberapa hari ini, khusus untuk belajar tentang Indonesia Equity Exchange. Sore ini, Kamis, 12 Maret 2020 beliau mengajak ketemu, siap Pak, laksanakan perintah, jawab saya.

Kepala pusing sebelah, tidak ada sopir lagi, namun janji harus ditepati. Buka tas, alhamdulillah masih ada Paraxxx di sana. Setelah membereskan meja kerja dan minum Paraxxx, meluncurlah saya ke tempat meeting. Perjalanan 30 menit, menuju sebuah cafe di Jalan Magelang, tidak terlalu menonjol sih, namun cukup ramai ternyata.

Mobil belum sempat parkir, namun Pak Agus sudah muncul menyambut. Terima kasih Bapak, low profil sekali orang ini, meski beliau seorang direktur di perusahaan yang tidak boleh kita pandang sebelah mata. Beliau mengajak saya ke lantai 2 cafe itu. Suasana yang tenang dan nyaman menyambut kami. Hari ini, saya ingin kembali mencari pemahaman tentang Indonesia Equity Exchange, terutama resiko listing, transaksi dan menjadi investor di IEX, dimana beliau saat ini bertugas sebagai Direktur Manajemen Resiko.

"Indonesia Equity Exchange lahir karena adanya POJK No. 37 Tahun 2018 Mas, dimana sesuai dengan peraturan OJK itu saat ini UMKM dapat mencari modal melalui mekanisme penawaran saham kepada masyarakat. Dengan berbagai macam ketentuan, misalnya maksimal dana yang diperoleh Rp. 10 milyar dan asset perusahaan tersebut maksimal 30 milyar. Jumlah pemegang saham baru maksimal 300 orang atau badan usaha, "kata Pak Agus membuka pembicaraan setelah es cappucino, kentang goreng dan donat tersedia di meja.

"Melalui mekanisme ini, UMKM bisa mendapatkan modal usaha tanpa agunan, tanpa angsuran dan tanpa bunga, namun dengan melepas sebagian saham kepada masyarakat, "kata beliau menambahkan. "Oooooo, kalau begitu pasti semua UMKM membutuhkan Bapak, pasti semua UMKM akan mencari modal di Indonesia Equity Exchange, lha terus kriterianya apa? Bagaimana kontrol usahanya? Uang investor aman tidak?'"kata saya memotong pembicaraan karena perusahaan ini benar benar menarik. 

"Betul Mas, selain berpihak kepada UMKM, tentunya kami juga berpihak kepada investor, jangan sampai hanya menguntungkan salahsatu. Dalam rangka untuk melindungi keduanya, untuk UMKM yang mau mencari dana lewat Bursa kami harus melalui penilaian bertahap. Tujuan dari penilaian ini adalah memastikan bahwa informasi yang diberikan kepada masyarakat itu adalah informasi yang benar, terkait dengan kekayaaannya, terkait dengan laporan keuangannya dan lainnya yang tercantum dalam prospektus perusahaan, "kata beliau menerangkan.

"Penilaian ini juga kami laksanakan dalam rangka untuk melindungi investor, terkait investasinya dalam membeli saham pada perusahaan yang melakukan Mini Terbuka pada kami, "kata Pak Agus menambahkan. Komplit Pak, kata hati saya membenarkan, namun kayaknya masih ada satu pertanyaan deh, bagaimana resiko investasinya?

"Yups, investasi dengan membeli saham di perusahaan yang melakukan mini terbuka di IEX ini memang sangat menjanjikan, bahkan jauh diatas bunga bank yang saat ini berada di kisaran 3 persen per tahun. Investasi disini bisa sampai 25 persen per tahun. Tetapi tetap ada resiko yang menyertai. Resiko disini apa? Resiko bangkrut misalnya. Dan benar, kalau bangkrut ya sudah, uang Anda hilang, namun tenang saja Mas, kami bekerja secara profesional. Penilaian dan pengawasan berjenjang yang dilakukan oleh bursa dan beberapa profesi pendukung menjadikan resiko tersebut dapat kami minimalisir, "beliau menjawab dengan mantap sekaligus memantapkan hati saya untuk mendukung mereka.

"Eh, bagaimana kalau terjadi wabah seperti virus korona saat ini Pak, "tanya saya. "Itu namanya force major Mas, artinya ini resiko yang tidak dapat kita duga, dan ingat, untuk semoga bidang usaha ataupun investasi apapun, keadaan force major ini akan selalu ada, "timpal Pak Agus.

"Asiaaaaap Bapak, hari ini saya siap invest Rp. 100 juta, "kata saya semangat. "Maaf Mas, untuk saat ini belum bisa, karena Mas Jo belum pernah ikut pelatihan pasar modal lewat IEX. Kita gak mau menerima uang tidak jelas Mas, maksudnya tidak jelas disini kami harus memastikan bahwa mas Jo telah mengikuti pelatihan kami, dimana disitu kami memberikan pemahaman bahwa investasi disini memberikan pendapatan yang sangat besar, namun juga ada resiko juga. Pelatihan ini sangat penting karena sebagian besar orang berfikir kalau investasi harus untung, "kata Pak Agus.

UMKM Pak? Kalau sudah mini terbuka terus mereka harus ngapain? Tanya saya. "Terkait dengan UMKM yang sudah terbuka Mas, kami di Bursa hanya menginginkan bekerjalah profesional dan jujurlah serta transparan. Jika untung sampaikan untung, jika rugi sampaikan rugi. Mana ada usaha yang untung terus? Dan UMKM ini sebelum Mini Terbuka juga harus mengikuti training terlebih dahulu, "kata Pak Agus menutup pembicaraan.

99%lah, namun saya memahami waktu beliau yang terbatas. Benar benar modal murah dan Tanpa Riba Melalui Mekanisme Bursa, Solusi Permodalan Bagi UMKM. Semangat Bapak...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun