Mohon tunggu...
Managing The Nation
Managing The Nation Mohon Tunggu... Konsultan - Managing The Nation
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Managing The Nation ini adalah sebuah halaman blog di kompasiana yang memuat pemikiran sederhana seorang warga negara indonesia. Seorang anak desa yang lahir tanggal 4 Mei 1978 di kawasan pesisir selatan Kota Yogyakarta. Pendidikan S1 Program Studi Manajemen dan S2 Program Studi Magister Manajemen. Terjun ke dunia kewirausahaan mulai tahun 1999 melalui beberapa usaha yang dirintis saat itu. Memiliki pengalaman di bidang fintech dan investasi.

Selanjutnya

Tutup

Money

Sehari Bersama WT Harjono, Chairman Indonesia Equity Exchange

4 Desember 2019   12:55 Diperbarui: 4 Desember 2019   20:06 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia Equity Exchange, makanan apa lagi ini, itulah yang ada dalam benak saya dalam beberapa hari ini. Setahu saya di Indonesia saat ini hanya ada Indonesia Stock Exchange atau IDX, yaitu bursa saham bagi perusahaan yang ada di Indonesia, terus apalagi ini Indonesia Equity Exchange?

Jangan jangan money games, atau MLM dengan sistem piramida, atau investasi bodong yang lain. Harus berhati hati ini, apalagi perusahaan ini menyebut kata Bursa Saham Bagi UMKM. Sebagai seorang yang merasa peduli terhadap UMKM, saya tergerak untuk mencari tahu dan berusaha mendapatkan sumber yang valid terhadap perusahaan ini.

Perjalanan dimulai dari seorang teman yang namanya disebut sebagai direksi dari perusahaan itu. Saya mengontak beliau akhir bulan kemarin dan berjanji bertemu di Semarang Minggu ini. Setelah mengatur ulang jadwal, dari Jakarta, hari Rabu, 4 Desember 2019 ini saya sempatkan untuk melakukan perjalanan ke Semarang, ke seorang teman baik saya di tempat kerja saya dulu di Kalimantan. Menurut beliau, sang Chairman sedang berada di sekitar Magelang Jogja untuk sebuah urusan. Okelah kalau begitu, saya ke Semarang karena saya yakin bahwa beliau adalah orang yang amanah, sehingga saya berharap informasi yang saya dapat valid dan bisa dipertanggungjawabkan.

Rabu pagi diawal Desember ini, jam 8 pagi saya bertemu dengan Pak Sigit, temen saya tersebut. Masih seperti dulu, sangat religius dan memegang teguh pada amanah, meski sekarang rambutnya mulai memutih dan dengan kacamata yang semakin tebal. Setelah minum teh di stasiun Tawang sebagai pengganjal perut, saya langsung diantar oleh Pak Sigit untuk bertemu Pak Harjono, Chairman Indonesia Equity Exchange. Jelas awalnya saya menolak, karena saya takut bahwa informasi yang saya dapatkan nanti menjadi tidak obyektif, namun setelah berbicara panjang lebar dan memberikan alasan kenapa saya harus ketemu beliau, saya akhirnya yakin bahwa apa yang dapatkan merupakan informasi yang bisa dipertanggungjawabkan.

Setelah menelpon beberapa kali, akhirnya diputuskan, saya dan Pak Sigit bertemu Pak Harjono di Mall Artos Magelang, jam 12 siang, jadilah hari itu adalah hari saya bersama beliau, seorang yang akhirnya saya simpulkan sebagai seorang yang visoner, terutama dalam rangka menumbuh kembangkan UMKM di Indonesia. Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda, itu iklan parfum dari toko sebelah, jauh berbeda dengan Bapak kita ini. Kesan pandai jelas tidak, malah cenderung lusuh. Apalagi dengan pakaian batik lengan panjang yang usang dan mobil yang sudah tua. 

Jadwal beliau hari ini adalah ke kantor Jasa Penilai Publik, Lawyer dan Kantor Penyedia Jasa Customer Services di Yogyakarta. Baik Bapak, saya ikut bapak hari ini, agar saya tau apa yang akan bapak bawa untuk UMKM Indonesia, awas jika apa yang Bapak sampaikan terkait Indonesia Equity Exchange itu hanya sampah, akan saya sampaikan kepada dunia.

"Ya beginilah pekerjaan saya Mas, membangun UMKM di Indonesia, visi saya membawa UMKM di Indonesia untuk maju, mandiri dan profesional "kata Pak Harjono memulai pembicaraan sambil beliau menyetir mobil tuanya. Membangun UMKM apa Pak, kata saya dalam hati, terus Indonesia Equity Exchange itu apa? Huff, sudah tua masih aneh aneh saja. Selanjutnya saya menanyakan terkait dengan IEX.

"IEX itu Bursa Saham Untuk UMKM Mas. Kami hadir dalam rangka untuk mengatasi masalah permodalan bagi UMKM di Indonesia, selain kami mendampingi secara berkelanjutan. Dilansir dari data yang dirilis oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia tentang Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun 2016-2017, UMKM berjumlah sebesar 62.922.617 unit usaha pada tahun 2017, sedangkan UB hanya berjumlah sebesar 5.460 unit usaha. Berarti jumlah UMKM pada tahun 2017 berjumlah sebesar 62.922.617 unit dari 62.928.077 unit usaha yang ada di Indonesia, atau memiliki persentase sebesar 99,9 persen.

Dalam rangka untuk membantu pengembangan UMKM serta didukung hadirnya peraturan OJK No. 37 tahun 2018  yang mengatur UMKM untuk bisa "go public", Indonesia Equity Exchange hadir sebagai bursa untuk UMKM dengan menyediakan platform dan jaringan kantor yang lebih memudahkan emiten yang akan melakukan listing, serta bagi investor yang akan melakukan investasi di UMKM yang mampu memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi, serta keuntungan lain melalui meningkatnya nilai valuasi perusahaan yang sahamnya dibeli. Go Public disini tidak sama dengan Go Public di IDX lho, tetapi baru latihan, atau kami menyebutnya Mini Tbk, "kata Pak Harjono mulai menerangkan tentang IEX, wuish agak pinter juga ini orang. Baru agak ya bapak, belum pinter.

Karena kita berbicara UMKM, maka yang boleh listing adalah UMKM yang modalnya jutaan rupiah saja, dan maksimal 30 milyar sesuai dengan Peraturan OJK tersebut. Kami membina UMKM Mas, dari nol sekali, coba dibayangkan, jika warung sebelah jadi terbuka. Pemilik tidak bisa sesuka hati mengambil uang karena ada pemilik lain didalam warung tersebut. Itulah yang kami sebut mewujudkan UMKM yang profesional, meski pembinaan kami bukan hanya dari itu saja, beliau menambahkan. Oke deh Pak, lebih pinterlah dikit dari yang tadi.

Perjalanan ke Jogja terhenti di sebuah warung soto kecil di perbatasan Jogja Jawa Tengah. "Ayo masuk Mas, ini adalah warung soto langganan saya, silahkan dicicipi. Warung - warung seperti inilah salahsatu UMKM yang akan kami bawa menjadi besar, selain tentunya banyak bidang lainnya, "katanya. Soto Ayam, Es Teh, kerupuk menu yang diambil oleh beliau. Bisa kaya kalau makanannya seperti itu, huff, batin saya mencemooh. Belum Pak, jangan berhenti dulu, lha trus bagaimana hubungan dengan IDX dan juga bank - bank yang sudah ada? Bagaimana nasib mereka jika UMKM saja mencari modal di IEX. Mampus lu, batin saya.

"IDX yang Mas? Terkait dengan IDX, kami merencanakan IDX dan IEX itu sebagai satu kesatuan, saling membantu dan saling bersinergi. Jika masih kecil terbukalah di IEX dan setelah kami bina dan menjadi besar, terbukalah di IDX, begitu juga dengan temen temen bank, kami ingin bersinergi kedepan setelah perusahaan atau UMKM yang terbuka di kami berkembang. Jadi terbukalah IEX, terus dikembangkan melalui permodalan bank, baru listing di IDX. Itulah yang kami sebut sebagai visi kami membawa UMKM Indonesia yang maju, mandiri dan profesional, "beliau menambahkan. Ok deh Pak, mulai angkat topi ini. Namun jangan puas dulu. Sekilas saya melihat listing di IEX itu ribet, pasti lama prosesnya, harus lewat KAPlah, KJPPlah, pasti UMKM pusing Pak.

"Benar Mas, kami memang menggunakan standar di IDX, artinya kami sudah melibatkan pihak ke 3 baik itu KJPP untuk menilai asset UMKM tersebut, KAP untuk menilai laporan keuangannya dan lainnya. Kami ingin dalam proses penawaran saham ini, semua sudah ditangani secara profesional dan independen, dengan tetap melihat biaya yang timbul, karena kita berbicara UMKM, jangan sampai memberatkan. Untuk nilai asset minimal yang harus menggunakan jasa pihak ketiga sedang kami kaji besarnya, "katanya. Perjalanan akhirnya sampai di sebuah kantor jasa penilai publik di daerah Depok Yogyakarta. Sepertinya beliau familier sekali dengan KJPP tersebut. Setelah meeting panjang lebar, tercapai kesepakatan kedua pihak, khususnya dukungan dari KJPP tersebut dalam rangka penilaian asset calon emiten. Waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 ketika meeting selesai. 

"Waktu sudah sore Mas, yuk kita cari minum dulu, saya biasa makan di angkringan, "katanya. Mental kere Pak, yang agak berkelas sedikt kenapa, hati kecil saya berkata, meski sudah mulai saya akui, beliau orang hebat. Visioner dan ide besar, tinggal eksekusinya.

"Bener Mas, ide ini adalah ide yang sangat besar, dan saat ini sudah kami eksekusi. Kami akan hadir di Indonesia pada triwulan I 2020, dan alhamdulillah dukungan terus mengalir dari berbagai pihak, termasuk kemarin dukungan dari temen temen di Jerman, Amerika dan juga Jepang. Untuk dalam negeri sendiri beberapa perusahaan efek sudah menyatakan siap membantu. Namun jelas saat ini dukungan dari pemerintah sangat kami harapkan, Bapak Presiden, Menteri Koperasi, dan juga temen - temen Gubernur, Bupati dan walikota seluruh Indonesia, agar UMKM Indonesia bisa maju, mandiri dan berkembang, "beliau menambahkan. Bagus Pak, lha terus motovasi Bapak apa sih? Memotong pembicaraan beliau agar saya tidak larut dalam kekaguman.

"Membawa UMKM yang maju, mandiri dan profesional Mas, demikianlah cara saya bisa berbakti, berbagi untuk negeri, dan semoga berguna bagi orang lain khususnya bagi UMKM di Indonesia, karena saya menyadari bahwa peran UMKM bagi Indonesia sangat penting, "katanya beliau mengakhiri pembicaraan tentang IEX.

Perjalanan hari ini bersama beliau diakhiri dengan meeting dengan kantor pengacara di salahsatu hotel di Jalan Magelang. Saya menunggu di mobil karena sampai di kantor pengacara itu sudah jam 16.00. Beliau tidak ingin merepotkan saya, jika akhirnya kantor Lawyer itu sudah tutup. Dan benar saja, beberapa menit kemudian beliau muncul dan bilang kantornya sudah tutup. Karena beliau akan ke Sleman untuk menjenguk orang tuanya, akhirnya saya memtuskan turun di kantor pengacara tersebut. Tak terasa, waktu 6 jam lebih ternyata berlalu cepat dengan beliau. Pengen lebih banyak waktu untuk belajar, mungkin lain waktu. 

Ada yang menarik dari quote beliau. “Masa depan hadir kepada mereka yang percaya dengan keindahan dari mimpi-mimpi.” – Eleanor Roosevelt Mimpi indah UMKM yang maju, mandiri dan profesional, itulah yang sedang beliau wujudkan. Terima kasih Pak, saya yang masih muda diberi kesempatan untuk belajar dari Bapak. Semoga IEX bisa tumbuh dan berkembang Pak, saya sepenuhnya mendukung Bapak. Sampai jumpa next time. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun