"IDX yang Mas? Terkait dengan IDX, kami merencanakan IDX dan IEX itu sebagai satu kesatuan, saling membantu dan saling bersinergi. Jika masih kecil terbukalah di IEX dan setelah kami bina dan menjadi besar, terbukalah di IDX, begitu juga dengan temen temen bank, kami ingin bersinergi kedepan setelah perusahaan atau UMKM yang terbuka di kami berkembang. Jadi terbukalah IEX, terus dikembangkan melalui permodalan bank, baru listing di IDX. Itulah yang kami sebut sebagai visi kami membawa UMKM Indonesia yang maju, mandiri dan profesional, "beliau menambahkan. Ok deh Pak, mulai angkat topi ini. Namun jangan puas dulu. Sekilas saya melihat listing di IEX itu ribet, pasti lama prosesnya, harus lewat KAPlah, KJPPlah, pasti UMKM pusing Pak.
"Benar Mas, kami memang menggunakan standar di IDX, artinya kami sudah melibatkan pihak ke 3 baik itu KJPP untuk menilai asset UMKM tersebut, KAP untuk menilai laporan keuangannya dan lainnya. Kami ingin dalam proses penawaran saham ini, semua sudah ditangani secara profesional dan independen, dengan tetap melihat biaya yang timbul, karena kita berbicara UMKM, jangan sampai memberatkan. Untuk nilai asset minimal yang harus menggunakan jasa pihak ketiga sedang kami kaji besarnya, "katanya. Perjalanan akhirnya sampai di sebuah kantor jasa penilai publik di daerah Depok Yogyakarta. Sepertinya beliau familier sekali dengan KJPP tersebut. Setelah meeting panjang lebar, tercapai kesepakatan kedua pihak, khususnya dukungan dari KJPP tersebut dalam rangka penilaian asset calon emiten. Waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 ketika meeting selesai.
"Waktu sudah sore Mas, yuk kita cari minum dulu, saya biasa makan di angkringan, "katanya. Mental kere Pak, yang agak berkelas sedikt kenapa, hati kecil saya berkata, meski sudah mulai saya akui, beliau orang hebat. Visioner dan ide besar, tinggal eksekusinya.
"Bener Mas, ide ini adalah ide yang sangat besar, dan saat ini sudah kami eksekusi. Kami akan hadir di Indonesia pada triwulan I 2020, dan alhamdulillah dukungan terus mengalir dari berbagai pihak, termasuk kemarin dukungan dari temen temen di Jerman, Amerika dan juga Jepang. Untuk dalam negeri sendiri beberapa perusahaan efek sudah menyatakan siap membantu. Namun jelas saat ini dukungan dari pemerintah sangat kami harapkan, Bapak Presiden, Menteri Koperasi, dan juga temen - temen Gubernur, Bupati dan walikota seluruh Indonesia, agar UMKM Indonesia bisa maju, mandiri dan berkembang, "beliau menambahkan. Bagus Pak, lha terus motovasi Bapak apa sih? Memotong pembicaraan beliau agar saya tidak larut dalam kekaguman.
"Membawa UMKM yang maju, mandiri dan profesional Mas, demikianlah cara saya bisa berbakti, berbagi untuk negeri, dan semoga berguna bagi orang lain khususnya bagi UMKM di Indonesia, karena saya menyadari bahwa peran UMKM bagi Indonesia sangat penting, "katanya beliau mengakhiri pembicaraan tentang IEX.
Perjalanan hari ini bersama beliau diakhiri dengan meeting dengan kantor pengacara di salahsatu hotel di Jalan Magelang. Saya menunggu di mobil karena sampai di kantor pengacara itu sudah jam 16.00. Beliau tidak ingin merepotkan saya, jika akhirnya kantor Lawyer itu sudah tutup. Dan benar saja, beberapa menit kemudian beliau muncul dan bilang kantornya sudah tutup. Karena beliau akan ke Sleman untuk menjenguk orang tuanya, akhirnya saya memtuskan turun di kantor pengacara tersebut. Tak terasa, waktu 6 jam lebih ternyata berlalu cepat dengan beliau. Pengen lebih banyak waktu untuk belajar, mungkin lain waktu.
Ada yang menarik dari quote beliau. “Masa depan hadir kepada mereka yang percaya dengan keindahan dari mimpi-mimpi.” – Eleanor Roosevelt Mimpi indah UMKM yang maju, mandiri dan profesional, itulah yang sedang beliau wujudkan. Terima kasih Pak, saya yang masih muda diberi kesempatan untuk belajar dari Bapak. Semoga IEX bisa tumbuh dan berkembang Pak, saya sepenuhnya mendukung Bapak. Sampai jumpa next time.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H