Indonesia Equity Exchange, makanan apa lagi ini, itulah yang ada dalam benak saya dalam beberapa hari ini. Setahu saya di Indonesia saat ini hanya ada Indonesia Stock Exchange atau IDX, yaitu bursa saham bagi perusahaan yang ada di Indonesia, terus apalagi ini Indonesia Equity Exchange?
Jangan jangan money games, atau MLM dengan sistem piramida, atau investasi bodong yang lain. Harus berhati hati ini, apalagi perusahaan ini menyebut kata Bursa Saham Bagi UMKM. Sebagai seorang yang merasa peduli terhadap UMKM, saya tergerak untuk mencari tahu dan berusaha mendapatkan sumber yang valid terhadap perusahaan ini.
Perjalanan dimulai dari seorang teman yang namanya disebut sebagai direksi dari perusahaan itu. Saya mengontak beliau akhir bulan kemarin dan berjanji bertemu di Semarang Minggu ini. Setelah mengatur ulang jadwal, dari Jakarta, hari Rabu, 4 Desember 2019 ini saya sempatkan untuk melakukan perjalanan ke Semarang, ke seorang teman baik saya di tempat kerja saya dulu di Kalimantan. Menurut beliau, sang Chairman sedang berada di sekitar Magelang Jogja untuk sebuah urusan. Okelah kalau begitu, saya ke Semarang karena saya yakin bahwa beliau adalah orang yang amanah, sehingga saya berharap informasi yang saya dapat valid dan bisa dipertanggungjawabkan.
Rabu pagi diawal Desember ini, jam 8 pagi saya bertemu dengan Pak Sigit, temen saya tersebut. Masih seperti dulu, sangat religius dan memegang teguh pada amanah, meski sekarang rambutnya mulai memutih dan dengan kacamata yang semakin tebal. Setelah minum teh di stasiun Tawang sebagai pengganjal perut, saya langsung diantar oleh Pak Sigit untuk bertemu Pak Harjono, Chairman Indonesia Equity Exchange. Jelas awalnya saya menolak, karena saya takut bahwa informasi yang saya dapatkan nanti menjadi tidak obyektif, namun setelah berbicara panjang lebar dan memberikan alasan kenapa saya harus ketemu beliau, saya akhirnya yakin bahwa apa yang dapatkan merupakan informasi yang bisa dipertanggungjawabkan.
Setelah menelpon beberapa kali, akhirnya diputuskan, saya dan Pak Sigit bertemu Pak Harjono di Mall Artos Magelang, jam 12 siang, jadilah hari itu adalah hari saya bersama beliau, seorang yang akhirnya saya simpulkan sebagai seorang yang visoner, terutama dalam rangka menumbuh kembangkan UMKM di Indonesia. Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda, itu iklan parfum dari toko sebelah, jauh berbeda dengan Bapak kita ini. Kesan pandai jelas tidak, malah cenderung lusuh. Apalagi dengan pakaian batik lengan panjang yang usang dan mobil yang sudah tua.Â
Jadwal beliau hari ini adalah ke kantor Jasa Penilai Publik, Lawyer dan Kantor Penyedia Jasa Customer Services di Yogyakarta. Baik Bapak, saya ikut bapak hari ini, agar saya tau apa yang akan bapak bawa untuk UMKM Indonesia, awas jika apa yang Bapak sampaikan terkait Indonesia Equity Exchange itu hanya sampah, akan saya sampaikan kepada dunia.
"Ya beginilah pekerjaan saya Mas, membangun UMKM di Indonesia, visi saya membawa UMKM di Indonesia untuk maju, mandiri dan profesional "kata Pak Harjono memulai pembicaraan sambil beliau menyetir mobil tuanya. Membangun UMKM apa Pak, kata saya dalam hati, terus Indonesia Equity Exchange itu apa? Huff, sudah tua masih aneh aneh saja. Selanjutnya saya menanyakan terkait dengan IEX.
"IEX itu Bursa Saham Untuk UMKM Mas. Kami hadir dalam rangka untuk mengatasi masalah permodalan bagi UMKM di Indonesia, selain kami mendampingi secara berkelanjutan. Dilansir dari data yang dirilis oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia tentang Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun 2016-2017, UMKM berjumlah sebesar 62.922.617 unit usaha pada tahun 2017, sedangkan UB hanya berjumlah sebesar 5.460 unit usaha. Berarti jumlah UMKM pada tahun 2017 berjumlah sebesar 62.922.617 unit dari 62.928.077 unit usaha yang ada di Indonesia, atau memiliki persentase sebesar 99,9 persen.
Dalam rangka untuk membantu pengembangan UMKM serta didukung hadirnya peraturan OJK No. 37 tahun 2018 Â yang mengatur UMKM untuk bisa "go public", Indonesia Equity Exchange hadir sebagai bursa untuk UMKM dengan menyediakan platform dan jaringan kantor yang lebih memudahkan emiten yang akan melakukan listing, serta bagi investor yang akan melakukan investasi di UMKM yang mampu memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi, serta keuntungan lain melalui meningkatnya nilai valuasi perusahaan yang sahamnya dibeli. Go Public disini tidak sama dengan Go Public di IDX lho, tetapi baru latihan, atau kami menyebutnya Mini Tbk, "kata Pak Harjono mulai menerangkan tentang IEX, wuish agak pinter juga ini orang. Baru agak ya bapak, belum pinter.
Karena kita berbicara UMKM, maka yang boleh listing adalah UMKM yang modalnya jutaan rupiah saja, dan maksimal 30 milyar sesuai dengan Peraturan OJK tersebut. Kami membina UMKM Mas, dari nol sekali, coba dibayangkan, jika warung sebelah jadi terbuka. Pemilik tidak bisa sesuka hati mengambil uang karena ada pemilik lain didalam warung tersebut. Itulah yang kami sebut mewujudkan UMKM yang profesional, meski pembinaan kami bukan hanya dari itu saja, beliau menambahkan. Oke deh Pak, lebih pinterlah dikit dari yang tadi.
Perjalanan ke Jogja terhenti di sebuah warung soto kecil di perbatasan Jogja Jawa Tengah. "Ayo masuk Mas, ini adalah warung soto langganan saya, silahkan dicicipi. Warung - warung seperti inilah salahsatu UMKM yang akan kami bawa menjadi besar, selain tentunya banyak bidang lainnya, "katanya. Soto Ayam, Es Teh, kerupuk menu yang diambil oleh beliau. Bisa kaya kalau makanannya seperti itu, huff, batin saya mencemooh. Belum Pak, jangan berhenti dulu, lha trus bagaimana hubungan dengan IDX dan juga bank - bank yang sudah ada? Bagaimana nasib mereka jika UMKM saja mencari modal di IEX. Mampus lu, batin saya.