"Okay, how about you Rochman, what are your activities while staying at home?"
"Me? Mm ... I am sleeping, eating, listening ... sleeping, eating ...."
Mendengar jawaban Rochman, semua peserta zoom meeting tertawa. Dalam hati saya berkata, "Pasti ada sesuatu yang tidak beres pada mahasiswa ini."
"I'm coming, Mom." Tiba-tiba ada Rochman lain muncul, masih mengenakan seragam ojek daring.
Semua peserta tergelak.
"Who is the real Rochman?"
"Me, Mom. I'm sorry. He is my twin brother."
" Mohon maaf, saya minta tolong adik saya  Rochim untuk menggantikan saya sebentar, karena ada orderan ojek, Mom," ucap Rochman, kedua telapak tangannya ditangkupkan, sebagai pertanda rasa menyesal.
"No problem. Thanks Rochman for joining this meeting," jawab saya, karena sudah paham siapa kedua mahasiswa tersebut, dan menurut saya peristiwa ini bukanlah suatu pelanggaran.
Rochman dan Rochim adalah saudara kembar, mereka tinggal di panti asuhan  Muhammadiyah Soka, Salatiga sejak anak-anak hingga SMA. Ketika kuliah mereka sudah tidak tinggal di panti asuhan lagi. Rochman mengambil jurusan Bahasa Inggris, sedangkan Rochim jurusan Agama. Saya sangat mengenal Rochman karena setiap semester mengikuti kuliah saya. Selain itu  beberapa kali saya menumpang motornya. Motornya selalu berhenti di depan saya apabila dia melihat saya sedang menunggu angkot, saat itu di belum menjadi pengemudi ojek daring.
 Di semester ini selain mengikuti kuliah,  Rochman menjadi pengemudi ojek daring, sementara Rochim membantu kantin kampus.  Saat  tatap muka, setiap mengikuti  kuliah saya, dia seringkali masih mengenakan seragam ojek daring.  Saya salut kepada kedua mahasiswa kembar ini. Semangat belajarnya luar biasa, kemauannya keras dan ketangguhannya mengagumkan. Selain itu mereka  juga santun dan mempunyai rasa empati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H