November  2000
Ada rasa takjub ketika  menapakkan kaki untuk pertama kalinya di rumah dinas suami. Berbeda dengan rumah kami yang kecil, rumah dinas model tahun tujuh puluhan  ini sungguh besar. Ada 3 kamar tidur berukuran besar dan 2 kamar tidur kecil. Ruang tamu, ruang keluarga , ruang makan,  dapur sampai kamar mandi semua berukuran besar. Demikian pula halaman depan, kebun di samping kanan, kiri dan belakang semua luas.Â
Ada 3 kolam ikan besar di samping kanan dan kiri rumah serta di samping kanan dapur. Pohon kantil yang sudah tua dan menjulang tinggi terletak di antara rumah  dan kolam, di depan garasi yang ada di belakang rumah. Kolam samping dikelilingi tanaman yang subur dan hijau.Â
Sementara taman di depan  rumah ditumbuhi banyak bunga-bunga  indah. Bunga dahlia, panca warna, allamanda dan bunga tembelekan yang berwarna warni bermekaran. Demikian pula di taman samping ditumbuhi tanaman yang berbunga, sedangkan kebun  belakang yang luas terdapat banyak pohon-pohon  rimbun. Aku sangat bahagia, karena  menyukai suasana seperti ini.
Kami menjumpai beberapa lantai tegel bekas galian yang dipasang kembali di ruang makan dan kamar-kamar. Ketika aku bertanya kepada bapak penjaga yang sudah tua, Pak Bejo, dia bercerita bahwa beberapa penghuni sebelumnya selalu memendam "rajah" di bawah lantai untuk keselamatan. Ketika dia menawarkan kami untuk mengantarkan di rumah seorang kiai yang bisa membuat "rajah" kami menolak dengan halus karena kami belum terbiasa dengan hal-hal seperti itu.
Seusai acara selamatan dan saudara-saudara  kami pulang, suasana terasa lengang. Tinggal kami berdua, dua anak saya untuk sementara tinggal di rumah eyang mereka. Ada bapak penjaga  tetapi  di kantor yang jaraknya kira-kira  100 meter dari rumah dinas. TV berukuran 14 inci kami letakkankan di kamar utama yang berukuran 4x5.Â
Sementara di ruang makan dan keluarga yang cukup besar terlihat sangat longgar karena hanya ada meja dan kursi makan berukuran kecil. Jendela  besar dan panjang  belum diberi gorden, karena kami baru mengangarkan bulan depan. Aku sempat bergidik ketika ada 'makhluk' hitam di luar jendela yang bergerak-gerak. Kudekap suamiku yang ada di samping.
"Ada apa?"
Aku menunjuk ke  arah jendela, hanya diterangi lampu dapur yang redup.
"Itu daun-daun," ucap suami. Ketika melihat lagi ke  arah jendela, memang hanya daun- daun  berukuran besar yang bergerak gerak terkena angin . Namun tetap saja aku merasa  takut bila menuju ke kamar mandi atau dapur di malam hari. Rasanya sepi , hawanya dingin sekali dan kesannya gelap meski suami sudah memasang lampu neon, hal ini dikarenakan banyaknya pohon-pohon besar di sekitar rumah.