Mohon tunggu...
widyastuti jati
widyastuti jati Mohon Tunggu... Dosen - Dosen UIN Salatiga

mengagumi keindahan alam dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jalan Kaki Menyusuri Rel Kereta Api, Berbahayakah?

19 Januari 2023   13:30 Diperbarui: 19 Januari 2023   13:35 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Di beberapa daerah ada imbauan untuk tidak berjalan kaki di sepanjang rel kereta api.  Hal ini disebabkan  sering terjadinya kecelakaan, para pejalan kaki  tertabrak kereta api dari belakang.

Padahal berjalan kaki menyusuri rel kereta api merupakan salah satu rute favorit saya dan suami. Berjalan di sepanjang rel kereta api, membantu langkah  secara beraturan karena mengikuti  bantal rel yang berukuran hampir sama.

Sembari berjalan, kami bisa menikmati pemandangan yang memukau di kiri kanan rel kereta api. Bisa menyaksikan padi yang menguning, diiringi suara para bapak tani bersaut-sautan menghalau burung, memecah kesunyian.

Dokpri
Dokpri
Kami pun bisa melihat rawa pening dari dekat, sangat memukau. Cakrawala lazuardi membentang indah di atas rawa yang berkilau terkena arunika yang memancarkan sinar keemasan.  Kami juga bisa menyaksikan tanaman enceng gondok yang tumbuh subur  berbunga warna ungu, sangat indah. Meski tanaman ini merupakan spesies invasif yang bisa mengancam berkelanjutan ekosistem, tetapi juga mempunyai banyak manfaat.  

Tanaman enceng gondok menghasilkan berbagai kerajinan tangan, pupuk organik , daunnya jika dimasak bisa menyehatkan pencernaan, bahkan banyak produk kecantikan  mengandung enceng gondok, lho.

Dokpri
Dokpri
Mengapa kami begitu berani menyusuri jalan kereta api dalam jarak yang jauh? Apa tidak takut tertabrak kereta? Tentu tidak, karena kami berjalan di sepanjang rel kereta api Ambarawa - Tuntang atau Ambarawa- Ngampin. Rel ini tidak pernah dilintasi kereta api kecuali hari- hari libur. Dan apabila kereta melintas, tidak berbahaya karena jalannya kereta api tidak cepat.

Rel kereta api ini dibangun hampir tiga abad yang lalu. Stasiun kereta apinya ada di Ambarawa, dulu bernama Stasiun Willem 1, diresmikan tahun 1873. Sekarang  namanya menjadi "Indonesian Railway Museum". Di museum ini para pengunjung bisa menjumpai koleksi sarana perkeretaapian heritage. Terdapat 26 lokomotif uap, 4 lokomotif diesel, 5 kereta dan 6 gerbong dari berbagai daerah. 

Selain itu para pengunjung dapat menikmati perjalanannya  dengan menaiki kereta wisata jenis lokomotif uap atau kereta diesel .


Jadi, Anda tidak perlu khawatir jika ingin berjalan  menyusuri  rel kereta api di Ambarawa sembari menikmati panorama yang elok , memukau.  Anda tidak  akan cepat lelah untuk berjalan, hati gembira dan badan pun makin sehat tentunya.

 

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun