Mohon tunggu...
Bunda Widya
Bunda Widya Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan

Pensiunan. Bergabung di Kompasiana 10 Mei 2013. Nenek seorang Cucu, penggemar setia Timnas Garuda dan Manchester United.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Semakin Panas, Gibran Disurati PDIP Hingga Tersangka Anggota BPK di Korupsi BTS

3 November 2023   17:19 Diperbarui: 5 November 2023   19:35 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada sore begini di tengah hujan yang mengguyur deras dengan ditemani secangkir kopi hitam panas tanpa gula, mulailah Bunda berselancar di media online. 

Banyak sekali berita politik yang tetap panas yaitu tentang Gibran Rangkabuming Raka yang menjadi Cawapres Prabowo Subianto. 

Berita ini akan terus menghangat bahkan terus memanas, paling tidak sampai adanya keputusan MKMK yang bersifat final. 

Hingga saat ini Gibran masih terdaftar sebagai anggota PDIP. Berita terakhir DPC PDIP Solo baru saja mengirim surat kepada Gibran. 

Bakal calon wakil presiden dari Koalisi Indonesia Maju ini juga mengaku sudah menerima surat tersebut. 

Dalam waktu dekat Gibran akan menindak lanjuti surat resmi dari Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo. 

Baca juga: Buah Kurma

Surat tersebut isinya terkait permintaan dari PDIP agar Gibran mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) PDIP karena sudah menjadi Cawapres dari Parpol lain. 

Selain pengembalian KTA, Gibran juga diminta untuk mengundurkan diri dari PDIP, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri. 

Mungkin sebuah kelajiman bagi seorang anggota Parpol yang keluar dari kebijakan partainya yang tidak sesuai, maka dirinya harus mundur dari partai. 

Majunya Gibran sebagai Cawapres untuk Capres Prabowo Subianto adalah diluar kebijakan dari PDIP sehingga hal tersebut jelas melanggar aturan partai. 

Kita berharap Gibran segera saja mengundurkan diri dari PDIP dan mengembalikan KTA yang dia miliki sebagai anggora PDIP. 

Bagaimana kelanjutan kisah yang bak sinetron seru ini? Kita tunggu saja episode-episode selanjutnya. 

Begitu pula berita kasus korupsi yang tidak pernah sepi. Bunda benar asyik membaca berita-berita korupsi di media kita. 

Setiap hari selalu saja ada berita korupsi. Mungkin karena sudah membudaya sangat dalam di negeri ini.  

Ironisnya para koruptor itu adalah Menteri atau sekarang sudah jadi tersangka sehingga mereka adalah Mantan Menteri dari Kabinet Indonesia Maju Pemerintahan Presiden Joko Widodo. 

Korupsi di Kementerian Pertanian dan korupsi di Kementerian Kominfo yang terus bergulir dengan cepat. 

Kasus korupsi yang pertama ditangani oleh KPK sudah pada tahap penyidikan. 

Namun dalam kasus ini ada bumbu yang sangat sedap yaitu adanya indikasi kasus pemerasan yang dilakukan oleh Pimpinan KPK, Firli Bahuri terhadap tersangaka mantan Menteri Pertanian.  

Kasus pemerasan ini sudah pada tahap peyidikan setelah melakukan gelar perkara oleh Polda Metro Jaya. Beberapa saksi sudah mereka panggil termasuk mantan Menteri Pertanian dan Pimpinan KPK. Menarik ditunggu bagaimana kelanjutannya. 

Tidak kalah menarik adalah kasus korupsi di Kementerian Kominfo dalam pengadaan menara BTS yang ditangani Kejaksaan Agung. 

Jaksa Agung baru saja mengumumkan tersangka baru yaitu salah satu anggota BPK berinisial AQ yang telah menerima uang sebesar Rp 40 Miliar. 

Dalam jumpa pewarta itu, Kejaksaan Agung RI menyebut bahwa penerimaan uang sebesar Rp 40 miliar tersebut, terjadi sebelum kasus korupsi proyek BTS 4G dan BAKTI Kominfo naik ke tahap penyidikan. 

Dijelaskan pula oleh pihak Kejaksaan bahwa prosesi penerimaan uang itu dilakukan di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Selasa (19/7/2022) petang. 

Maka berdasarkan alat bukti yang telah ditemukan dan berdasarkan pemeriksaan pada hari ini, penyidik sepakat menetapkan Anggota BPK berinisial AQ sebagai tersangka keenam belas dalam kasus tersebut. 

Waduh miris sekali ya. Korupsi dimana-mana. Hampir semua lapisan penyelenggara negara dari mulai eksikutif, leglisatif dan yudikatif semuanya doyan korupsi. 

Sungguh sedih membaca berita-berita tersebut. Namun yang lebih meyedihkan adalah klub kebanggaan Bunda, Manchester United yang masih terseok-seok prestasinya. Maaf kok jadu ngelantur ke sepak bola. 

Kembali lagi ke soal beda pilihan tidak masalah. Mungkin kalau saya boleh menyikapi pilihan terbaik yaitu mereka yang jelas perjuangannya dalam memberantas korupsi yang kini semakin masif. 

Mari kita ikuti Pemilu 2024 dengan damai. NKRI tetap menjadi tujuan utama, walaupun berbeda pilihan. 

Aduh tidak terasa, seruputan kopi dalam gelas ini sudah yang terakhir. Salam sehat untuk rekan-rekan Kompasianer khususnya dan para pembaca Kompasiana. 

@Bunda Widya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun