Mohon tunggu...
Money Pilihan

Industri Halal Indonesia: Peluang dan Tantangan

14 Mei 2019   09:05 Diperbarui: 14 Mei 2019   09:19 5915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Banyaknya Populasi Umat Muslim dan Jumlahnya Akan Meningkat

Populasi Muslim menduduki peringkat kedua dengan angka 1,8 milyar atau setara 24% dari populasi global pada tahun 2010, angka ini di perkirakan meningkat 27% dari penduduk dunia [3]. Banyaknya populasi Muslim dan meningkatnya jumlah populasi Muslim akan meningkatkan permintaan terhadap produk/jasa halal sehingga dapat memberikan peluang yang besar bagi industri halal. 

Gaya hidup mayoritas masyarakat yang berdasarkan aturan Islam menciptakan tempat tersendiri bagi industri halal untuk berkembang. Potensi besar dari industri halal tersebut harus dimanfaatkan dengan baik untuk mendorong perekonomian, salah satunya perekonomian Indonesia. Keberadaan industri halal Indonesia sangat mungkin untuk dikembangkan menjadi pasar global dengan mengingat bahwa muslim dunia mencapai 1,8 miliar.

2. Merupakan Bisnis Besar 

Industri halal sedang berkembang pesat. Menurut Laporan Ekonomi Islam Global 2017/2018, secara global, konsumen Muslim membelanjakan US$ 1,2 triliun untuk produk makanan dan minuman pada 2016. 

Pada tahun 2022, angka ini diperkirakan akan mencapai US$ 1,9 triliun [1]. Menurut laporan itu, negara-negara Muslim dengan pengeluaran tertinggi untuk produk makanan dan minuman pada tahun 2016 adalah Indonesia (US$ 169,7 miliar), Turki (US$ 121,1 miliar), Pakistan (US$ 111,8 miliar), Mesir (US$ 80,9 miliar), Bangladesh (US$ 71,1) miliar), Iran (US$ 59 miliar) dan Arab Saudi (US$ 48 miliar). Berdasarkan angka-angka tersebut dapat dilihat bahwa industri halal sudah menjadi bisnis besar.

1b-5cda20843ba7f7480d751372.png
1b-5cda20843ba7f7480d751372.png
                                                                          Gambar 2. Negara Importir Terbesar Produk Makanan dan Minuman Halal-dokpri

Tantangan untuk mengubah Indonesia dari negara konsumen menjadi negara produsen memiliki titik balik yang menguntungkan, karena Indonesia memiliki potensi konsumen yang sangat besar sehingga dapat dijadikan target pasar untuk industri halal. 

Permintaan (demand) produk/jasa bersertifikasi halal secara global juga akan terus mengalami kenaikkan. Kebutuhan akan produk halal, tidak hanya di negara Arab atau dengan penduduk muslim mayoritas semata, namun seolah sudah menjadi gaya hidup dan kebutuhan masyarakat dunia.

3. Industri Halal Diminati Berbagai Negara

Konsumen produk/jasa industri halal sekarang ini sudah bervariasi. Industri halal memiliki konsumen secara global, tidak hanya di Asia dan Timur Tengah, tetapi juga di Eropa. Misalnya, Rusia yang penduduknya bukan mayoritas umat Muslim, bahkan menempati posisi ke 9 negara makanan halal di dunia dengan capaian $37 milyar pada tahun 2015 [4]. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun