Oleh Widyastuti, Nina Yuliana
Komunikasi merupakan sebuah bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Setiap manusia butuh berkomunikasi dengan orang lain untuk bertahan hidup. Adanya fungsi komunikasi mendorong manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain antar budaya.
Srnover dan Porter (1972) berpendapat bahwa komunikasi antar budaya terjadi manakala bagian yang terlibat dalam kegiatan komunikasi tersebut mempunyai latar belakang budaya dan pengalaman yang berbeda. Latar belakang tersebut mencerminkan nilai yang dianut oleh kelompoknya berupa pengalaman, pengetahuan, dan nilai. Komunikasi antarbudaya pada hakikatnya dapat menciptakan keselarasan dan kebersamaan, selain itu juga dapat saling memahami sisi-sisi perbedaan antar individu.
Di era Globalisasi ini, komunikasi antar budaya menjadi sesuatu yang hampir tidak bisa dielakkan. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi dapat menyediakan kesempatan bagi berlangsungnya komunikasi antarbudaya.Â
Dengan banyaknya platform media sosial  yang ada saat ini, sangat menjanjikan sebagai suatu sarana untuk meningkatkan komunikasi antarbudaya dari berbagai masyarakat yang berada di seluruh dunia. Menurut Deddy Mulyana (2008), tanpa harus meninggalkan negeri sendiri, fenomena komunikasi antarbudaya akan kita alami setiap saat, baik disengaja ataupun tidak.
Belum lama iniPerbedaan Budaya Sehari-Hari Antara Orang Indonesia Dan Orang Amerika Serikat Dalam Komunikasi Antar Budaya, saya berkomunikasi dengan teman saya melalu media sosial Instagram. Brittany Moore, seorang mahasiswa jurusan kimia di Missouri University of Science and Technology.Â
Saat ini ia tinggal di Fairfax, Virginia, US. Kami berkenalan pertama kali melalui game online 'Among Us' yang sempat booming tahun lalu. Kami kemudian bertukar ID Snapchat dan mulai mengobrol melalui media sosial tersebut. Namun, saya memutuskan untuk menghapus media sosial tersebut, dan mulai mengobrol dengan Brittany melalui Instagram.
Selama berkomunikasi dengan Brittany, saya merasakan bahwa adanya perbedaan kebiasaan sehari-hari yang kami lakukan. Misalnya, saat memberi salam kepada orang yang lebih tua. Brittany mengatakan bahwa biasanya mereka hanya menyapa, diikuti dengan menyebut nama orang yang akan disapa, jadi seperti "halo Ms. Name".Â
Berbeda dengan di Indonesia, biasanya saat bertemu dengan orang yang lebih tua yang kita kenal, orang yang lebih muda akan berjabat tangan sambil menempelkan hidung ke punggung tangan orang yang lebih tua (salim/salam) sebagai tanda hormat/ sopan santun. Ini merupakan budaya yang dilakukan secara turun-temurun dari zaman dulu di Indonesia.
Indonesia juga kental dengan budaya "tangan bagus", yaitu mengutamakan melakukan sesuatu seperti makan, berjabat tangan, memberi sesuatu, menerima sesuatu, atau melakukan hal lain dengan orang lain menggunakan tangan kanan.Â
Jika hal-hal tersebut dilakukan dengan tangan kiri, orang mungkin akan menganggapnya tidak sopan, terutama jika melakukannya dengan orang yang lebih tua. Melakukan sesuatu dengan tangan kanan ini juga sering diajarkan oleh para orang tua kepada anak-anaknya sedari kecil. Bahkan di sekolah pun para guru mengajarkan hal serupa kepada murid-muridnya.Â