Mohon tunggu...
INDRI WIDYASTUTI
INDRI WIDYASTUTI Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Saya seorang istri dan ibu dari 2 orang anak. Berprofesi sebagai Apoteker dan saat ini sedang menempuh pendidikan S2

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Pengusaha untuk Diri Sendiri, The Entrepreneur Always Searches for Change, Responds to It, and Exploit It as an Opportunity by Peter Drucker

28 Juni 2024   20:00 Diperbarui: 28 Juni 2024   20:06 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Program Studi Magister Manajemen Universitas Wisnu Wardhana Malang

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Sonny Leksono, SE., MS

Sebuah quotes oleh Peter Drucker yang tidak hanya pengusaha yang bisa menerapkan. Bahkan dalam diri setiap orang bisa menerapkan semangat tersebut. Bagaimana tidak, saat ini kondisi sosial, ekonomi dan politik berubah secara dinamis. Jika kita tidak bisa beradaptasi terhadap perubahan akan tertinggal. Entrepreneur bisa diartikan sebagai seseorang yang masuk dalam dunia bisnis, dan Peter Drucker mendefinisikan entrepreneur adalah orang mencari perubahan, merespon perubahan, dan mengeksploitasinya sebagai peluang. Dimana eksploitasi tersebut berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif (Tyas, 2019) . Dalam bahasa Indonesia Entrepreneur diterjemahkan sebagai wirausaha yang berasal dari Bahasa Sansekerta, wira berarti manusia unggul, teladan, berjiwa besar, berani. Sedangkan usaha adalah melakukan kegiatan usaha. Sehingga entrepreneur atau wirausaha tidak hanya orang yang memiliki bisnis, namun juga memiliki kepribadian yang baik, kesabaran, keuletan, berani dalam menghadapi tantangan, dan menghormati perubahan.

 Ada 3 komponen utama dalam proses ini, antara lain pencarian perubahan, respon yang efektif, dan eksploitasi peluang. Perubahan Perubahan ini bisa berupa perkembangan teknologi, perubahan preferensi konsumen, atau pergeseran regulasi. Salah satu contoh dampak dari perkembangan teknologi digital di dunia kesehatan adalah dengan adanya pemeriksaan dengan menggunakan alat-alat canggih. Pada saat Covid-19, sulitnya berkomunikasi dengan tatap muka dijadikan peluang sebuah perusahaan memunculkan pelayanan kesehatan dengan online sehingga dikenal dengan telemedicine.

Ciri -- ciri seorang entrepreneurship diantaranya adalah dia merasakan dan mengejar peluang yang cocok dengan dirinya dan yakin bahwa keberhasilan akan diraihnya (Margahana & Triyanto, 2019). Dapat diartikan bahwa entrepreneurship tidak harus memilih banyak hal, pilih bidang yang paling diminati, dipelajari, diamati, kumpulkan informasi, bergerak dengan pengetahuannya untuk membangun usaha, tidak mudah menyerah, membuat inovasi dan berani mengambil risiko.

Dalam bukunya yang berjudul Menggapai Mimpi Melalui Entrepreneurship, Tyas (2019) menjelaskan ada 10 ciri-ciri dari seorang Entrepreneur menurut Bygrave yang dikenal dengan istilah 10 D, yaitu Dream (mimpi), Decisiveness (Cepat dan tepat dalam mengambil Keputusan), Doers (Pelaku), Determination (ketetapan hati), Dedication (dedikasi), Devotion (Kesetiaan), Detail (rincian), Nasib (Destiny); Dollars (uang), Distribute (Distribusi).  Margahana & Triyanto (2019) menjelaskan beberapa alasan yang mendorong seseorang untuk menjadi seorang entrepreneur :

  • Otonomi, lebih leluasa dalam melakukan pengelolaan.
  • Tantangan dan perasaan motif berprestasi sehingga peluang yang besar untuk mengembangkan konsep usaha dan menghasilkan keuntungan.
  • Kontrol Finansial, lebih fleksibel dan leluasa dalam mengatur keuangan.

Suharti & Sirine (2011) dalam penelitiannya mengatakan bahwa Indonesia menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja untuk para lulusan perguruan tinggi ditunjukkan dari data Badan Pusat Statistik, sehingga menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiswa bisa menjadi salah satu pilihan untuk mengurangi tingkat pengangguran.  Pada masa persaingan lokal dan global saat ini kompetensi wirausaha sangata diperlukan (Dhamayantie & Fauzan, 2017). Sebagai seorang entrepreneur harus proaktif dalam mengambil langkah terhadap tantangan lingkungan. Entrepreneur yang sukses selalu memiliki mata yang tajam untuk melihat perubahan yang terjadi di sekeliling mereka.  Ada 2 jenis keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur yaitu ketermpilan dasar dan khusus (Tyas, 2019). Keterampilan dasar meliputi mental dan spiritual tinggi, pribadi unggul, berinisiatif, dan dapat mengkoordinasikan kegiatan. Sedangkan keterampilan khusus meliputi keterampilan konsep (Conceptual skill), keterampilan teknis (technical skill), dan keterampilan dalam berhubungan dangan sesama manusia (human skill). Dhamayantie & Fauzan (2017) dalam penelitiannya mendefinisikan  kompetensi sebagai sebuah kapabilitas atau kemampuan, pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan selama hidup untuk keefektifan kinerja dalam tugas atau pekerjaan. Kompetensi dalam wirausaha/entrepreneur berpengaruh terhadap kinerja usaha.

Bagaimanakan mengembangkan jiwa entrepreneurship?

Tyas (2019) mengatakan bahwa melalui pendidikan entrepreneurship diharapkan mampu menambah pengetahuan dan kemampuan dalam menghadapi persaingan global. Untuk menjadi entrepreneur yang kompeten harus belajar dan menggali kemampuan dan kreativitas. Belajar merupakan proses terus-menerus dan berlangsung sepanjang masa (life-long learnig). Oleh karena itu, pendidikan entepreneurship sebaiknya dimulai sejak dini.

Bagaimana pengusaha/entrepreneur mengetahui dan memahami perubahan?

Perubahan ini bisa berupa perkembangan teknologi, perubahan preferensi konsumen, atau pergeseran regulasi. Contohnya, perkembangan teknologi digital telah menciptakan banyak peluang baru di berbagai industri. Pengusaha seperti Elon Musk, dengan perusahaan seperti Tesla dan SpaceX, melihat peluang dalam perubahan teknologi dan berinovasi untuk memanfaatkannya. Mereka terus memantau tren global dan lokal, melakukan riset pasar, dan memanfaatkan data untuk memahami arah perubahan. Pengusaha memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber, seperti riset pasar, analisis data, tren industri, dan feedback konsumen. Mereka juga mungkin menggunakan intuisi dan pengalaman pribadi sebagai sumber pengetahuan. Pengusaha terus-menerus belajar dari lingkungan mereka. Mereka menganalisis informasi yang mereka peroleh, mengevaluasi relevansinya, dan menerapkan pengetahuan tersebut dalam pengambilan keputusan bisnis.

Merespon Perubahan

Menemukan perubahan saja tidak cukup; pengusaha harus bisa merespon dengan cepat dan tepat. Kemampuan untuk merespon perubahan dengan cepat adalah kunci untuk tetap relevan dan kompetitif. Respon yang efektif memerlukan fleksibilitas dalam operasi bisnis dan strategi. Misalnya, selama pandemi COVID-19, banyak bisnis yang berhasil adalah mereka yang cepat beradaptasi dengan cara kerja baru, seperti mengadopsi kerja jarak jauh dan memperluas layanan online. Pengusaha yang dapat merespon perubahan dengan mengubah model bisnis mereka, menyesuaikan produk atau layanan, dan menerapkan teknologi baru akan lebih mungkin untuk bertahan dan berkembang.

Mengeksploitasi Peluang

Setelah merespon perubahan, langkah selanjutnya adalah mengeksploitasi peluang yang dihasilkan dari perubahan tersebut. Mengeksploitasi peluang berarti memanfaatkan perubahan untuk menciptakan nilai tambah bagi bisnis dan pelanggannya. Ini bisa berarti memasuki pasar baru, mengembangkan produk atau layanan baru, atau meningkatkan efisiensi operasional. Sebagai contoh, munculnya e-commerce memberikan peluang besar bagi pengusaha untuk memperluas jangkauan pasar mereka tanpa perlu investasi besar dalam infrastruktur fisik.

Nilai Moral dan Etika dalam berwirausaha

Dalam menjalankan usaha ada nilai etika dan ekonomi dan sosial yang harus dijaga dan dilaksanakan oleh seorang entrepreneur. Misalnya, ketika mengeksploitasi peluang baru, mereka harus memastikan bahwa tindakan mereka tidak merugikan pihak lain dan sesuai dengan standar moral yang berlaku. Selain itu, menerapkan nilai ekonomi, seperti profitabilitas dan efisiensi, pengusaha juga mempertimbangkan nilai sosial. Mereka mungkin berusaha menciptakan dampak positif bagi masyarakat, misalnya dengan menyediakan lapangan kerja atau menghasilkan produk yang bermanfaat bagi konsumen. Dengan demikian, pengusaha yang sukses tidak hanya berfokus pada hasil ekonomi semata, tetapi juga memperhatikan aspek pengetahuan dan nilai yang lebih luas, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang bijak dan berdampak positif dalam jangka Panjang, serta memastikan bahwa eksploitasi peluang dilakukan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Belajar dari pengusaha, banyak nilai positif yang bisa kita ambil untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dimulai dari bagaimana menemukan perubahan, merespon perubahan, dan merubahnya menjadi sebuah peluang.  Seseorang yang memiliki jiwa entrepreneurship memiliki rasa percaya diri, semangat, bekerja keras, pantang menyerah, memiliki inisiatif, memiliki rasa untuk berprestasi, memiliki jiwa kepemimpinan, produktif, mampu mengendalikanatau mengorganisir (Cecilia et al., 2021). Kalaupun belum memiliki perusahaan untuk dipimpin, masih ada diri sendiri untuk dipimpin.

Referensi 

Cecilia, L., Vavensy, P., Khosesat, R., Damayanti, D., & Sidiq, S. (2021). Pentingnya Penanaman Jiwa Entrepreneurshi dalam Diri Mahasiswa agar Dapat Bersaing di Dunia Bisnis. SERINA III.

Dhamayantie, E., & Fauzan, R. (2017). Penguatan Karakteristik dan Kompetensi Kewirausahaan untuk Meningkatkan Kinerja UMKM. Matrik: Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis Dan Kewirausahaan. https://doi.org/10.24843/matrik:jmbk.2017.v11.i01.p07

Margahana, H., & Triyanto, E. (2019). Membangun Tradisi Entrepreneurship pada Masyarakat. Edunomika, 03(02).

Suharti, L., & Sirine, H. (2011). Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention) (Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga). Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 13(2), 124--134.

Tyas, E. H. (2019). Menggapai Mimpi Melalui Entrepreneurship (Sunarto, Ed.; 1st ed.). UKI Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun