Mohon tunggu...
Widya Sandrila
Widya Sandrila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Memiliki hobi menulis sejak duduk di bangku SMP.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Awal Munculnya Kelompok ISIS

1 Januari 2024   23:17 Diperbarui: 1 Januari 2024   23:19 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ISIS, atau Negara Islam Irak dan Suriah, merupakan kelompok militan yang muncul pada tahun 2013 dari sisa-sisa al-Qaeda di Irak. Kelompok ini bertujuan untuk mendirikan kekhalifahan, atau negara Islam, di wilayah tersebut. ISIS bertanggung jawab atas berbagai kekejaman, termasuk eksekusi massal, pemenggalan kepala, dan perbudakan perempuan dan anak-anak. Kelompok ini juga mengaku bertanggung jawab atas beberapa serangan teroris di seluruh dunia, termasuk serangan Paris tahun 2015 dan serangan bandara Istanbul tahun 2016. 

ISIS telah menjadi sasaran operasi militer intensif yang dilakukan oleh berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Rusia, dan Irak. Pada tahun 2017, kelompok tersebut kehilangan kendali atas benteng besar terakhirnya di Irak, dan pada tahun 2019, pemimpinnya, Abu Bakr al-Baghdadi, terbunuh dalam operasi militer AS. Meskipun mengalami kemunduran, kelompok ini terus melakukan serangan dan mempertahankan kehadirannya di wilayah tersebut. 

Munculnya ISIS disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk kekosongan kekuasaan yang disebabkan oleh invasi AS ke Irak pada tahun 2003, ketegangan sektarian antara Muslim Sunni dan Syiah, dan penggunaan media sosial yang efektif oleh kelompok tersebut untuk merekrut pejuang dan menyebarkan pesan-pesan mereka. Kelompok ini juga didanai melalui berbagai cara, termasuk penjualan minyak dan pemerasan. 

Komunitas internasional mengutuk ISIS dan tindakannya, dan berbagai upaya telah dilakukan untuk melawan propaganda dan upaya perekrutan kelompok tersebut. Namun, ideologi dan pengaruh kelompok tersebut terus menimbulkan ancaman terhadap stabilitas di kawasan dan sekitarnya. 

Di Indonesia, pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah penyebaran ideologi dan aktivitas ISIS. Pada tahun 2015, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan tujuh instruksi untuk mencegah kelompok tersebut memasuki negaranya, dan pemerintah telah bekerja sama dengan para pemimpin agama dan organisasi masyarakat sipil untuk mempromosikan toleransi dan melawan narasi ekstremis. Meskipun terdapat upaya-upaya ini, terdapat laporan mengenai warga Indonesia yang bergabung dengan ISIS dan melakukan serangan di wilayah tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun